unit seluruhnya.
Contoh diagram pareto dapat dilihat pada Gambar 3.1
Gambar 3.1. Diagram Pareto
3.3. Konsep Dasar
Lean
3
Lean dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan sistemik dan sistematik
untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan waste atau aktivitas – aktivitas yang tidak bernilai tambah non-value-adding activities melalui
peningkatan terus – menerus secara radikal radical continues improvement dengan cara mengalirkan produk material, work inprocess, output dan informasi
Lean adalah suatu upaya terus-menerus untuk menghilangkan pemborosan
waste dan meningkatkan nilai tambah value added produk barang dan atau jasa agar memberikan nilai kepada pelanggan customer value. Tujuan Lean
adalah meningkatkan terus-menerus customer value melalui peningkatan terus menerus rasio antara nilai tambah terhadap waste the value-to-waste ratio.
3
Michael L. George, 2003. Lean Six Sigma For Service, New York: Mc Graw Hill. Hal. 6-7
Universitas Sumatera Utara
menggunakan sistem tarik pull system dari custommer internal maupun eksternal untuk mengejar keunggulan dan kesempurnaan.
3.4. Konsep Dasar
Six Sigma
4
Sigma
Six sigma merupakan sebuah konsep bisnis yang berusaha untuk
menjawab permintaan pelanggan terhadap kualitas yang terbaik dan proses bisnis yang tanpa cacat. Kepuasan pelanggan dan peningkatannya menjadi prioritas
tertinggi, dan Six sigma berusaha menghilangkan ketidakpastian pencapaian tujuan bisnis. Siklus Six-Sigma dipakai untuk membangun continous process
improvement .
Six Sigma adalah suatu upaya terus-menerus continuous improvement
efforts untuk menurunkan variasi dari proses, sehingga meningkatkan kemampuan proses dalam menghasilkan produk barang danatau jasa yang
bebas kesalahan zero defects. Proses Six Sigma adalah proses yang hanya menghasilkan 3,4 DPMO Defect Per Million Opportunity. Berikut level Sigma
dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Level Sigma Cacat dalam persentase
Cacat dalam sejuta kesempatan DPMO
1 69
691.462 2
31 308.538
4
Peter S. Pande, Neuman, Robert P.,Cavanagh, Roland R, The Six Sigma Way, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2009, hal. 237-246
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Level Sigma Sigma
Cacat dalam persentase Cacat dalam sejuta
kesempatan DPMO
3 6,7
66.807 4
0,62 6.210
5 0,023
233 6
0,00034 3.4
Perhitungan DPMO dan Tingkat Sigma untuk data atribut dapat dilakukan sesuai langkah-langkah perhitungan berikut ini:
1. Defect Per Unit DPU ukuran ini merefleksikan jumlah rata-rata dari semua jenis
cacat terhadap jumlah total unit dari unit yang dijadikan sampel.
Dimana: D= jumlah defective atau jumlah kecacatan yang terjadi dalam proses produksi
U= jumlah unit yang diperiksa
2. Defect Per Opportunity DPO menunjukkan proporsi cacat atas jumlah total peluang
dalam sebuah kelompok.
Dimana: OP Opportunity = Karakteristik yang berpotensi untuk menjadi cacat
3. Defect Per Million Opportunities DPMO mengindikasikan berapa banyak cacat
akan muncul jika ada satu juta peluang.
DPMO = DPO x 1.000.000
Universitas Sumatera Utara
4. Mengkonversikan nilai DPMO menggunakan Tabel konversi untuk mengetahui
proses berada pada tingkat Sigma berapa. 5.
Perhitungan tingkat Sigma dapat dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel yaitu dengan menggunakan formula berikut ini:
NORMINSV1-DPMO1.000.000 + 1,5
3.5. DMAIC