Batas – batas kontrol merupakan batas kontrol apakah “seragam” atau tidak. Jika semua rata-rata subgroup sudah berada dalam batas kontrol, maka
dapat dihitung banyaknya pengukuran yang diperlukan dengan menggunakan rumus kecukupan data. Rumus yang digunakan adalah :
N’ = Jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan
s = Tingkat ketelitian
k = Diperoleh dari Tabel distribusi normal
Jika tingkat kepercayaan 99 maka k = 3 Jika tingkat kepercayaan 95 maka k = 1,96 = 2
Jika tingkat kepercayaan 68 maka k = 1 x
= Waktu pengamatan N
= Jumlah pengamatan yang telah dilakukan N’ N berarti data sudah representatif
Pada pengujian kecukupan data ini, jika N N maka data dinyatakan cukup dan sebaliknya jika N N maka data yang diambil belum cukup sehingga
harus melakukan penambahan jumlah data sebagai sampel.
3.5.2.2 .Rating Factor dan Allowance
10
Rating factor adalah faktor yang diperoleh dengan membandingkan kecepatan bekerja dari seorang operator dengan kecepatan kerja normal menurut ukuran
penelitipengamat. Rating factor pada dasarnya digunakan untuk menormalkan waktu
10
Iftikar Z. Sutalaksana, Ibid. hal. 138-154
Universitas Sumatera Utara
kerja yang diperoleh dari pengukuran kerja akibat tempo atau kecepatan kerja operator yang berubah-ubah.
1. Jika operator dinyatakan terampil, maka rating factor akan lebih besar dari 1
Rf l. 2.
Jika operator bekerja lamban, maka rating factor akan lebih kecil dari 1 Rf l.
3. Jika operator bekerja secara normal, maka rating factornya sama dengan 1
Rf = 1. Untuk kondisi kerja dimana operasi secara penuh dilaksanakan oleh mesin operating atau machine time maka waktu yang diukur dianggap
waktu yang normal. Pemberian nilai rating dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah
satunya yaitu dengan Westing House System Rating. Ada 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yakni:
1. Skill
keterampilan adalah kemampuan untuk mengikuti cara kerja yang ditetapkan secara psikologis.
2. Effort
usaha adalah kesungguhan yang ditunjukkan oleh pekerja atau operator ketika melakukan pekerjaannya.
3. Condition
kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, temperatur dan kebisingan ruangan.
4. Consistency
konsistensi, faktor ini perlu diperhatikan karena angka-angka yang dicatat pada setiap pengukuran waktu tidak pernah semuanya sama.
Allowance atau kelonggaran diberikan untuk tiga hal adalah sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi
Kebutuhan pribadi disini antara lain berupa kegiatan seperti minum sekadarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap
dengan teman sekerja sekadar untuk menghilangkan ketegangan dalam kerja. 2.
Kelonggaran untuk menghilangkan fatique Rasa lelah tercermin dari menurunnya hasil produksi baik jumlah maupun
kualitas. Jika rasa lelah telah datang dan pekerja harus bekerja untuk menghasilkan performance normalnya, maka usaha yang dikeluarkan pekerja
lebih besar dari normal dan ini akan menambah lelah. Adapun hal-hal yang diperlukan pekerja untuk menghilangkan lelah adalah melakukan peregangan
otot, pergi keluar ruangan untuk menghilangkan lelah dan lain sebagainya. 3.
Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tak terhindarkan Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak akan lepas dari hambatan
yang tidak dapat dihindarkan karena berada diluar kemampuan pekerja untuk mengendalikannya. Beberapa contoh keterlambatan yang tak dapat
dihindarkan antara lain menerima petunjuk dari pengawas, melakukan penyesuaian mesin, pemadaman aliran listrik oleh PLN, dan lain sebagainya.
3.5.2.3.Perhitungan Waktu Normal
11
Perhitungan waktu normal dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata yang diperoleh dari data pengamatan dengan rating factor. Dalam
penelitian ini, penentuan rating factor yang diberikan menggunakan cara
11
Iftikar Z. Sutalaksana, Ibid. hal. 138-154
Universitas Sumatera Utara
Westinghouse dimana penilaian dilakukan terhadap 4 faktor yang dianggap
menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi.
Rating factor = 1 + Westinghouse factor
Wn = Wt x Rf Dimana :
Wn = waktu normal
Wt = waktu terpilih waktu rata-rata setelah data seragam dan cukup
Rf = rating factor
3.5.2.4.Perhitungan Waktu Baku
12
Waktu baku penyelesaian pekerjaan adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan
dalam sistem kerja terbaik. Untuk menghitung waktu baku, maka digunakan rumus dibawah ini :
Waktu Baku Wb = Wn x 100100 −All
Dimana, Wb
= Waktu baku operator Wn
= Waktu normal All
= kelonggaran
12
Iftikar Z. Sutalaksana, Ibid. hal. 138-154
Universitas Sumatera Utara
3.5.2.5.Perhitungan Metrik of Time Efficiency
13
1. Perhitungan process cycle efficiency
Tujuan dari tools ini adalah untuk memperbaiki waktu dan energi yang dikeluarkan selama proses berlangsung. Tiga perhitungan metrik ini menjelaskan
membantu dalam mengidentifikasi sumber terjadinya inefficiency. Perhitungan metrik lean terdiri dari perhitungan process cycle efficiency, process velocity dan
process lead time .
Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk mendapatkan nilai process cycle efficiency
:
2. Perhitungan process lead time
Satu komponen dalam menghitung process cycle efficiency yaitu process lead time.
Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk mencari process lead time
:
Untuk memperbaiki process lead time maka harus mengatur process cycle
efficiency termasuk meningkatkan kapasitas dan mengurangi time in process
atau work in process.
13
Michael L. George, Rowlands, David Rowlands, Mark Price dan John Maxey, The Lean Six Sigma Pocket Toolbook, New York: McGraw-Hill, hal. 201-202.
Universitas Sumatera Utara
3.5.2.6. Pengukuran