Penentuan frekuensi diare HASIL DAN PEMBAHASAN

41 85-120, defekasi lembek terjadi pada menit 135-205 dan defekasi normal terjadi pada menit 224-250 . Pada kelompok dosis 25 mgkg bb, defekasi berlendir terjadi pada menit 58-133, defekasi lembek terjadi pada menit 144-293 dan defekasi normal terjadi pada menit 321-343. Pada kelompok dosis 50 mgkg bb, defekasi berlendir terjadi pada menit 55-148, defekasi lembek terjadi pada menit 137-266 dan defekasi normal terjadi pada menit 252-320. Pada kelompok dosis 75 mgkg bb, defekasi berlendir terjadi pada menit 88-136, defekasi lembek terjadi pada menit 141-233, dan defekasi normal terjadi pada menit 229-258. Pada kelompok dosis 100 mgkg bb, defekasi berlendir terjadi pada menit 88-144, defekasi lembek pada menit 140-180 dan defekasi normal terjadi pada menit 193-240. EEDG dosis 75 mgkg bb dapat membentuk defekasi normal yang tidak berbeda signifikan p0,05 dengan kelompok pembanding. Pada hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa semakin cepat terbentuk defekasi normal, maka semakin kuat efek anti diare yang dimilikinya.

4.4.3 Penentuan frekuensi diare

Pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.4, terlihat hubungan antara dosis dengan frekuensi diare pada hewan uji setelah pemberian EEDG. Terlihat pada Lampiran 16, halaman 69. Tabel 4.7 Hasil analisis data frekuensi diare Keterangan: OR : oleum ricini; EEDG : ekstrak etanol daun gambir SD : standar deviasi No Kelompok Frekuensi ± SD 1 OR + CMC 1 bb 6,83 ± 0,75 2 OR + Loperamid HCl 1 mgkg bb 3,00 ± 0,63 3 OR + EEDG 25 mgkg bb 5,33 ± 0,81 4 OR + EEDG 50 mgkg bb 5,66 ± 0,51 5 OR + EEDG 75 mgkg bb 3,50 ± 0,54 6 OR + EEDG 100 mgkg bb 2,83 ± 0,75 Universitas Sumatera Utara 42 Hasil pengujian EEDG terlihat adanya perubahan yang nyata p0,05 terhadap frekuensi diare yang di hasilkan oleh kelompok kontrol 6,83 ± 0,75 kali. Kelompok dosis 75 mgkg bb menyebabkan penurunan frekuensi diare 3,50 ± 0,54 kali yang sebanding dengan kelompok pembanding 3,00 ± 0,63 kali lebih kecil daripada kelompok dosis 25 mgkg bb 5,33 ± 0,81 kali dan 50 mgkg bb 5,66 ± 0,51 kali, tetapi dengan pemberian dosis 100 mgkg bb frekuensi diare yang ditimbulkan lebih sedikit daripada kelompok pembanding yaitu 2,83 ± 0,75. Terlihat pada Lampiran 17, halaman 75. Gambar 3.4 Grafik frekuensi diare Pada hasil analisis statistik anava p0,05 di lanjutkan uji beda rata-rata Duncan, frekuensi diare menunjukkan hasil kelompok kontrol berbeda signifikan terhadap masing-masing kelompok. Efek yang tidak berbeda signifikan di hasilkan kelompok pembanding, dosis 75 dan 100 mgkg bb, juga kelompok dosis 25 dan 50 mgkg bb yang tidak berbeda signifikan. Hasil yang di peroleh menunjukkan semakin tinggi frekuensi terjadinya diare maka efek antidiare akan 1 2 3 4 5 6 7 8 OR + CMC 1 bb OR + Loperamid 1 mgkg bb OR + EEDG 25 mgkg bb OR + EEDG 50 mgkg bb OR + EEDG 75 mgkg bb OR + EEDG 100 mgkg bb W a k tu Kelompok Frekuensi diare vs waktu Universitas Sumatera Utara 43 semakin lemah, begitu juga sebaliknya semakin rendah frekuensi terjadinya diare maka efek antidiare akan semakin kuat. Terlihat pada Lampiran 19, halaman 81.

4.4.4 Penentuan lama terjadinya diare