61 ―waktu itu dek memang terbatas kali, disana rumah sakit pun gak
ada yang kasi tau kakak, lain kali kalau kek gitu kakak tanya sama orang itu cemana-cemananya sama kakak usahakan juga hadir di
puskesmas waktu imunisasi atau apalah biar dapat keterangan tentang cemana menyusui yang benar dan makanan yang kekmana
aja yang boleh dikasi.‖ Secara umum pendapat informan ini menggambarkan suatu keterbukaan
akan pengetahuan yang selama ini tidak diketahui untuk mencari jalan agar dapat mengetahui mengenai tata cara pemberian air susu dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan usaha kesehatan ketika ibu menyusui. Menurut kesimpulan peneliti, orang tua adalah orang yang dianggap
berpengalaman dalam memberikan nasehat, termasuk nasehat memberikan makanan tambahan pada bayi karena bayi yang diberi makanan tambahan akan
terlihat lebih gemuk karena merasa kenyang dan apabila terjadi suatu penyakit pada cucunya, mereka memberikan sesuatu ramuan yang sudah mereka percaya
untuk mengatasi penyakit – penyakit yang muncul.
Hal tersebut diatas adalah salah satu pemahaman kebudayaan yang seharusnya tidak benar namun dibenarkan karena yang memberikan nasehat
dianggap sudah sepenuhnya benar atas tindakannya tersebut.
3.4.2 Pengetahuan Ibu Siti
Informan ibu Siti yang berumur 27 tahun memiliki tiga orang anak dan satu diantaranya adalah bayi perempuan yang berumur 7 bulan 12 hari, dan dalam
prakteknya ibu Siti 27 tahun memberikan ASI kepada bayi perempuannya serta juga turut memberikan asupan lain berupa air putih kepada bayi perempuannya itu
sebagai bagian dari asupan bayi.
Universitas Sumatera Utara
62 Pemberian air putih kepada bayi perempuannya oleh informan ibu Siti 27
tahun sebagaimana diungkapkan dalam wawancara kepada peneliti : ―ya kakak kasi air putih lah, orang anak kakak haus, kakak kan
juga harus kerja kek ginilah jualan bakso kan sekalian sama jaga anak ... kalau lagi sepi kakak nyusui juga kalau udah waktu-
waktunya.‖ Keterangan informan ini mendeksripsikan kondisi dan situasi yang harus
dihadapi oleh informan selama memberikan ASI kepada bayinya tersebut, keterbatasan fisik yang dimiliki oleh informan menyebabkan informan
memberikan asupan lain selain ASI Eksklusif. Dalam kenyataannya, informan juga memberikan ASI Eksklusif kepada
bayi perempuannya pada waktu- waktu tertentu yang dianggap sebagai ―jam
makan‖ namun informan juga turut memberikan asupan lain berupa air putih kepada bayi perempuannya pada beberapa kesempatan yang dianggap informan
tidak dapat dapat memberikan ASI Eksklusif, hal ini setidaknya sejalan dengan pendapat Maryunani 2012 yang mengatakan bahwa terdapat beberapa hal yang
menghambat pemberian ASI oleh ibu menyusui, yaitu kurangnya persiapan fisik dan mental ibu serta kuranganya daya dukung laktasi di tempat kerja.
Ibu Siti 27 tahun mengatakan bahwa kondisi waktu yang tidak sesuai antara pekerjaan dan waktu menyusui menjadi suatu kendala :
―kalau kondisi lagi rame ya cemanalah mau dibuat, kan gak enak aja kalau kakak sambil jualan juga menyusui anak kakak. Kadang
ya itu tadi gak bisa juga dipaskan waktunya kapan anak kakak mau menyusui k
apan orang rame pembeli datang kemari.‖ Ibu Siti 27 tahun juga menambahkan bahwa :
―kalau maunya ya kakak kasi ASI Eksklusif, sebelum-sebelumnya anak kakak juga kakak kasi ASI Eksklusif juga tapi yang ini bayi
Universitas Sumatera Utara
63 perempuan udah makin rame jadi agak susah kakak kalau mau
menyusui.
Selain itu, informan juga mengutarakan bahwa pemberian ASI Eksklusif sebagaimana yang diberikannya kepada dua orang anak lainnya sesuai dengan tata
cara pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan tanpa pemberian asupan lainnya, namun pengalaman di kehidupan memberikan pengetahuan bagi
informan bahwa memberikan asupan lain, seperti air putih tidak menyebabkan efek samping bagi bayi yang mengkonsumsinya, secara lengkap informan
mengatakan : ―Kalau dulu kakak kasi ASI Eksklusif, tapi kakak liat anak Yuni itu
dikasi air putih besar juganya gak kenapa-kenapa, orang-orang ini pun tetangga juga pernah ngasi anaknya minum air putih waktu
masih bayi ... ya kakak rasa tergantung anaknya juga sih.‖ Pemahaman informan mengenai pemberian ASI Ekslusif kepada anak
hingga usia enam bulan pertama ditilik dari sisi kesehatan sudah sesuai dengan memberikan ASI Eksklusif hingga pada kurun waktu enam bulan namun informan
juga memberikan air putih sebagai asupan pendamping ASI dikarenakan pengetahuan yang berkembang di masyarakat melakukan hal tersebut dan
dianggap sebagai suatu bentuk perilaku yang ―benar‖ dan didukung pula dengan kenyataan yang terlihat secara kasat mata bahwa anak-anak yang pernah diberi
asupan air putih tidak mengalami kejadian yang luar biasa pada kesehatannya. Hal ini menjadikan pengetahuan mengenai ASI Eksklusif dalam kehidupan
masyarakat luas terutama masyarakat di Desa Lalang merupakan pengetahuan yang dinamis sejalan dengan kehidupan masyarakat setempat namun kurang pada
sisi pemahaman kesehatan yang tidak secara sempurna sampai pada mereka.
Universitas Sumatera Utara
64 Ketika peneliti menanyakan lebih lanjut mengenai fungsi dan kegunaan
ASI Eksklusif, informan memberikan keterangan yang sesuai dengan tata cara kesehatan dan terkadang ditingkahi dengan pengetahuan secara kultural yang
kadang kala mendukung kegiatan menyusui ASI Eksklusif dan adapula yang bertentangan dengan pemberian ASI Eksklusif, sebagaimana diungkapkan oleh
ibu Siti 27 tahun : ―kalau dulu-dulu setau kakak dikasi air tajin kalau gak ada air ASI,
sekarang pun kakak liat masih ada yang ngasi kek gitu tapi kakak gak pernah ngasi gitu sama anak kakak takutnya kenapa-napa, kan
itu air campuran jadi agak takut juga kakak ngasinya ... kalau ASI Eksklusif ya itu menyusui selama enam bulan, di puskesmas
seringnya itu dibilang tapi kakak gak pernah ―ngeh‖ kalau itu betul-
betul ngaruh sama perkembangan bayi.‖ Pengetahuan mengenai ASI Eksklusif di tingkat masyarakat sudah menjadi
pengetahuan yang umum namun kadangkala terdistorsi oleh pengetahuan lain yang berkembang dalam masyarakat dikurangi-berkembang dan pada sisi lain
hal ini menjadikan pemberian ASI Eksklusif sebagai pengetahuan yang dibentuk secara kultural dan tidak secara natural, sebagaimana diungkapkan oleh Carter
Bartlett, 2005:17 : ―for a number of women, childbirth was extremely ―unnatural‖ and
afterwards, some, at least in the earlier period, were seemingly almost coerced into ―natural feeding‖, in a highly medicalised
hospital setting. In this way women chose ―unnatural feeding‖ in order to defend themselves from the ―unnatural‖ hospital intrusions
and relations.‖ Pengalaman dan pengetahuan informan mengenai pemberian ASI
Eksklusif kepada bayi yang ditambah dengan asupan lainnya, seperti air putih, madu, air tajin dan lainnya merupakan suatu pemahaman yang didapat tidak
hanya karena naluri seorang ibu yang dipengaruhi oleh faktor kematangan usia
Universitas Sumatera Utara
65 dalam melahirkan dan pendidikan, melainkan juga turut dipengaruhi oleh faktor
keluarga terdekat dalam hal ini orangtua serta lingkungan. Pola kehidupan dan pembagian waktu turut memiliki peran dalam
pemberian ASI Eksklusif oleh ibu menyusui, pada banyak kasus ibu menyusui tidak hanya memberikan ASI Eksklusif melainkan juga ditambah dengan asupan
lainnya diluar apa yang ditetapkan sebagai ASI Eksklusif kecuali obat hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman pembagian waktu dan pola pekerjaan dalam
kehidupan.
Universitas Sumatera Utara
66
BAB IV ASI EKSKLUSIF DAN KEBUDAYAAN
Pemberian ASI Eksklusif tidak hanya suatu perilaku yang dilakukan secara natural dan insting seorang ibu yang melahirkan bayi, terdapat hal lainnya yang
mempengaruhi perilaku tersebut. Kebudayaan sebagai pandangan hidup masyarakat memiliki beberapa pengetahuan yang menuntun perilaku tersebut dan
membentuk perilaku tersebut dalam konteks proses kehidupan seorang perempuan menjadi seorang ibu, dan terdapat pula aspek kehidupan yang ikut menjadi
pendorong kegiatan menyusui menjadi suatu kegiatan kultural yang saling berkaitan antara satu sama lain.
4.1 Pemberian ASI Eksklusif dan Pemahaman Kultural
Tradisi bahasa latin: traditio , ―diteruskan‖ atau kebiasaan, dalam
pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya
dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi
kegenerasi baik tertulis maupun sering kali lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah.
Pemahaman kultural dan kesehatan adalah suatu kesepahaman antara upaya-upaya kesehatan yang dibangun dalam terminologi kebudayaan, dan secara
Universitas Sumatera Utara