commit to user
28
4 Pengorganisasian 5 pemeran
c Aspek psikomotor adalah kemampuan yang mengutamakan gerak perilaku yang melibatkan pemahaman yang dimiliki. Aspek
psikomotor memiliki jenjang: 1 Persepsi
2 Kesiapan 3 Respon
4 Mekanisme 5 respon kompleks
6 penyesuaian 7 kreatifitas
Dari beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat penulis simpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang
diperoleh siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran berupa perubahan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
b. Faktor Pengaruh Strategi Pembelajaran
Hasil belajar juga disebut prestasi belajar diperoleh dari proses belajar yang terungkap melalui evaluasi belajar. Hasil belajar dipengaruhi dan
tergantung beberapa faktor. Menurut Carrol dalam Aziz Sappe 2006: 142 hasil belajar dalam suatu bidang bergantung kepada ketabahan atau
kesempatan untuk belajar dan relatif terhadap bakat pada suatu bidang studi, di samping itu dipengaruhi pula oleh beberapa hal yang minat, sikap, perhatian
dan motivasi. Motivasi belajar biasanya sangat tergantung pula pada pendekatan dan model belajar yang digunakan dalam proses belajar, karena itu
pendekatan berkaitan erat pula dengan hasil belajar yang dicapai. Salah satu pendekatan yang diyakini dapat meningkatkan hasil belajar adalah cooperative
learning. Dalam kegiatan pembelajaran, guru hendaknya memilih dan
menggunakan strategi yang melibatkan siswa secara aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial terutama dalam proses
commit to user
29
pembelajaran Matematika. Dalam mengaktifkan siswa, guru dapat memberikan bentuk-bentuk soal yang mengarah pada jawaban
konvergen, disvergen terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban dan penyelidikan. Parwoto, 2007: 176
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemilihan strategi pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh dan menunjang
peningkatan hasil belajar siswa.
c. Hasil Belajar Anak Berkesulitan Belajar
Berdasarkan Hambatan dan Kebutuhan khusus Anak Berkesulitan HODMDU GL DWDV PHQXUXW 0XO\DGL ³DQDN EHUNHVXOLWDQ EHODMDU
menunjukkan beberapa ciri tingkah laku yang merupakan pernyataan manifestasi gejala kesulitan belajar di antaranya hasil belajar rendah di bawah
rata- UDWDNHODVGLEDQGLQJGHQJDQWHPDQODLQQ\D´+DOWHUVHEXWVHVXDLGHQJDQ
data yang penulis peroleh dari SD Negeri Kepatihan Surakarta pada tahun 2008 dimana menunjukkan 10 dari populasi mempunyai hasil belajar rendah
dan juga data dari SD Negeri Petoran Surakarta pada tahun pelajara 20102011 terdeteksi 54 siswa sekitar 11 yang mengalami kesulitan dalam belajar dan
kesemuanya mempunyai nilai yang lebih rendah dari teman lainya atau di bawah KKM SD Negeri Petoran Surakarta. Selain itu, sebuah penelitian yang
dilakukan Anton Sukarno 2006: 70 menunjukkan hasil 50 anak berkesulitan belajar berprestasi di bawah hasil belajar yang diharapkan.
Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, dapat penulis simpulkan bahwa hasil belajar anak berkesulitan belajar lebih rendah dibandingkan
dengan teman yang lain teman sekelas maka sesuai dengan karakteristik anak berkesulitan belajar yang mana menyebutkan bahwa salah satu
karakteristik anak berkesulitan belajar adalah mempunyai hasil belajar yang rendah dengan berbagai faktor penyebab yang salah satu di antaranya adalah
pemilihan dan penerapan strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran.
commit to user
30
3. Kajian tentang Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Pembelajaran Matematika
a.
Pengertian Strategi Pembelajaran
Made Wena 2009: 2 mengartikan strategi pembelajaran berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber dalam upaya membelajarkan
siswa. Sebagai suatu cara, strategi pembelajaran dikembangkan dengan kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk suatu bidang pengetahuan
tersendiri. Sebagai suatu bidang pengetahuan, strategi pembelajaran dapat dipelajari dan kemudian diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan sebagai suatu seni, strategi pembelajaran kadang-kadang secara implisit dimiliki oleh seorang tanpa pernah belajar secara formal tentang ilmu
strategi pembelajaran. Sedangkan Strichart, Stephen dan Mangrum II, Charles 1993: 1
mengatakan, strategi belajar membantu siswa menguasai informasi materi pelajaran dan membantu mereka menunjukkan penguasaan mereka dalam
berbagai cara. ³study strategies help student master subject matter
information and help them demonstrate their mastery in a variety of ways ´.
Hamzah Uno 2007: 1 dalam bukunya Model Pembelajaran mengemukakan beberapa pengertian strategi pembelajaran menurut beberapa
ahli, diantaranya sebagai berikut: a Kozna secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju
tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. b Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan
cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan
bahwa strategi pembelajaran dimaksud meliputi sifat lingkup dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman
belajar peserta didik.
commit to user
31
c Gropper mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Ia menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam
kegiatan belajarnya harus dapat dipraktekkan. Lain halnya dengan Iskandarwassid dan Dadang Sunendar 2008: 8
dalam bukunya Strategi Pembelajaran Bahasa mengemukakan beberapa pengertian strategi pembelajaran menurut beberapa ahli, diantaranya sebagai
berikut: a Menurut Subyantoro dkk, strategi belajar mengacu pada perilaku dan
proses berfikir yang digunakan oleh peserta didik, yang mempengaruhi apa yang dipelajari, termasuk proses mememori dan
metakognitif. b Menurut Mujiono mengatakan bahwa strategi pembelajaran memiliki
dua dimensi sekaligus. Pertama, strategi pembelajaran pada dimensi perancangan. Kedua, strategi pembelajaran pada dimensi pelaksanaan.
c Menurut Zaini dan Bahri strategi pembelajaran mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha
mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan pembelajaran, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan
pengajar dan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Ada empat strategi dasar dalam pembelajaran, yaitu: 1 mengidentifikasi apa yang diharapkan,
2 memilih system pendekatan, 3 memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik
pembelajaran, 4 menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan.
commit to user
32
Menurut Deshler dan Schumaker dalam Parwoto 2007: 95 tentang strategi pembelajaran adalah teknik-teknik, prinsip-prinsip, atau aturan-aturan
yang memungkinkan siswa untuk belajar, memecahkan masalah, dan menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri. Seel dan Richey mendefinisikan
strategi pembelajaran sebagai rincian spesifikasi dari seleksi pengurutan peristiwa dan kegiatan dalam pelajaran. Sedangkan Dick dan Carey
mengatakan bahwa strategi pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set materi pembelajaran dan prosedur yang akan digunakan
bersama materi tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa. Jika dikaitkan dengan konteks pembelajaran, strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai berikut: a Sistem pendekatan belajar-mengajar utama yang dipandang paling
efektif guna mencapai sasaran tersebut, sehingga dapat dijadikan pegangan oleh para guru dalam merencanakan dan mengorganisasikan
kegiatan belajar-mengajar atau pengalaman belajar learning experience siswa
b Prosedur, metode dan teknik pembelajaran teaching method yang dapat dijadikan pegangan oleh para guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran Parwoto, 2007: 95. Strategi pembelajaran berkenaan dengan bagaimana penyajian materi
pelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar. Suatu pembelajaran harus memenuhi kriteria:
a Daya tarik b Daya guna efektivitas
c Hasil guna efisiensi Strategi pembelajaran adalah suatu cara yang dipilih pendidik untuk
membantu peserta didik dalam mencapai tujuan seperti memecahkan masalah dan menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri.
commit to user
33
b.
Pengertian Tutor Sebaya
Sebelum membahas tutor sebaya alangkah baiknya kita membahas pembelajaran kooperatif cooperative learning karena tutor sebaya termasuk
dalam pembelajaran kooperatif. Lie dalam buku Isjoni 2010: 16 menyebutkan:
Cooperative learning dengan istilah gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Lebih jauh dikatakan, cooperative learning hanya berjalan kalau sudah terbentuk
suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah
anggota kelompok pada umumnya terdiri atas 4-6 orang saja.
Pembelajaran Kooperatif merupakan pendekatan alternatif baru dalam sistem kelas reguler yang mendukung penyerapan antara siswa berkebutuhan
khusus dengan siswa normal lainnya dalam pembelajaran yang mana kedua- duanya juga sama berpeluang mengalami kesulitan belajar. Pembelajaran
kooperatif melibatkan sebuah pendekatan tim untuk mendukung siswa yang GLSDGXNDQDQWDUDDQDNEHUNHEXWXKDQNKXVXVGHQJDQVLVZDODLQ\DQJ³QRUPDO´
Hal ini disampaikan oleh Parwoto 2007: 107. 6ODYLQ GDODP ,VMRQL PHQ\HEXWNDQ ³cooperative learning
merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, di mana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam
kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya peer tutoring
´ Dari segi bahasa, sesuai yang dimuat dalam Kamus Besar Bahasa
,QGRQHVLD NDWD WXWRU PHPSXQ\DL DUWL ³RUDQJ \DQJ PHPEHUL SHODMDUDQ PHPELPELQJNHSDGDVHVHRUDQJDWDXVHMXPODKNHFLOVLVZD´
Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono 2004: 184 ³7XWRU DGDODK VLVZD \DQJ VHED\D \DQJ GLWXQMXN DWDX GLWXJDVNDQ membantu
temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan antara guru dan VLVZD´
commit to user
34
Kata sebaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti sama umurnya tuanya. Istilah tutor sebaya karena yang menjadi tutor adalah
siswa yang mempunyai umur atau usia yang hampir sama atau sebaya. Istilah LQLXQWXNPHPEHGDNDQ³WXWRUVHUXPDK´\DLWXSHQJDMDUDQ\DQJGLODNXNDQROHK
orang tua, kakak atau anggota keluarga yang lain yang bertempat tinggal serumah dengan siswa tersebut. Selain itu dapat juga untuk membedakan
dengan tutor yang dilakukan oleh staf pengajar yang lain bukan dari siswa. ,VFKDN6:GDQ:DUMLPHQJDUWLNDQWXWRUVHEDJDL³RUDQJ
yang memberikan bimbingan belajar kepada siswa yang mengalami kesulitan EHODMDU´LMHODVNDQMXJDEDKZD para siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami bahan yang dipelajarinya, mendapat bantuan dari teman sekelasnya sendiri yang telah tuntas mastery terhadap bahan tersebut.
LMHODVNDQ MXJD ROHK 2UQVWHLQ HW DO ³peer tutoring is assignment of students to help one another on a one-to-one basis or in small
groups in a variety of situations ´ 0HQXUXW GLD WXWRU VHED\D DGDODK
menugaskan seorang siswa untuk menolong temannya. Siswa yang ditugasi untuk menolong siswa lain temannya merupakan siswa yang sudah paham
materi spesifik sudah tahu pelajaran sepenuhnya tuntas dan telah memahami pelajaran yang telah diajarkan akan dipasangkan dengan siswa
\DQJPHPEXWXKNDQEDQWXDQ³A student who has mastered specific material or who has completed a lesson and has shown understanding of the material
is paired with a student who needs help ´
Sejalan dengan pemikiran yang lain, Orlich et al 1998: 267 mendefinisikan Tutor sebaya sebagai strategi yang paling sering digunakan
untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar atau kesulitan dalam pengolahan informasi dengan setingan kelompok sangat kecil biasanya empat
atau lebih sedikit dan berfokus pada kisaran yang sempit bahan. Dijelaskan juga bahwa strategi tutor sebaya banyak digunakan guru seperti mata pelajaran
membaca, matematika, ekonomi rumah, seni, dan bisnis untuk instruksi perbaikan.
commit to user
35
Dari beberapa pengertian diatas, dapat penulis simpulkan bahwa Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak
digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa student oriented, terutama untuk mengatasi permasalahan yang
ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Tutor sebaya
merupakan pendekatan kooperatif bukan kompetitif termasuk dalam salah satu model pembelajaran cooperative learning, jigsaw, yang mana pelaksanaannya
dalam bentuk kelompok yang terdiri dari 4-6 orang dengan kemampuan akademik yang heterogen. Tutor sebaya lebih menekankan kerja sama,
antarsiswa, kelas dibagi menjadi kelompok belajar yang terdiri dari siswa- siswa yang bekerja sama dalam suatu perencanaan kegiatan mengajar dengan
tutor sebaya. Setiap kelompok diharapkan dapat saling bekerja sama secara sportif satu sama lain dan bertanggung jawab kepada dirinya maupun kepada
anggota dalam satu kelompok. Tujuannya untuk membantu memenuhi kebutuhan siswa dengan cara memberdayakan kemampuan siswa yang
memiliki daya serap tinggi untuk melatih teman-teman yang belum faham. Istilah tutor digunakan untuk anak yang berperan sebagai guru sedangkan
tutee adalah siswa lain yang berkesulitan belajar.
1 Macam-macam Tutor Sebaya
Menurut Ornstein et al 2000: 320 ada 3 jenis peer tutoring, yaitu: a Students tutor other whithin the same class
Tipe ini baik tutor maupun tutee dalam satu kelas yang sama. b Older students tutor students in lower grades outsiteof class
Tipe ini mempunyai ciri tutor lebih tua usia jenjang sedangkan tutee usia jenjang di bawah tutor
c Two student work together and help each other as equals whit learning activities
Jenis ini dua siswa bekerja sama untuk saling membantu
commit to user
36
Lain halnya dengan Miller, April. D et al tanpa tahun, mengelompokkan peer tutoring menjadi lima jenis diantaranya:
a Classwide peer tutoring Jenis ini menggambarkan sebuah kelas besar siswa tutee
banyak dengan satu orang tutor. b Cross-aged tutoring
Jenis ini mempunyai ciri tutor lebih tua dua tahun atau lebih dari sekolah yang sama
c One-to-one tutoring Jenis ini merupakan pasangan tutor dan tutee, dimana satu
tutor membimbing satu tutee d Small group instruction
Jenis ini berbentuk kelompok mengelompok e Home-based tutoring
Bimbingan ini dilaksanakan di rumah. Bisa orang tua sendiri atau saudara maupun orang lain dianggap sebagai pengajar.
2 Syarat Tutor
Adapun persyaratan yang harus diperhatikan sebelum menunjuk siswa menjadi seorang tutor menurut Soekarwati 1995: 22 syarat-syarat
tersebut meliputi : a Menguasai bahan yang akan disampaikan atau ditutorkan
b Mengetahui cara mengajarkan bahan tersebut c Memiliki hubungan emosional yang baik, bersahabat dan
menjunjung situasi tutoring d Siswa yang berprestasi akan lebih menunjang pelajaran dengan
metode ini karena siswa yang menjadi tutor tersebut lebih mempunyai kepercayaan diri.
commit to user
37
Menurut Suharsimi Arikunto 1992: 62-63 untuk menentukan siswa yang menjadi tutor perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai
berikut : a Dapat diterima atau disetujui oleh siswa yang mendapat program
perbaikan, sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya
b Dapat menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa yang menerima program perbaikan
c Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati sesama kawan d Mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk memberikan
bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya Sejalan dengan Soekarwati dan Suharsimi Arikunto, Ishack, S. W
dan Warji 1982: 44 juga memiliki persyaratan dalam menentukan tutor. Sebaiknya siswa mempunyai kriteria:
a Mendapat skor 75 atau lebih b Menguasai bahan yang akan ditutorkan
c Menguasai cara penyampaian bahan yang ditutorkan d Mempunyai hubungan yang baik, bersahabat, dan menunjang
situasi tutoring e Diterima dan disetujui oleh siswa yang akan ditutorkan
f Mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk memberi bantuan bimbingan.
Dari penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan syarat siswa yang dapat dijadikan tutor sebagai berikut:
a Diterima dan disetujui oleh semua pihak yang terlibat b Menguasai bahan yang akan ditutorkan
c Berprestasi d Tutor adalah siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata di
dalam kelas tersebut. Dapat dilihat dari prestasi hasil belajar yaitu rangking 1-5.
commit to user
38
e Mempunyai daya kreatifitas f Dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik
3 Kebaikan dan kelemahan Strategi Tutor Sebaya
Setiap metode ataupun strategi pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan strategi tutor sebaya. Dalam Taylor et al
2009: 122 menyatakan bahwa lebih banyak keuntungan dari pada kerugian ketika pembelajaran dilaksanakan dengan strategi tutor sebaya.
Adapun beberapa yang dapat ditangkap, diantaranya: a Tutor sebaya terlihat efektif untuk anak yang berkesulitan belajar,
baik di sekolah dasar ataupun di sekolah lanjutan. b Tutor sebaya terbukti dapat meningkatkan nilai akademik untuk
anak berkesulitan belajar dalam hal membaca, berbicara, berhitung, bersosialisasi, penggunaan tanda baca dan huruf kapital.
c Tutor sebaya juga dapat meningkatkan tingkah laku sosial positif dan memberi pengaruh positif untuk tutor sendiri maupun para
tutee. d Tutor sebaya dapat mengembangkan hubungan yang posifit dengan
anak berkesulitan belajar dan mengembangkan komunikasi serta interaksi.
Masih banyak orang yang mengakui bahwa tutor sebaya dapat membawa manfaat. Seperti yang disebutkan Mulyadi 2010: 86
menyebutkan beberapa keuntungan dari tutor sebaya sebagai berikut: a Tutor sebaya dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan
kepercayaan diri b Adanya hubungan yang lebih dekat dan akrap antara murid yang
dibantu dan tutor yang membantu c Manfaat bagi tutor sendiri adalah mendapat kesempatan utuk
pengayaan dalam belajar dan juga dapat menambah motivasi belajar
commit to user
39
Donald dan Roger dalam Ornstein et al 2000: 319-320 menyebutkan manfaat dari pelaksanaan peer tutoring.
They find these advanteges in peer tutoring: a Peer tutors are often effective in teaching students who do not
respond well to aduls. b Peer tutoring can develop a bond of friendship between the
tutor and tutee, which is important for integrating slow learners into the group.
c Peer tutoring allows the teacher to teach a large group of student, but still give slow learners the individuals attention
they need d Tutors benefit by learning to teach, a general skill that can be
useful in an adult society Manfaat atau kebaikan dari pembelajaran yang menggunakan
model tutor sebaya menurut Syaiful Bahri dan Azwan Zain 2002: 29 adalah :
a Ada kala hasilnya lebih baik beberapa anak yang mempunyai perasaan takut atau enggan terhadap gurunya
b Bagi siswa yang menjadi tutor, kegiatan tutoring ini akan mempunyai akibat memperkuat konsep yang sedang dibahas
dengan memberitahukan kepada siswa lain maka seolah-olah ia menelaah serta menghafal kembali
c Bagi siswa yang menjadi tutor, kegiatan tutoring merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam
mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran d Mempercepat hubungan antar sesama siswa sehingga mempertebal
perasaan sosial Kelemahan atau kesulitan metode tutor sebaya menurut Syaiful
Bahri dan Azwan Zain 2002: a Siswa yang dibantu sering kali belajar kurang serius karena hanya
berhadapan dengan kawannya sehingga hasilnya kurang memuaskan
commit to user
40
b Ada beberapa anak yang malu bertanya karena takut rahasianya diketahui oleh kawannya
c Pada kelas-kelas tertentu model ini sukar dilaksanakan karena perbedaan kelamin antar tutor dengan siswa yang diberi materi
pelajaran d Tidak semua siswa yang pandai atau cepat tempo belajarnya dapat
mengajarkan kembali kepada kawan-kawannya Dari kebaikan dan kelemahan metode tutor sebaya di atas, dapat
penulis simpulkan bahwa setiap metode atau strategi pembelajaran mempunyai kelemahan dan kelebihan. Tutor sebaya mempunyai kelebihan
sebagai berikut: a Efektif dalam pembelajaran
b Meningkatkan hasil belajar, rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri
c Mengembangkan hubungan yang positif d Bagi siswa yang menjadi tutor, dapat memperkuat konsep dan
melatih kepemimpinan e Mempertebal perasaan sosial
f Interaksi antarsiswa lebih baik serta siswa lebih aktif. Adapun kelemahan dari strategi tutor sebaya
a Siswa yang dibantu tutee sering mengabaikan karena berhadapan dengan teman sendiri
b Malu bertanya karena tidak ingin rahasia diketahui temannya c Jarang dilaksanakan karena sulit menemukan siswa yang loyal
4 Pelaksanaan Tutor Sebaya
³DODP SHODNVDQDDQQ\D WXWRU DGDODK VLVZD \DQJ PHPLOLNL kemampuan di atas teman yang lainnya, serta memiliki persyaratan
commit to user
41
kepribadian yang baik, luwes, menyenangkan, ulet, sabar, dan ikhlas GDODPPHPEHULNDQEDQWXDQNHSDGDWHPDQQ\D´6LWLDGKLODK.
,VFKDN 6 : GDQ :DUML PHQMHODVNDQ ³VHEHOXP melaksanakan tutoring bimbingan, guru hendaknya memberikan
SHQJDUDKDQNHSDGDWXWRUVHED\D\DQJGLWXQMXN´ Strategi tutor sebaya dapat berjalan efektif apabila dalam
pelaksanaannya jika disusun secara hati-hati, tutor dilatih, materi disiapkan, lokasi didesain sesuai agar efektif. Terbukti dalam banyak
SHQJDODPDQ³«IRUDQ\SHHUWXWRULQJH[SHULHQFHWREHHIIHFWLYHLWPXVWEH carefully structured, with tutors trained, materials prepared, and an
appr RSULDWHORFDWLRQGHVLJQDWHG´Taylor et al, 2009: 122
Menurut Titik Setiyaningsih, 2008: 13 pelaksanaan metode tutor sebaya sebagai berikut :
a Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 10 siswa masing-masing kelompok terdapat 1-2
siswa yang menjadi tutor yang nantinya akan menjelaskan kepada temannya tentang materi yang belum mereka pahami
b Melakukan diskusi untuk membahas materi yang menjadi permasalahannya
c Penegasan dan penambahan materi oleh guru terhadap persoalan yang belum terpecahkan
d Guru bersama siswa menyimpulan hasil belajar
c. Pembelajaran Matematika 1 Pengertian Matematika
Russel dalam Herman Paneo 2007: 724 menyatakan bahwa ³Mathematics is the queen dan server of the sciences´DUWLQ\D³PDWHPDWLND
adalah ratu dan pelayan ilmu- LOPX ODLQ´ .HPXGLDQ +HUPDQ 3DQHR
PHQ\LPSXONDQ EDKZD ³PDWHPDWLND DGDODK LOPX SHQJHWDKXDQ WHQWDQJ struktur yang terorganisasikan yang didasarkan pada unsur-unsur yang
tidak terdefinisi, terdefinisi, aksioma atau postulat dan dapat diturunkan menjadi teorema atau dalil yang pembuktiannya dapat diterima secara
GHGXNWLI´
commit to user
42
3XUZRWR PHQ\DPSDLNDQ ³0DWHPDWLND DGDODK pengetahuan tentang pola keteraturan, pengetahuan tentang struktur yang
terorganisasi mulai dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan ke aksioma-aksioma dan postulat dan akhirnya ke
GDOLO´ 6HGDQJNDQ 0HQXUXW =DP]DLOL GDODP 3DUZRWR ³PDWHPDWLNDDGDODKLOPX\DQJPHPSHODMDUDLNRQVHSELODQJDQGDQUXDQJ´
Ruseffendi dalam Heruman 2008: 1 mengemukakan bahwa ³0DWHPDWLND DGDODK EDKDVD VLPERO LOPX GHGXNWLI \DQJ WLGDN PHQHULPD
pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke aksioma
DWDXSRVWXODWGDQDNKLUQ\DNHGDOLO´ Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat penulis simpulkan
bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan tentang struktur yang terorganisasi dan merupakan ilmu deduktif, tentang pola dan hubungan
dengan penyajian berupa simbol dan angka. Matematika adalah bahasa simbol untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan
keruangan yang memudahkan manusia berfikir dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
2 Prinsip Pembelajaran Matematika
Susento dan M. Andy Rudhito 2008 menyebutkan prinsip pembelajaran matematika yang terkandung di kurikulum 2004 diantaranya
sebagai berikut: a Prinsip pedagogis pendidikan secara umum
Pembelajaran diwali dari kongkrit menuju ke abstrak, dari sederhana menuju ke kompleks rumit, dan dari mudah menuju ke
sulit dengan menggunakan berbagai sumber belajar. b Konstruktivisme
Belajar akan bermakna bagi siswa apabila mereka aktif dengan berbagai cara untuk mengkonstruksi membangun sendiri
pengetahuannya. Dalam hal ini tugas guru adalah menciptakan
commit to user
43
lingkungan belajar yang memungkinkan siswa melakukan penemuan ulang konsep, rumus, atau prinsip matematika di bawah
bimbingan guru proses reinvensi terbimbing guided reinvention. c Pendekatan pemecahan masalah
Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika. Siswa diberi kesempatan untuk banyak
memecahkan masalah dengan cara sendiri. Selain masalah tertutup hanya mempunyai satu solusi, siswa juga perlu menghadapi
masalah terbuka mempunyai lebih dari satu solusi. d Variasi strategi pembelajaran
Dalam pembelajaran matematika, guru perlu mengkombinasikan berbagai strategi pembelajaran, seperti
ekspositori pemberian penjelasan, inkuiri penyelidikan, penugasan, dan permainan.
e Variasi pengelolaan siswa Dalam pembelajaran matematika, guru perlu
mengkombinasikan berbagai pengelolaan siswa, seperti kerja individual perseorangan, kerja kelompok cooperative learning,
dan diskusi klasikal melibatkan semua siswa di kelas secara bersama-sama.
f Lingkungan fisik, sosial, dan budaya Setiap sekolah memiliki ciri khas lingkungan belajar,
kelompok siswa, orang tua dan masyarakat yang berbeda-beda dari segi fisik alam, sosial dan budaya. Guru perlu mengenali hal ini
untuk menetapkan strategi pembelajaran, organisasi kelas, dan pemanfaatan sumber belajar yang efektif.
g Masalah kontekstual sebagai titik pangkal starting point Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika
dimulai dengan pengenalan dan pemecahan masalah kontekstual mengandung situasi yang sudah dikenal siswa dari
commit to user
44
pengalamannya, dan kemudian secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep atau prinsip matematika.
h Kelompok siswa normal, sedang, dan tinggi Dalam pembelajaran matematika, guru melayani semua
kelompok siswa, baik yang normal, sedang, mau pun tinggi. Dalam hal ini guru perlu mengenal dan mengidentifikasi kelompok-
kelompok tersebut. Kelompok normal adalah kelompok yang memerlukan waktu belajar relatif lebih lama dari kelompok sedang,
sehingga perlu diberikan pelayanan dalam bentuk menambah waktu belajar atau memberikan remediasi kegiatan pembelajaran
untuk membantu siswa mengatasi kesulitan belajar. Sedangkan kelompok tinggi adalah kelompok yang memiliki kecepatan belajar
lebih cepat dari kelompok sedang, sehingga guru dapat memberikan pelayanan dalam bentuk akselerasi percepatan
belajar atau pemberian materi pengayaan. Prinsip Pembelajaran Matematika menurut Mulyono Abdurrahman
dalam Mulyadi 2010: 185 sebagai berikut: a Mempersiapkan siswa untuk belajar matematika
b Mengawali materi dengan sesuatu kongkret ke yang abstrak c Menyediakan kesempatan kepada anak untuk berlatih dan
mengulang d Mengeneralisasikan ke dalam situasi belajar
e Memperhatikan kekuatan dan kelemahan siswa f Membangun pondasi yang kuat tentang konsep dan keterampilan
g Menyediakan program matematika yang seimbang h Menggunakan kalkulator
Sedangkan menurut Ari Dwi Haryono 2008 prinsip mengajar matematika sebagai berikut:
commit to user
45
a Mengajar matematika yang efektif memerlukan pemahaman pengetahuan siswa dan kebutuhan untuk belajar sehingga menarik
serta mendukung mereka untuk belajar baik b Pembelajaran efektif memerlukan pengetahuan dan pemahaman
matematika, siswa sebagai pebelajar dan startegi pendidikan c Pembelajaran efektif membutuhkan suatu kelas dan lingkungan
yang mendukung pembelajaran d Pembelajaran yang efektif, secara terus menerus mencari
peningkatan Sejalan dengan Suseno, Mulyono Abdurrahman dan Ari Dwi
Haryono, NN 2010 menyebutkan ada empat prinsip pembelajaran matematika, diantaranya sebagai berikut:
a Pemecahan Masalah Untuk menemukan penyelesaiannya, siswa harus memberdayakan
pengetahuannya dan melalui proses ini mereka akan sering mengembangkan pemahaman baru. Pemecahan masalah tidak
hanya merupakan tujuan dari pembelajaran matematika tetapi juga sebuah upaya besar untuk melakukan kegiatan matematika. Siswa
akan mempunyai kesempatan untuk merumuskan, berpikir keras, dan memecahkan masalah rumit yang memerlukan usaha besar.
Pemecahan masalah merupakan sebuah bagian integral dari seluruh pembelajaran matematika.
b Penalaran dan Pembuktian Pembuktian matematika adalah sebuah langkah formal dalam
mengekspresikan penalaran dan pembenaran. Dapat diterima dengan nalar adalah penting untuk pemahaman matematika.
c Komunikasi Komunikasi pemikiran dan nalar matematika adalah bagian penting
dari pengembangan pemahaman. Ini merupakan sebuah jalan memadukan dan mengklarifikasi ide-ide. Dengan komunikasi, ide-
commit to user
46
ide menjadi objek refleksi, diskusi, dan terjadi proses pengujian dan penghalusan pemikiran. Ketika siswa ditantang untuk berpikir
dan bernalar tentang topik dalam matematika dan mengkomunikasikan hasil pemikirannya kepada yang lain, mereka
belajar memperjelas dan meyakinkan orang lain. Mendengar penjelasan dari yang lain juga memberikan siswa kesempatan untuk
mengembangkan pemahaman mereka sendiri. Diskusi ide-ide matematika membantu siswa mempertajam kemampuannya untuk
bernalar, menduga, dan membuat hubungan-hubungan. d Hubungan-hubungan
Begitu banyak individu yang mempersepsikan matematika sebagai kumpulan fakta-fakta dan prosedur yang terisolasi. Melalui
kurikuler dan pengalaman setiap hari, siswa akan mengenal dan menggunakan hubungan-hubungan antara ide-ide matematika,
terutama hubungan antara aljabar dengan geometri. Hubungan yang demikian membangun pemahaman konsep matematika secara
komprehensif. Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat penulis simpulkan
bahwa prinsip-prinsip pembelajaran pada mata pelajaran matematika guru sebaiknya:
a Mengawali materi dengan sesuatu kongkret ke yang abstrak b Memperhatikan kebutuhan siswa baik kelemahan maupun kekuatan
c Mempersiapkan dan memberi kesempatan siswa untuk berlatih agar siswa dapat memahami materi matematika
d Menyediakan program matematika yang seimbang didukung dengan kelas dan lingkungan yang mendukung pembelajaran
matematika e Mengkombinasi strategi pembelajaran matematika
f Menjelaskan salah satu fungsi matematika adalah untuk pemecahan masalah.
commit to user
47
3 Langkah-langkah Pembelajaran Matematika
Dalam mengembangkan kreatifitas dan kompetensi siswa, maka guru hendaknya dapat menyajikan pembelajaran yang efektif dan efisien,
sesuai dengan kurikulum dan pola piker siswa. Dalam mengajarkan matematika, guru harus memahami bahwa kemampuan setiap siswa
berbeda-beda, serta tidak semua siswa menyenangi mata pelajaran matematika. Konsep-konsep pada kurikulum matematika SD dapat dibagi
menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasa, pemahaman konsep, dan pembinaan ketrampilan. Berikut ini penjabaran pembelajaran
yang ditekankan pada konsep-konsep matematika. a Penanaman konsep dasar penanaman konsep yaitu pembelajaran
suatu konsep baru matematika. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan
kemampuan kognitif siswa yang konkrit dengan konsep baru matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep
dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir siswa.
b Pemahaman konsep bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pemahaman konsep terdiri dari atas dua
pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua,
dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep.
c Pembinaan ketrampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika. Pembinaan
ketrampilan juga memiliki dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman
konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua, dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tapi masih merupakan lanjutan dari
penanaman dan pemahaman konsep.
commit to user
48
Sejalan dengan Syarif, Heruman 2008: 3 juga menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Matematika yang harus ditempuh guru
antara lain: a Penanaman konsep dasar, yaitu pembelajaran suatu konsep baru
matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut.
b Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari pemahaman konsep yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep
matematika c Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari
penanaman konsep dan pemahaman konsep
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran matematika yang baik
meliputi: a Penanaman konsep dasar
b Pemahaman konsep c Pembinaan keterampilan
4. Strategi Pembelajaran Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Anak Berkesulitan Belajar
Menurut Leshin GDODP 3DUZRWR ³mengatakan bahwa strategi
pembelajaran merupakan sesuatu yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar
´. ³3HQJJXQDDQVWUDWHJL\DQJWHSDWGDODPNHJLDWDQSHPEHODMDUDQVDQJDW perlu karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai
KDVLOEHODMDU\DQJRSWLPDO´Made Wena, 2009: 3. Berikut bagan peningkatan hasil belajar siswa.
commit to user
49
Bagan 1.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Bagan tersebut menjelaskan bahwa strategi pembelajaran sangat berguna
bagi guru dan siswa. Bagi guru, siswa dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak yang sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran. Bagi siswa,
penggunaan strategi pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran, karena setiap strategi pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses
pembelajaran siswa. LH PHQJDWDNDQ ³« EDQ\DN SHQHOLWLDQ PHQXQMXNNDQ EDKZD
pengajaran oleh rekan sebaya peer teaching ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru. Hal ini disebabkan oleh latar belakang pengalaman dan
pengetahuan dikenal dengan istilah skemata dalam bidang pendidikan para siswa \DQJOHELKPLULSGHQJDQ\DQJODLQQ\DGLEDQGLQJNDQGHQJDQVNHPDWDJXUX´
Ada sejumlah alasan mengapa program tutoring tutor sebaya disarankan untuk pembelajaran bagi anak berkesulitan belajar,seperti yang disampaikan
Parwoto 2007: 114 sebagai berikut: a. Meningkatkan waktu anak melewati tugas-tugas
b. Meningkatkan jumlah peluang bagi anak, selalu berhubungan, dan jumlah balikan dan penguatan yang mereka peroleh
c. Membiarkan anak bekerja dengan siswa yang mungkin sama-sama respek menjadi model yang baik
d. Memfasilitasi sosialisasi antara tutor dah tutee e. Membantu tutor untuk menemukan informasi pada subjek yang
mereka tutori Bagi Siswa
Peningkatan Hasil Belajar
Siswa Strategi
Pembelajaran Bagi Guru
commit to user
50
f. Membantu tutor untuk belajar bagaimana mengajar g. Menaikkan penghargaan tutor, dan juga siswa yang nonhandicapped
atau handicapped. Dapat penulis simpulkan bahwa strategi tutor sebaya dapat digunakan
dalam pembelajaran matematika dalam upaya meningkatkan hasil belajar anak berkesulitan belajar.
B. Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya
Hasil penelitian Tri Rachmiati tentang Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Kelompok Kecil untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Akuntasi Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Surakarta menunjukkan secara keseluruhan penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya dalam kelompok kecil
dapat meninngkatkan kualitas pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IS 3 SMA Negeri 3 Surakarta. Secara rinci penerapan metode pembelajaran tutor sebaya
dalam kelompok kecil dapat meningkatkan motivasi belajar ditandai dengan partisipasi belajar meningkat sehingga mengarah pada peningkatan hasil belajar
akuntansi. Menurut Maryani tentang Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya
untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas 1 SMK Batik 2 Surakarta berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah Maryani lakukan
disimpulkan bahwa penerapan Metode Tutor Sebaya dapat meningkatkan prestasi Belajar dilihat dari:
1. Siswa semakin antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi, keaktifan siswa dalam apersepsi meningkat
66,7 pada siklus I menjadi 75,6 pada siklus II 2. Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru dilihat dari
hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan pecapaian hasil belajar dari 84,4 menjadi 93,3