Desa Sepat sebagai Lingkungan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

commit to user 2. Khitanan Massal Perusahaan mengadakan survey ke setiap RT di sekitar perusahaan dan didapatkan bahwa banyak anak sekolah yang belum dikhitan padahal sudah cukup umur. Hal ini dikarenakan masyarakat tidak memiliki biaya. Maka setiap setahun sekali perusahan mengadakan khitanan massal dari mulai pemeriksaan sampai pengontrolan hingga sembuh. Kegiatan tersebut bertempat di balai desa Sepat – Masaran, Sragen.

D. Desa Sepat sebagai Lingkungan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

Desa Sepat merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Desa Sepat berjarak 7 km dari pusat pemerintahan Kecamatan Masaran dan berjarak 26 km dari kota Kabupaten Sragen. Desa Sepat memiliki luas wilayah 342.4770 Ha yang terdiri dari 229.7315 Ha lahan sawah tadah hujan dan tegalan sedangkan 112.7455 Ha merupakan tanah pekarangan atau bangunan, terletak pada ketinggian 96 m dpl, dengan kisaran suhu udara 32 C. Kondisi tanah di desa Sepat adalah dataran rendah dan merupakan lahan tadah hujan dengan curah hujan rata-rata 22,16 mm per tahun sehingga komoditas yang banyak diusahakan oleh masyarakat di desa Sepat adalah padi, jagung dan kacang tanah. Peternakan yang banyak diusakan yaitu sapi, domba, ayam kampung dan ayam ras. Perekonomian desa Sepat ditunjang dari sebagian besar mata pencaharian masyarakat adalah sebagai petani serta adanya industri rumah tangga. Industri rumah tangga yang ada di desa ini adalah industri tempe, industri tahu, mebel, commit to user penggergajian kayu, lempeng gaplek, sungkit rambut dan pembuatan krupuk atau karak. Untuk ketersediaan sarana transportasi umum yang ada di desa Sepat adalah ojek dan bus. Adanya alat transportasi dapat dikatakan bahwa wilayah desa Sepat termasuk wilayah yang cukup maju, meski jumlah bus dan ojek yang ada terbatas, tapi seimbang dengan keinginan masyarakat untuk melakukan mobilisasi ke daerah lain. Kegiatan masyarakat desa Sepat untuk mengakses informasi, pusat kegiatan ekonomi, kesehatan, ataupun pemerintahan biasanya dilakukan dengan mengendarai sepeda motor, mobil, bus atau ojek. Keadaan jalan sebagian sudah di aspal, meskipun ada beberapa daerah yang sudah rusak. Dengan demikian dalam mengangkut hasil panen maupun barang kebutuhan dalam jumlah yang banyak ke pasar atau kemanapun cukup mudah. Sarana komunikasi yang ada di desa Sepat berupa televisi, radio, dan telepon seluler HP dan pusat layanan komunikasi umum yang ada di desa Sepat adalah wartel atau kantor pos. Tingkat kepemilikan telepon seluler cukup rendah, hanya orang-orang tertentu saja yang memiliki. Keadaan tersebut menjadikan masyarakat desa Sepat sedikit lambat dalam menerima informasi serta menjadikan kantor desa sebagai pusat informasi. Namun, keadaan tersebut sedikit tertolong dengan adanya budaya ”Gethok Tular” yang masih sangat kental di desa Sepat. Adanya budaya tersebut sangat menguntungkan karena informasi yang didapat oleh sebagian masyarakat dapat menyebar ke masyarakat yang lainnya dengan cepat. commit to user Adapun batas-batas wilayah desa Sepat adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Desa Gandu Sebelah Selatan : Desa Krebet Sebelah Barat : PT. Tiga Pilar Sejagtera Food Tbk. Sebelah Timur : Desa Jirapan Gambar 8. Peta Sasaran Ring I Program CSR TPS Food SEHATI Berdasarkan kondisi alam serta budaya masyarakat desa Sepat, PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk mencoba memahami desa Sepat sebagai tetangga terdekat perusahaan, karena lokasinya tepat berada di belakang dimana perusahaan berdiri. Perusahaan menyadari bahwa aktivitas operasional perusahaan dapat berjalan lancar berkat dukungan dari masyarakat desa Sepat, maka hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus agar dapat terus berlangsung. Oleh karena commit to user itu, perusahaan menetapkan desa Sepat sebagai sasaran utama Ring I pada program CSR TPS Food SEHATI yang terdiri dari 16 RT meliputi satu kebayanan Sepat, Gandu, Tekikrejo, Jatirejo, dan Selorejo. Sebagai wujud dari hubungan perusahaan dengan masyarakat Ring I tersebut, yaitu dengan mengadakan rapat RT antar Ring I setiap tiga bulan sekali, yang mana dihadiri juga oleh perwakilan dari perusahaan. Dalam rapat tersebut terjadi proses komunikasi antar kedua belah pihak. Setiap ketua RT menyampaikan apa yang sedang terjadi di masyarakat, mulai dari kegiatan kemasyarakatan sampai keluh kesah masyarakat. Perwakilan perusahaan pun memberikan tanggapan, sejauh mana perusahaan dapat membantu. Demikian juga sebaliknya, perwakilan perusahaan menyampaikan program apa yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat sehingga perusahaan dapat mengetahui tanggapan masyarakat. Hal ini bertujuan untuk mencapai kesepahaman dan kesepakatan bersama. Kesepakatan tersebut akan dibawa masing-masing pihak, ketua RT mengumumkannya kepada masyarakat dan perwakilan perusahaan menyampaikannya kepada pimpinan perusahaan. Hal terpentingnya adalah perusahaan selalu berusaha memahami permasalahan yang terjadi pada masyarakat desa Sepat, kemudian menerapkannya pada setiap program CSR TPS Food SEHATI sehingga dapat menjadi solusi permasalahan masyarakat desa Sepat. commit to user

BAB III PENYAJIAN DATA

A. Pemahaman PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. akan Permasalahan

Masyarakat Desa Sepat PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai macam bahan makanan. Bermula dari industri kecil hingga akhirnya menjadi perusahaan multinasional yang berlokasi di desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Sebagai perusahaan besar yang hidup di tengah-tengah masyarakat, PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. harus mampu melihat masyarakat Sepat sebagai faktor penting dalam keberlangsungan perusahaan. Tanpa adanya dukungan dari masyarakat Sepat, PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. tidak dapat melakukan aktivitas operasionalnya dengan baik, aman, dan damai. Hal tersebut benar-benar dirasakan oleh TPS Food dari beberapa contoh kasus yang sempat menuai ketegangan dengan masyarakat Sepat. Kasus-kasus tersebut antara lain: 1. Kasus limbah pabrik. Awal mula pabrik berdiri tahun 2001, TPS Food belum memiliki sistem pengolahan limbah yang baik. Sehingga limbah hasil produksi pabrik yang dihasilkan masih mengandung bahan kimia. Karena letak pembuangan limbah ini diarahkan langsung ke sungai, maka terjadi pencemaran air sungai. Sebelum adanya sumur buatan TPS Food, air sungai telah digunakan masyarakat sebagai alternatif sumber air saat musim kemarau, baik untuk memenuhi kebutuhan