commit to user
Sharma J. and Devi A., CSR dapat berperan memelihara hubungan sosial positif antara perusahaan dan masyarakat.
B. Analisis Perencanaan Strategi Komunikasi Program CSR TPS Food
SEHATI Bidang Kesehatan
Sebagai institusi bisnis, TPS Food juga mempunyai kesadaran sebagai bagian dari masyarakat Sepat corporate citizenship. Sebagaimana penuturan
Tantri Kurniawati selaku staff HRD TPS Food yang telah dikutip pada bab terdahulu, bahwa TPS Food berada di lingkungan atau lahir di tengah-tengah
masyarakat sehingga mengibaratkan bahwa TPS Food ini adalah RT yang kesekian dan mempunyai semboyan “berdiri sama tinggi, duduk sama rendah”.
Untuk lingkungan sekitar perusahaan, TPS Food memberikan perhatian lebih agar keberadaan perusahaan di tengah-tengah masyarakat bisa menyatu dalam satu
tujuan guna mendukung keberadaan perusahaan. Community development yang telah dilakukan TPS Food berupa
penukaran tanah tidak subur menjadi tanah produktif bagi masyarakat Sepat, serta menjadikan masyarakat Sepat sebagai karyawan perusahaan, merupakan implikasi
dari CSR yang diukur berdasarkan kenaikan taraf hidup masyarakat Sepat. Demikian halnya dengan community relations yang telah terjalin baik antara PR
TPS Food dengan masyarakat Sepat sehingga dapat menanggulangi keluhan masyarakat akan dampak operasional pabrik. Maka konsep CSR TPS Food
didesain menjadi bagian dari strategi bisnis TPS Food corporate strategy untuk mendapatkan keuntungan, dalam hal ini mendapat investasi jangka panjang dan
commit to user
mengurangi resiko. Konsep ini dapat dikatakan Tara J. Radin dalam jurnal berjudul “Families To Feed: The Challenge of Corporate Ctizenship” sebagai
paradigma baru dalam manajemen perusahaan untuk melaksanakan CSR. Jika ditelaah melalui konsep triple bottom line oleh John Elkington bahwa
perusahaan yang ingin terus menjalankan usahanya harus memperhatikan 3P yaitu profit, people, dan plannet. TPS Food dalam menjalankan bisnisnya tidak hanya
mengejar tanggung jawab ekomoni saja yaitu keuntungan semata profit, tetapi juga terlibat pada pemenuhan tanggung jawab sosialnya terhadap kesejahteraan
masyarakat Sepat people serta berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan planet dengan sistem pengolahan limbah. Maka CSR TPS Food
bernama CSR TPS Food SEHATI dengan tema utama Pendidikan dan Kesehatan dirancang sebagai program yang berkelanjutan. Sebagaimana penuturan Tantri
Kurniawati selaku staff HRD TPS Food yang telah dikutip pada bab terdahulu, bahwa …. kualitas SDM dapat dilihat melalui tingkat pendidikan dan kesehatan.
Inilah alasan CSR TPS Food lebih mengarah pada kesehatan dan pendidikan, walaupun masih ada arah lain dalam program CSR, yaitu pengembangan SDA
dan infrastruktur. …. Impact-nya dapat dirasakan TPS Food untuk investasi jangka panjang. Masyarakat pun juga nantinya sangat terbantu sekali dengan
adanya CSR ini. Maka CSR ini bersifat continue atau berkelanjutan. Guna membahas kegiatan-kegiatan apa saja yang akan diberikan dalam
program CSR TPS Food SEHATI beserta startegi komunikasinya, TPS Food membuat perencanaan dengan pendekatan top down, yaitu perencanaan yang
dilakukan oleh perusahaan sebagai pemberi gagasan awal serta perusahaan
commit to user
berperan lebih dominan dalam mengatur jalannya program yang berawal dari perencaan hingga proses evaluasi, dimana peran masyarakat tidak begitu
berpengaruh. Fact finding dari PR TPS Food di lapangan dibahas bersama dengan Divisi HRD TPS Food terutama bagian Personnel Department dan Organization
Development Department. Mereka tergabung dalam Tim CSR TPS Food SEHATI terdiri dari penanggung jawab program, PR TPS Food, staff pembimbimg dan
staff pendukung, yang kemudian mengadakan sebuah rapat besar yang dihadiri juga oleh Direktur HRD TPS Food tapi tanpa keterlibatan masyarakat Sepat di
dalamnya. Mengingat masyarakat Sepat memiliki kualitas SDM yang rendah
maka peran masyarakat Sepat disini hanya sebagai penerima hasil dari perencanaan program CSR TPS Food SEHATI tanpa mengetahui jalannya proses
pembentukan program tersebut dari awal hingga akhir. Sebagaimana penuturan Rohmad selaku PR TPS Food yang telah dikutip pada bab terdahulu, bahwa
masyarakat hanya sebagai penerima sedangkan TPS Food yang membawa bahan, konsep, dan masyarakat hanya mengetahui pelaksanaannya.
Adapun kelemahan dari pendekatan top down adalah: 1.
Masyarakat tidak bisa berperan lebih aktif dikarenakan peran perusahaan yang lebih dominan bila dibanding peran dari masyarakat itu sendiri.
2. Masyarakat tidak bisa melihat seberapa jauh suatu program telah dilaksanakan.
3. Peran masyarakat hanya sebagai penerima keputusan atau hasil dari suatu
program tanpa mengetahui jalannya proses pembentukan program tersebut dari awal hingga akhir.
commit to user
4. Pesan dari program tersebut yang akan dikirimkan kepada masyarakat
kemungkinan tidak terwujud. 5.
Masyarakat akan merasa terabaikan karena suara mereka tidak begitu diperhitungkan dalam proses berjalannya suatu proses.
6. Masyarakat menjadi kurang kreatif dengan ide-ide mereka.
Sedangkan kelebihan dari dari pendekatan top down adalah: 1.
Masyarakat tidak perlu bekerja serta memberi masukan, program tersebut sudah dapat berjalan sendiri karena adanya peran perusahaan yang optimal.
2. Mengoptimalkan kinerja para pekerja perusahaan dalam menyelenggarakan
suatu program. Melihat banyaknya kekurangan dalam pendekatan top down, PR TPS Food
membutuhkan strategi komunikasi mengenai pemilihan pesan yang akan disampaikan beserta metode penyampaian pesan. Dalam rapat tersebut juga
menargetkan visi dan misi CSR TPS Food SEHATI bidang Kesehatan serta melahirkan perencanaan kegiatan sebagaimana telah dikutip pada bab terdahulu,
yaitu:
Tabel 4. Perencanaan program CSR TPS Food SEHATI kegiatan Posyandu
Nama Kegiatan
Rumusan Kebijakan Sasaran
Jangka Waktu
”Bapak Asuh Posyandu”
artinya TPS
Food bersedia dan sanggup
untuk 1.
Memberikan bantuan sarana dan prasarana
Posyandu seperti timbangan bayi, serta
penyediaan fasilitas
penunjang PMT
seperti gelas,
mangkuk, dan
Ring I
yang terdiri
dari empat
Posyandu, yaitu:
Satu bulan sekali
dan setiap
Posyandu memikili
tanggal
commit to user
menyediakan apa
saja fasilitas yang
dibutuhkan untuk
Posyandu. sendok.
2. Memberikan PMT Program
Makanan Tambahan bagi ibu hamil, ibu menyusui,
dan Balita anak usia 0-5 tahun, untuk Balita, ibu
hamil dan menyusui. 3.
Memberikan dana motivasi bagi Kader setiap bulan.
4. Mengadakan
pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan
terhadap ibu hamil dan menyusui oleh Bidan.
1. Sepat 2. Seketeng
3. Tekik Rejo 4. Gandu
yang berbeda,
yaitu: tanggal 6
tanggal 5 tanggal 7
tanggal 10
Selain program yang bersifat continue, program CSR TPS Food SEHATI bidang kesehatan ada yang sifatnya incidental atau dilaksanakan pada jangka
waktu tertentu. Walau sifatnya incidental, TPS Food melihat masyarakat sangat antusias dan membutuhkan pelaksanaan secara berkelanjutan. Kegiatan tersebut
adalah pengobatan gratis. Sebagaimana penuturan Suyatno selaku Ketua RT 45 desa Sepat yang telah dikutip pada bab terdahulu, bahwa ….. pada hari
pelaksanaan pengobatan gratis, masyarakat senang sekali dan berbondong- bondong pergi ke balai desa terutama Lansia. Banyak Lansia yang sebenarnya
tidak sakit, tetapi ingin diperiksa dokter karena merasa nyaman, ingin disuntik, dan mendapat vitamin. Warga yang sakit menjadi tau penyakitnya beserta
obatnya. Warga dari RT lain yang perlu penanganan medis secara khusus, TPS Food memberikan rujukan ke Puskesmas. Jadi Ketua RT 45 berpendapat bahwa
kegiatan pengobatan gratis ini memang perlu untuk dilanjutkan.
commit to user
Sebagai rangkaian dari CSR TPS Food SEHATI bidang kesehatan maka kegiatan khitanan massal juga diikutkan sebagai program kegiatan yang
berkelanjutan. Perencanaan kedua program tersebut sebagaimana telah dikutip pada bab terdahulu, adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Perencanaan program CSR TPS Food SEHATI kegiatan Pengobatan Gratis dan Khitanan Massal
Pengobatan Gratis Khitanan Massal
Latar Belakang
Kegiatan Sebelumnya TPS Food sudah
pernah mengadakan
pengobatan gratis, terutama saat bencana alam banjir di
Solo tahun 2007 dan gempa di Yogyakarta.
TPS Food
melihat bahwa
ternyata masyarakat
memang membutuhkan
kegiatan semacam
ini. Masyarakat
Sepat takut untuk berobat karena tidak ada biaya, maka
TPS Food
meminimalisir keadaan
tersebut. Karena
tingkat perekonomian
masyarakat sekitar
rendah sedangkan
kebutuhan kesehatan tinggi, maka TPS
Food mempunyai
wacana untuk
memberikan pengobatan
gratis secara
berkelanjutan. Saat TPS Food melakukan
proses CSR
bidang pendidikan, PR TPS Food
mendapatkan temuan
dari guru-guru dan orang tua siswa
yang mengeluh
anak-anak mereka belum dikhitan karena
tidak mempunyai biaya untuk itu.
commit to user
Rumusan kebijakan
Memberikan pengobatan
gratis untuk jangka waktu tertentu.
TPS Food
bekerjasama dengan dokter- dokter dari wilayah sekitar,
yaitu Kebak
Kramat, Karanganyar, termasuk dokter
dari wilayah Solo. Bagi masyarakat yang masih
membutuhkan perawatan, Tim CSR TPS Food SEHATI
mengadakan pemantauan ke Puskesmas sampai dinyatakan
sehat kembali. Bagi
anak-anak peserta
khitanan massal
diberikan pelayanan
kesehatan di
Puskesmas sampai dipastikan benar-benar sembuh.
Sasaran Ring I – III
Ring I – II Jangka waktu
Setahun sekali, pada event sosial.
Setahun sekali, pada saat libur sekolah.
Konsep dasar kegiatan Pengobatan Gratis pada awalnya dilatarbelakangi oleh motivasi TPS Food yang sifatnya filantropi, yaitu kepedulian perusahaan
terhadap korban bencana alam. Sedangkan kegiatan Khitanan Massal bersifat charity yaitu pemberian amal kepada masyarakat Sepat. Program CSR tersebut
sebenarnya hanya bentuk kegiatan perusahaan untuk berbuat baik do good sehingga terlihat baik good image. Agar menciptakan kebaikan to make good
dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka program CSR tersebut telah dilakukan secara melembaga dan disesuaikan dengan need assessment
sehingga tidak menciptakan ketergantungan pada masyarakat.
commit to user
Seluruh program CSR TPS Food SEHATI Bidang Kesehatan direncanakan akan disosialisasikan melalui acara “Launching” dengan
mengundang seluruh stakeholders TPS Food. Dalam acara tersebut PR TPS Food berperan besar sebagai komunikator guna menyampaikan seluruh kegiatan dan
pesan dari program CSR TPS Food SEHATI kepada komunikan yaitu stakeholders masyarakat Sepat. Selanjutnya PR TPS Food berperan juga sebagai
perantara antara TPS Food dengan stakeholders TPS Food dalam tahap pelaksanaan program CSR TPS Food SEHATI.
Wacana TPS Food untuk mengembangkan SDA adalah dengan mengembangkan perkebunan cassava ketela pohon di wilayah sekitar.
Menyadari bahwa harga tepung terigu terus melonjak tinggi maka TPS Food menggunakan tepung casava sebagai bahan baku produk mie keringnya,
menggantikan tepung terigu. Hasil yang diharapkan dari wacana tersebut adalah TPS Food dapat memperoleh bahan baku utama dengan mengoptimalkan SDA di
wilayah sekitar. Sebagaimana penuturan Tantri Kurniawati selaku staff HRD TPS Food yang telah dikutip pada bab terdahulu, bahwa untuk mengurangi biaya
produksi dengan menggunakan terigu, TPS Food sudah menggunakan tepung cassava. TPS Food juga mempunyai TPS Agro Cassava yang terdapat di
Trenggalek. TPS Food mempunyai planning untuk menuju memberikan perkebunan cassava di wilayah Sepat. Karena memang di daerah atas TPS Food
adalah bukan area persawahan tetapi sudah perkebunan cassava. Namun, ini masih dalam tahap planning, untuk mewujudkan salah satu misi CSR TPS Food
SEHATI ini ternyata masih membutuhkan riset mendalam.
commit to user
Jika nantinya wacana tersebut dapat terlaksana melalui fact finding yang mendalam serta perencanaan yang matang, maka akan menjadi program
community empowerment bagi masyarakat Sepat. Program community empowerment ini akan menjadi berbeda dengan community development yang
telah dilakukan TPS Food sebelumnya. Jika perkebunan tersebut nantinya akan dikerjakan oleh masyarakat sekitar yang telah dibekali dengan pengetahuan cara
berkebun cassava yang baik maka hasil yang akan didapat adalah pemberdayaan masyarakat sekitar dengan berkebun cassava serta bagi TPS Food memperoleh
bahan baku utama dengan mudah. Selain kedua belah pihak diuntungkan, program community
empowerment
ini juga dapat mengembangkan SDA sekaligus SDM di wilayah Sepat. Jadi program
community empowerment
bukan lagi diukur melalui peningkatan taraf hidup masyarakat tapi juga dapat menjadikan masyarakat Sepat
menjadi lebih mandiri.
C. Analisis Pelaksanaan Strategi Komunikasi Program CSR TPS Food