commit to user
ingin diperiksa dokter karena merasa nyaman, pengen disuntik, mendapat vitamin. Warga yang sakit jadi tau sakitnya apa, obatnya apa.
Pernah ada warga dari RT lain yang perlu penanganan khusus lalu dari TPS Food memberi rujukan mondok ke Puskesmas. Jadi saya kira
pengobatan gratis ini memang perlu untuk dilanjutkan”.
18
Program-program peningkatan SDM sudah hampir semua terlaksana. Namun, dampak dan hasilnya belum mulai nampak secara maksimal. Untuk
mengetahui keberhasilan setiap program perlu adanya pengevaluasian. Hal ini bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan program dalam mencapai tujuan,
serta untuk mengetahui kekurangan dalam pelaksanaan program.
D. Pengevaluasian Program CSR TPS Food SEHATI Bidang Kesehatan
Program CSR TPS Food SEHATI yang telah dilaksanakan sejak launching, sudah mulai menampakkan hasilnya. Hasil ini diketahui oleh Tim CSR
TPS Food SEHATI dengan melalukan review setiap bulannya, terutama untuk kegiatan yang sudah berjalan continue. Sebagaimana penuturan Rohmad selaku
PR TPS Food hasil wawancara dengan peneliti 14082010 berikut ini: “Setelah program-program kita berikan, kita tidak melepaskan pandangan
begitu saja. Kalau kita memberi tok tanpa tau kelanjutannya, kan juga tidak baik, bukan CSR namanya. Kita review tiap bulan. Untuk Posyandu
kita lihat, apakah uang yang diberikan sudah jadi PMT atau belum, PMT- nya juga bervariasi. Anak-anak yang dikhitan juga kita pantau sampai
sembuh, tentunya kerjasama dengan Puskesmas”.
19
Program “Bapak Asuh Posyandu” berhasil meningkatkan fungsi Posyandu menjadi lebih aktif. Perkembangan pelaksanaan Posyandu semakin baik dan
18
Kutipan wawancara peneliti dengan Suyatno selaku Ketua RT 45 desa Sepat 25092010.
19
Kutipan wawancara peneliti dengan Rohmad selaku PR TPS Food 14082010.
commit to user
pengunjungnya bertambah, berkat adanya PMT. Sebagaimana penuturan Giyarti selaku Kader Posyandu Gandu hasil wawancara peneliti 16092010 berikut ini:
“Saya berterimakasih sekali karena Posyandu mendapat bantuan PMT yang menjadi daya tarik. Misalnya, kita masak sop. Setelah dibagikan ke
Balita-balita, sopnya masih turah, saya lihat sendiri, ibu-ibu itu pada bawa mangkok, ada yang pulang ambil rantang, “bu, nyuwun jangan”. Berarti
tidak Balita saja yang merasakan, ibu-ibu yang nganter juga seneng. Terutama yang nimbang bertambah, dadi sregep ke Posyandu.”
20
Ibu-ibu peserta Posyandu juga merasakan dampak positif dalam pelaksanaan Posyandu. Sebagaimana penuturan Sulastri selaku pengunjung Posyandu Gandu
hasil wawancara peneliti 16092010 berikut ini: “Sekarang Posyandu lebih rame, dibanding dhisik. Kalau saya yang penting bisa kumpul bareng sama ibu-
ibu, terus arisan bayi itu. Terus makan bareng, bayi-bayinya dapat gizi PMT, kan jadi seneng”.
21
Sedangkan untuk kegiatan pengobatan gratis, Tim CSR TPS Food SEHATI memantau ke Puskesmas, terutama bagi masyarakat yang masih
membutuhkan perawatan. Sebagaimana penuturan Tantri Kurniawati selaku staff HRD TPS Food hasil wawancara dengan peneliti 12082010 berikut ini:
“Masyarakat yang masih memerlukan controling kesehatan, kita pantau dan diberi pengobatan sampai tahap akhir. Sehingga semua clear, dipastikan sembuh dan
tidak mengalami kecelakaan medis”.
22
Selanjutnya Tim CSR TPS Food SEHATI melaporkan hasil yang didapat dari pelaksanaan program kepada Direktur HRD untuk mengadakan
pengevaluasian. Selama proses pembuatan laporan, Tim CSR Food SEHATI
20
Kutipan wawancara peneliti dengan Giyarti selaku Kader Posyandu Gandu 16092010.
21
Kutipan wawancara peneliti dengan Sulastri selaku peserta Posyandu Gandu 16092010.
22
Kutipan wawancara peneliti dengan Tantri Kurniawati selaku staff HRD TPS Food 12082010.
commit to user
bekerja sama dengan seluruh stakeholders yang terlibat. Setiap bulan Tim CSR TPS Food berkoordinasi dengan Bidan untuk membuat data pemberian PMT serta
jumlah pengunjung Posyandu meliputi Balita, ibu hamil dan menyusui, serta jenis stimulan yang perlu diberikan, seperti vitamin dan imunisasi. Untuk kegiatan
pengobatan gratis, perlu pendataan dari Puskesmas mengenai jumlah masyarakat yang berpartisipasi beserta kondisi kesehatan masing-masing, sampai pada
persediaan obat, seperti obat yang perlu ditambah atau dikurangi. Pembuatan laporan ini sangat berguna untuk menghindari kesalahpahaman
yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan. Seperti dalam kegiatan Posyandu yang telah memunculkan Kader-Kader baru, terutama di Posyandu
Gandu. PMT yang dibuat oleh Kader-Kader baru berupa telur rebus atau buah pisang yaitu berupa makanan yang siap makan. Namun, Kader-Kader lama
menghendaki PMT berupa bubur atau sop dimana pembuatannya diperlukan proses pemasakan. Perbedaan pendapat ini jika dibiarkan berlarut-larut akan
menimbulkan konflik dalam pelaksanaan Posyandu. Oleh karena itu, laporan pemberian PMT setiap bulan yang dilakukan oleh Kader kepada Bidan guna
mengevaluasi pemberian PMT. Sehingga mendapatkan keputusan bersama mengenai variasi pemberian PMT.
Pengevaluasian laporan dilakukan oleh Tim CSR Food SEHATI untuk mengatasi hambatan yang muncul serta solusi untuk pelaksanaan berikutnya.
Seperti hambatan yang terjadi pada kegiatan Posyandu adalah timbulnya kecemburuan masyarakat Ring II – III mengenai pelaksanaan Posyandu mereka
yang ingin seperti Ring I. Sehingga menimbulkan ketidaknyamanan antar
commit to user
masyarakat Ring I dengan Ring II – III. Sedangkan TPS Food benar-benar memprioritaskan program ini untuk Ring I. Melalui pertemuan antara Bidan
denang Kader-Kader Ring I – III yang diadakan setiap bulan, pihak TPS Food SEHATI hadir memberikan pengertian dan solusi, bahwa TPS Food tetap
mengadakan koordinasi dengan Posyandu Ring II – III terkait informasi kesehatan. Jika Posyandu Ring II – III mengalami masalah dan memerlukan
bantuan, Bidan yang akan menghubungi TPS Food untuk berkoordinasi. Hasil dari pengevaluasian bukan hanya sekedar menganalisa laporan-
laporan yang diterima dari stakeholders. TPS Food lebih memandang ke arah tujuan utama CSR TPS Food SEHATI bahwa masyarakat dapat menjadi mandiri
dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan ekonomi. Bukan hanya sekedar merasakan manfaat dari adanya
CSR TPS Food SEHATI. Sebagaimana penuturan Mujiono selaku warga Sepat hasil wawancara peneliti 24092010 berikut ini:
“Alhamdulillah dari hasil jual tanah ke TPS Food, terus dapat tanah yang bisa digarap, saya bisa beli motor. Teman-teman saya juga senang bisa
kerja di TPS Food, merasa nyaman karena kerjanya deket rumah. Masyarakat sini banyak yang sudah punya HP, motor, dulu jarang yang
punya. Air juga sudah mengalir”.
23
TPS Food berupaya untuk menjadi pelopor perusahaan di Sragen dalam hal kesehatan masyarakat. Sebagaimana penuturan Sahida Ahmad selaku Lurah
Sepat hasil wawancara dengan peneliti 24092010 berikut ini: “Saya bandingkan dengan pabrik-pabrik lain, saya tanya-tanya Lurah lain,
tidak ada yang yang perhatian terhadap masyarakatnya sebagus TPS Food, terutama untuk mendukung kesehatan masyarakat. CSR TPS Food
23
Kutipan wawancara peneliti dengan Mujiono selaku warga desa Sepat 24092010.
commit to user
memang bertujuan untuk saling memiliki diantara masyarakat dengan perusahaan. Jadi keluhan-keluhan apa saja, sekecil apapun ditanggapi oleh
TPS Food”.
24
Upaya tersebut mendapat perhatian dari Bupati Sragen dengan menganugrahkan penghargaan terkait CSR TPS Food SEHATI. TPS Food
semakin termotivasi untuk terus mengembangkan program CSR TPS Food SEHATI agar tidak hanya memenuhi janji-janji atas permintaan masyarakat Sepat
saja tetapi mampu membuat masyarakat Sepat menjadi semakin mandiri. Sebagaimana penuturan Tantri Kurniawati selaku staff HRD hasil wawancara
peneliti 12082010 berikut ini: “Masalah apa yang bisa diberikan masyarakat ke TPS Food, kita mengupayakan supaya yang menjadi keinginan masyarakat,
sepanjang TPS Food bisa memenuhi, akan diupayakan. Dan kita berupaya menuntun masyarakat agar selalu bekerjasama untuk mencari solusi setiap terjadi
masalah dengan melalui rapat rutin tiga bulanan”.
25
Melihat keberhasilan program CSR TPS Food SEHATI, PR TPS Food perlu terus memaksimalkan komunikasi dua arah, dalam hal ini strategi
komunikasi yang dilakukan PR, memegang peranan yang penting. Cara ini dapat ditempuh dengan melibatkan masyarakat dalam pengevaluasian program, agar
masyarakat lebih mengerti dan memahami program CSR TPS Food SEHATI sehingga masyarakat tidak hanya merasakan manfaat tetapi juga dapat
memberikan masukan dan solusi atas permasalahan bersama.
24
Kutipan wawancara peneliti dengan Sahida Ahmad selaku Lurah Sepat 24092010.
25
Kutipan wawancara peneliti dengan Tantri Kurniawati selaku staff HRD TPS Food 12082010.
commit to user
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini peneliti akan melaksanakan analisis data terhadap data-data yang berkaitan dengan CSR TPS Food SEHATI bidang Kesehatan. Namun,
karena keterbatasan akses dalam mengikuti kegiatan, peneliti hanya dapat melalukan observasi pada kegiatan Posyandu sehingga lebih mendominasi analisis
data pada bab ini. Sedangkan untuk kegiatan Khitanan Massal dan Pengobatan Gratis, peneliti tidak dapat melalukan analisis pada tahap evaluasi kegiatan.
A. Analisis Pemahaman PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. akan
Permasalahan Kesehatan Masyarakat Desa Sepat
Masyarakat Sepat sebagai salah satu publik eksternal PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. telah berperan penting dalam pengembangan perusahaan.
Belajar dari pengalaman selama lebih dari setengah abad, TPS Food selalu menjaga hubungan baik dengan masyarakat Sepat. Untuk menjaga hubungan baik
dengan masyarakat Sepat, PR TPS Food hadir melaksanakan tugas tersebut. Pada awalnya PR TPS Food menjalin komunikasi dengan masyarakat Sepat melalui
kegiatan sosial kemasyarakatan. Dalam hal ini, PR TPS Food melaksanakan fungsi komunikasi, yaitu sebagai pelaksana komunikasi perusahaan dengan
masyarakat Sepat secara berkesinambungan agar menciptakan sebuah hubungan yang baik.