Pola Harian Dan Efek Akhir Pekan

Jadi dengan patokan ini jika harga saham turun lebih rendah dari nilai bukunya, maka saham ini dinilai sebagai potensi pembelian yang baik.

3. Pola Harian Dan Efek Akhir Pekan

Sejumlah penelitian telah menunjukkan adanya suatu pola dalam return sekuritas. Pola tersebut menunjukkan adanya tingkat return yang lebih tinggi atau lebih rendah pada saat tertentu baik pada periode harian, mingguan maupun tahunan. Menurut Damodaran 1996 : 180 dalam Eni Supratmi 2005 pengertian day of the week effect yang juga sering disebut weekend effect merupakan perbedaan return antara hari Senin dengan hari-hari lainnya dalam seminggu secara signifikan. Return hari Senin secara signifikan negatif, sedangkan return hari lain positif. Menurut Dwi Cahyaningdyah 2005 : 177 day of the week effect adalah suatu fenomena yang merupakan bentuk anomali dari teori pasar modal yang efisien. Menurut fenomena ini return harian rata-rata tidak sama untuk semua hari dalam seminggu. Sementara menurut teori pasar yang efisien return saham tidak akan berbeda berdasarkan perbedaan hari perdagangan. Weekend effect ini timbul sebagai akibat adanya informasi buruk yang biasanya diumumkan setelah penutupan hari Jumat dan selama akhir pekan. Informasi buruk itu bisa berupa laba negatif yang dilaporkan setelah penutupan hari Jumat. Menurut Sharpe 1995 : 549 Day of the week effect juga disebut weekend effect dan Monday effect. Day of the week effect disebut weekend effect untuk menjelaskan bahwa return negatif hari Senin disebabkan perubahan harga setelah melewati akhir pekan. Sedangkan day of the week effect disebut Monday effect untuk menjelaskan bahwa return negatif disebabkan perubahan harga dari pembukaan hari Senin sampai penutupan hari Senin. Budi Wibowo dalam Usahawan No. 12 TH XXXIII Desember 2004, anomali ini juga terjadi di Negara lain. Penelitian di Jepang dan Australia menunjukkan hasil yang sedikit lain. Berbeda dengan yang terjadi di Amerika Serikat, Inggris dan Kanada, di Jepang dan Australia return terendah terjadi pada hari Selasa. Hal ini disebabkan oleh perbedaan waktu dimana waktu Tokyo lebih awal 14 jam dibandingkan New York dan waktu Sydney 15 jam lebih dahulu. Pola Tuesday effect juga terjadi di Bursa Paris dan Australia. Aggarwal dan Rivoli 1989 dalam Budi Wibowo 2004 melaporkan hal yang sama untuk Bursa Negara-negara berkembang yaitu Hongkong, Malaysia, Singapura, dan Filphina. Hanya saja di Filphina return terburuknya terjadi pada hari Selasa. Menurut Villy 2000:24 dalam Eni Supratmi 2005 ada satu penjelasan kenapa investor individu cenderung untuk menjual sahamnya setelah akhir pekan dan perilaku ini berhubungan dengan penurunan return hari Senin. Penjelasan ini berhubungan dengan psikologi yang menyatakan bahwa setiap manusia yang mempunyai sifat dasar angkuh cenderung lebih susah menjual daripada membeli saham. Tetapi setiap orang mempunyai kebutuhan dan biasanya kebutuhan tersebut paling banyak terjadi pada akhir pekan dan untuk memenuhi semua kebututhan adalah dengan cara menjual sahamnya. Selama akhir pekan investor individu mempunyai waktu untuk memilih informasi dan akibatnya keinginan untuk bertransaksi di hari Senin semakin meningkat. Transaksi jual cenderung meningkat dari pada transaksi beli. Terdapat satu alasan mengapa keputusan untuk menjual lebih banyak dilakukan dari pada keputusan untuk membeli yaitu seorang investor mungkin memutuskan untuk menunggu transaksi jualnya jadi atau deal sebelum dia terlibat dalam transaksi yang memerlukan uang jaminan atau deposit, Villy 2000 : 25 dalam Eni Supratmi 2005.

4. Return