saham gabungan tersebut sangat di butuhkan dalam rangka pengambilan suatu keputusan dalam memilih suatu saham sebagai obyek investasinya. Jadi pada
dasarnya IHSG dapat memberi manfaat berupa informasi kepada investor untuk menilai suatu saham guna menentukan saham-saham atau portofolio
yang dapat memberikan return paling optimal. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi indeks adalah perubahan
harga pasar saham dan jumlah saham yang beredarditerbitkan oleh emiten yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor
internal adalah kondisi dalam negeri seperti stabilitas politik, ekonomi, dan keamanan. khusus dibidang ekonomi faktor yang memepengaruhi adalah
tingkat inflasi, suku bunga dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal berupa pengaruh dari luar negeri, misalnya kondisi perekonomian global yang
meliputi tingkat kurs, suplai uang, harga saham dunia dan sebagainya. Djoko Hanantijo dalam jurnal Media Akuntansi.
Dalam buku Pasar Modal di Indonesia karangan Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin 2001 : 96 IHSG dapat dihitung dengan rumus :
IHSG = NilaiDasar
NilaiPasar x 100
Dimana : Nilai Pasar : jumlah saham tercatat x harga terakhir
Nilai Dasar : jumlah saham tercatat x harga perdana
7. Indeks LQ-45
Indeks LQ-45 merupakan kumpulan 45 saham yang terpilih setelah melalui beberapa macam seleksi. Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan
likiditas liquid tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan selain penilaian atas likuiditas seleksi atas saham-saham tersebut
mempertimbangkan kapitalisasi pasar. Untuk dapat masuk dalam pemilihan, menurut situs Bursa Efek
Indonesia, suatu saham harus memenuhi kriteria-kriteria berikut ini www.bei.co.id
: a
Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar regular rata-rata nilai transaksi 12 bulan terakhir.
b Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar rata-rata nilai kapitalisasi pasar
selama 12 bulan terakhir. c
Telah tercatat du Bursa Efek Indonesia selama paling sedikit 3 bulan d
Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah hari transaksi di pasar regular.
Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang termasuk dalam perhitungan indeks LQ-45. Setiap tiga
bulan review pergerakan ranking saham akan digunakan dalam kalkulasi indeks LQ-45. Penggantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan sekali, yaitu
pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi indeks LQ-45, maka saham tersebut dikeluarkan
dari perhitungan indeks dan diagram diganti dengan saham lain.
8. Jakarta Islamic Indeks JII
Amirullah 2006:28, menjelaskan bahwa Jakarta Islamic indeks adalah indeks yang disusun dari 30 jenis saham yang sesuai dengan syari’at Islam.
Penentuan kriteria pemilihan saham dalam JII melibatkan Dewan Pengawas Syari’ah PT Danareksa Investment Management. JII dimaksudkan untuk
digunakan sebagai tolak ukur benchmark untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syari’ah. Saham-saham yang masuk dalam
perhitungan indeks diseleksi dengan urutan sebagai berikut: 1
Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan sudah tercatat lebih dari 3
bulan kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar 2
Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun berkahir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal
sebesar 90. 3
Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan rata- rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir.
4 Memilih 30 saham denga urutan berdasarkan likuiditas rata-rata nilai
perdagangan reguler selama satu tahun terakhir. Perhitungan indeks dilakukan dengan metode perhitungan indeks yang
telah ditetapkan oleh BEI yaitu dengan bobot kapitalisasi pasar market cap weighted
. Perhitungan indeks ini juga mencakup penyesuaian-penyesuaian akibat bertambahnya data emiten yang disebabkan oleh corporate action.
Menurut Windi Veronica 2007 menjelaskan bahwa JII merupakan papan indeks untuk 30 saham yang sudah dikategorikan shariah compliance
atau tidak bertentangan dengan syari’ah. JII secara terus menerus melakukan evalusi dan penilaian terhadap saham-saham yang masuk kategori syari’ah.
Secara periodik dari waktu ke waktu jumlah saham yang tergabung dalam JII ditetapkan sebanyak 30 saham. Jumlahnya selalu 30 saham dan tiap enam
bulan di evaluasi. Kendati begitu, bukan berarti di luar 30 saham JII tersebut bukanlah saham yang tidak syari’ah.
Setidaknya ada dua syarat untuk mengatakan bahwa suatu saham bisa dikategorikan tidak melanggar ketentuan syari’ah yaitu:
1 Perusahaan tidak bertentangan dengan syari’at Islam. Merupakan
perusahaan dengan bidang usaha dan manajeman yang tidak bertentangan dengan syari’at Islam, serta memiliki produk yang halal.
Perusahaan yang memproduksi minuman keras atau perusahaan konvensional, tentu saja tidak memenuhi kategori ini.
2 Semua saham yang diterbitkan memiliki hak yang sama. Saham adalah
bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan. Maka peran pemilik saham ditentukan dari jumlah lembar saham yang dimilikinya. Namun, pada
kenyataannya ada perusahaan yang menerbitkan dua macam saham yaitu saham biasa dan saham prefern yang tidak punya hak yang sama, namun
punya hak untuk mendapatkan dividen yang sudah pasti. Tentunya hal ini bertentangan dengan syari’at Islam tentang bagi hasil. Maka saham
yang sesuai dengan syari’at adalah saham yang setiap pemiliknya memiliki hak yang proporsional dengan jumlah lembar saham yang
dimilikinya.
Menurut wikipedia indonesia dalam www.google.co.id
Jakarta Islamic
Indeks atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks saham
yang ada di
Indonesia yang menghitung index harga rata-rata
saham untuk jenis saham-
saham yang memenuhi kriteria syari’ah
. Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama antara
Pasar Modal Indonesia dalam hal ini
PT Bursa Efek Indonesia dengan PT Danareksa Invesment Management PT DIM. JII telah
dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000. Pembentukan instrumen syari’ah ini untuk mendukung pembentukan Pasar Modal Syari’ah yang kemudian
diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003. Mekanisme Pasar Modal Syari’ah meniru pola serupa di
Malaysia yang digabungkan dengan bursa
konvensional seperti Bursa Efek Jakarta
dan Bursa Efek Surabaya
. Setiap periodenya, saham yang masuk JII berjumlah 30 tiga puluh saham yang
memenuhi kriteria syari’ah. JII menggunakan hari dasar tanggal 1 Januari 1995 dengan nilai dasar 100.
Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syari’ah dan
memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syari’ah Islam untuk melakukan investasi di Bursa Efek. JII juga diharapkan dapat mendukung
proses transparansi dan akuntabilitas saham berbasis syari’ah di Indonesia. JII menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai
syari’ah. Dengan kata lain, JII menjadi pemandu bagi investor yang ingin menanamkan dananya secara syari’ah tanpa takut tercampur dengan dana
ribawi . Selain itu, JII menjadi tolak ukur kinerja benchmark dalam memilih
portofolio saham yang halal.
Penentuan kriteria dalam pemilihan saham dalam JII melibatkan Dewan Pengawas Syari’ah PT DIM. Saham-saham yang akan masuk ke JII harus
melalui filter syari’ah terlebih dahulu. Berdasarkan arahan Dewan Pengawas Syari’ah PT DIM, ada 4 syarat yang harus dipenuhi agar saham-saham
tersebut dapat masuk ke JII:
1. Emiten tidak menjalankan usaha perjudian dan permainan yang
tergolong judi atau perdagangan yang dilarang 2.
Bukan lembaga keuangan konvensional yang menerapkan sistem riba, termasuk perbankan dan asuransi konvensional
3. Usaha yang dilakukan bukan memproduksi, mendistribusikan, dan
memperdagangkan makananminuman yang haram 4.
Tidak menjalankan usaha memproduksi, mendistribusikan, dan menyediakan barangjasa yang merusak moral dan bersifat mudharat
Selain filter syari’ah, saham yang yang masuk ke dalam JII harus melalui beberapa proses penyaringan filter terhadap saham yang listing, yaitu:
1 Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip syari’ah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan, kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar.
2 Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah
tahun berakhir yang memiliki rasio Kewajiban terhadap Aktiva maksimal sebesar 90.
3 Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-
rata kapitalisasi pasar market capitalization terbesar selama 1 satu tahun terakhir.
4 Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-
rata nilai perdagangan reguler selama 1 satu tahun terakhir.
Pengkajian ulang akan dilakukan 6 enam bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya.
Sedangkan perubahan pada jenis usaha utama emiten akan dimonitor secara terus menerus berdasarkan data publik yang tersedia. Perusahaan yang
mengubah lini bisnisnya menjadi tidak konsisten dengan prinsip syari’ah akan dikeluarkan dari indeks. Sedangkan saham emiten yang dikeluarkan akan
diganti oleh saham emiten lain. Semua prosedur tersebut bertujuan untuk mengeliminasi saham spekulatif yang cukup likuid. Sebagian saham-saham
spekulatif memiliki tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler yang tinggi dan tingkat kapitalisasi pasar yang rendah.
Perhitungan JII dilakukan oleh BEI dengan menggunakan metode perhitungan indeks yang telah ditetapkan yaitu dengan bobot kapitalisasi pasar
market cap weighted. Perhitungan indeks ini juga mencakup penyesuaian - penyesuaian adjustments akibat berubahnya data emiten yang disebabkan
adanya corporate action.
Menurut Hidayatullah.com dalam www.google.co.id
mengatakan bahwa kinerja indeks saham Islami lebih baik dari Indeks Harga Saham Gabungan
IHSG dan indeks LQ45. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan BAPEPAM-LK mengungkapkan bahwa kinerja indeks saham
Islami yang diukur dalam Jakarta Islamic Indeks JII lebih baik dari Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dan indeks LQ45 kelompok 45 saham
likuid. perkembangan produk Pasar Modal berbasis syari’ah hingga Desember 2007 tetap menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.
Kinerja saham-saham yang termasuk ke dalam JII menunjukkan tren yang naik, terlihat dari pertumbuhan indeks sebesar 63,4 persen yaitu dari 307,62
pada akhir 2006 menjadi 502,78 pada 10 Desember 2007.Sementara itu indeks LQ45 hanya mengalami kenaikan sebesar 58,77 persen dari 388,29 pada akhir
Desember 2006 menjadi 616,47 pada 10 Desember 2007 dan IHSG naik sebesar 54,54 persen pada periode yang sama dari 1.805,52 menjadi
2.790,26.Kinerja JII ini ternyata lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja LQ45 dan IHSG,.
Sejak awal tahun sampai dengan akhir tahun 2007 terdapat empat emiten yang memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM untuk menawarkan
sukuk dengan total nilai emisi Rp1,03 triliun.Hal ini berarti sukuk telah tumbuh sebesar 23,5 persen dan total nilai emisi tumbuh sebesar 47,7 persen
terhitung sejak akhir tahun 2006. Secara kumulatif sampai dengan akhir 2007 BAPEPAM-LK telah memberikan pernyataan efektif kepada 21 sukuk
obligasi syari’ah dengan total nilai emisi senilai Rp3,23 triliun atau 2,52 persen dari total nilai emisi obligasi.Selama tahun ini terdapat empat Reksa
Dana syari’ah yang mendapatkan pernyataan efektif. Hal ini berarti Reksa
Dana syari’ah telah tumbuh sebesar 19,05 persen dan nilai aktiva bersih NAB tumbuh secara signifikan sebesar 206,5 persen terhitung sejak akhir
2006. Secara kumulatif hingga akhir 2007 terdapat 25 Reksa Dana syari’ah 5,7 persen dari total Reksa Dana, dengan nilai NAB per 10 Desember 2007
senilai Rp2,1 triliun 2,35 persen dari total NAB Reksa Dana.
9. Pasar Modal