Pengertian Anomali Jenis Anomali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Anomali Pasar

1. Pengertian Anomali

Menurut Tatang Ary Gumanti dan Farid Ma’ruf 2004 Anomali adalah kejadian atau peristiwa yang tidak diantisipasi dan yang menawarkan investor peluang untuk memperoleh abnormal return. Anomali muncul pada semua bentuk efisiensi pasar baik bentuk lemah, semi kuat maupun bentuk kuat. Tetapi banyak bukti yang mengkaitkan antara anomali dengan pasar efisien bentuk semi kuat dan anomali juga dapat diesksploitasi untuk menghasilkan abnormal return. Menurut Jogiyanto 2000:431 Anomali pasar adalah teknik atau strategi yang tampaknya bertentangan dengan pasar efisien. Sedangkan menurut Jones 2000 : 323 dalam Eni Supratmi 2005 pengertian Anomali adalah sebagai berikut :“By definition, an anomali is an exception to a rule, or model. In other words, the result from these anomalies are in contrast to what would be expected in atotaly efficien market, and they cannot easily be explined away.” Penyimpangan ini menyebabkan terjadinya inefisiensi pasar, dimana menurut Eduardus Tandelilin 2001 : 112 dalam Eni Supratmi 2005 pasar efisien adalah pasar dimana semua harga sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Dalam hal ini informasi yang tersedia bisa meliputi semua informasi, baik dimasa lalu misalkan laba perusahaan tahun lalu maupun informasi saat ini misalkan rencana kenaikan dividen tahun ini, serta informasi yang bersifat sebagai pendapatopini rasional yang beredar di pasar yang bisa mempengaruhi perubahan harga misal, jika banyak investor di pasar berpendapat bahwa harga saham akan naik, maka informasi tersebut nantinya akan tercermin pada perubahan harga saham yang cenderung naik.

2. Jenis Anomali

Menurut Francis 1991 : 565-575 dalam Eni supratmi 2005 jenis-jenis anomali dibagi menjadi dua periode, yaitu : a. Anomali yang ditemukan sebelum tahun 1980, diantaranya : 1 Low-Priced Stocks Anomali ini dilaporkan pertama kali pada tahun 1936 oleh L.H. Fritze Meier. Anomali ini menunjukkan bahwa saham yang harganya rendah cenderung menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi dari pada saham yang harganya tinggi. Penelitian menunjukkan saham dengan harga rendah yang menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi berkorelasi positif dengan ukuran dan tingkat resiko dari emitennya. 2 Price-Earning Ratio Effects Anomali ini dilaporkan Basu pada tahun 1977 yang menerangkan saham dengan ratio price earning PER yang rendah menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. 3 Cash Dividend Yield Tidak semua investor melakukan investasi hanya mengharapkan gain dari pada perubahan harga. Ada beberapa investor yang mengharapkan dividen dari investasinya karena kepastiannya. Jadi Cash Dividend Yield dianggap mempunyai pengaruh terhadap nilai pasar suatu saham. 4 January Effect Anomali ini menerangkan tentang adanya kecenderungan dari harga saham yang secara pelan turun akhir Desember dan kemudian naik pada Januari. Alasan dari anomali ini adalah tax-loss selling atau penjualan untuk menghindari pajak pada bulan Desember yang diikuti dengan pembelian kembali beberapa minggu kemudian. 5 Business Cycle Effects Indeks harga saham adalah indikator dari kegiatan ekonomi suatu negara. Indeks harga saham selalu menurun beberapa bulan sebelum ekonomi memasuki resesi. Jadi dengan berpatokan pada siklus bisnis dapat diketahui kapan trend perubahan harga saham secara umum. b. Anomali yang ditemukan selama tahun 1980, diantaranya: 1 Within – The – Month Effects Penelitian menunjukkan, return dari saham cenderung positif selama dua minggu pertama pada satu bulan, kemudian pada pertengahan bulan returnnya cenderung nol sampai beberapa hari dari akhir bulan, dan akhirnya kembali cenderung positif lagi pada beberapa hari akhir bulan tersebut. 2 Effect of Cash Flow Karena laba Akuntansi tidak dilaporkan secara jelas dan pihak perusahaan yang cenderung memusatkan perhatian pada arus kas dalam rencana pengambil alihan mereka, maka di simpulkan bahwa arus kas per saham mempunyai pengaruh yang besar dari pada laba per saham. 3 Agency Effects Jensen dan Meekling menyatakan bahwa eksekutif perusahaan, dalam berperan sebagai agen bagi pemilikan saham, mungkin tidak selalu berusaha untuk membuat keputusan yang memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemilik perusahaan. Agency effects menerangkan bahwa dengan adanya biaya agen dan pemilik perusahaan yang juga menjadi eksekutif pengelola perusahaan akan mempengaruhi investasi. 4 Earning Controversy Effects Earning surprise atau adanya penyimpangan laba dari yang diramalkan akan mengakibatkan apresiasi harga abnormal atau penurunan. Penurunan ini merupakan reaksi pasar terhadap informasi keuangan penting yang tidak diantisipasi. 5 Effects of An “Earning Torpedo” Ketika pasar mempunyai harapan yang tinggi terhadap pendapatan saham dan akibat dari penawaran yang lebih tinggi untuk saham tersebut dalam mengantisipasi pendapatan yang tinggi dimasa depan, harga saham dapat turun drastis jika kenyataannya pendapatan aktual lebih buruk dari pada yang diharapkan. 6 Firm’s Size Effect Anomali ini menyatakan perusahaan kecil cenderung menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih baik dari pada perusahaan besar. Berbagai penelitian yang mengukur perusahaan yang berdasarkan nilai pasar dari sahamnya telah membuktikan tentang adanya size effect ini. 7 Effect of neglect Saham yang diabaikan diartikan sebagai saham yang kurang diminati oleh investor lembaga besar, saham yang tidak diikuti oleh analis professional, atau saham yang susah didapatkan informasinya. Penelitian menunjukkan saham yang diabaikan ini cenderung menghasilkan rata-rata return yang lebih baik. 8 Day of the week and time of the day effects Day of the week effect menyatakan bahwa harga saham cenderung naik pada hari Jumat dari pada hari lain dan mengalami kenaikan yang paling sedikit pada hari Senin. time of the day effects menyatakan bahwa penurunan hari Senin tersebut kebanyakan terjadi pada sesi pertama perdagangan sebelum makan siang. 9 Effect Of The Book- Value-To Price Ratio Bukti empiris yang telah di umumkan menunjukkan bahwa saham yang memiliki nilai buku per saham yang tinggi relatif terhadap harga per sahamnya cenderung cenderung mempunyai kinerja yang baik. Jadi dengan patokan ini jika harga saham turun lebih rendah dari nilai bukunya, maka saham ini dinilai sebagai potensi pembelian yang baik.

3. Pola Harian Dan Efek Akhir Pekan