Indeks Harga Saham Indeks Harga Saham Gabungan IHSG

ditunjukan dari bunga obligasi yang dibayarkan. Demikian pula jika halnya kita membeli saham, yield ditunjukan oleh besarnya dividen yang kita peroleh. Sedangkan capital gain loss merupakan kenaikan atau penurunan harga suatu surat berharga yang bisa memberikan keuntungan atau kerugian bagi investor. Dengan kata lain capital gain loss bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas. Dalam Jogiyanto 2003 : 110 return total dapat dihitung dengan rumus : Return = capital gain loss + yield Capital gain atau loss = P t – P t-1 P t-1 Dimana : Pt : Harga investasi sekarang P t-1 : Harga investasi periode lalu Jadi berdasarkan rumus diatas return total dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

5. Indeks Harga Saham

Indeks Harga Saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham. Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin 2001 : 95 di Pasar Modal sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi yaitu: a. Sebagai indikator trend pasar b. Sebagai indikator tingkat keuntungan Return = 1 1 − − − t t P p Pt x 100 c. Sebagai tolak ukur benchmark kinerja suatu portofolio d. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif e. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif Di Bursa Efek Indonesia terdapat lima indeks, antara lain : a. Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya. 1 Perhitungan indeks ini menggunakan prinsip yang sama dengan IHSG, yaitu: IHSG = NilaiDasar NilaiPasar x 100 2 BEI memberi angka dasar IHSI 100 ketika saham diluncurkan pada pasar perdana dan berubah sasuai dengan perubahan pasar. b. Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua yang termasuk dalam masing-masing sektor. 1 Perhitungan harga dasar masing-masing sektor didasarkan pada kurs atau harga akhir setiap saham tanggal 28 Desember 1995. 2 Indeks ini diberlakukan tanggal 2 Januari 1996. Di BEI indeks sektoral terbagi atas sembilan sektor, yaitu : 1 Sektor-sektor primer Ekstraktif a Pertanian b Pertambangan 2 Sektor-sektor Sekunder Industri Manufaktur a Industri dasar dan kimia b Aneka industri c Industri barang konsumsi 3 Sektor-sektor tersier jasa a Properti dan Real Estate b Transportasi dan Infrastruktur c Keuangan d Perdagangan, Jasa dan Investasi c. Indeks LQ-45, menggunakan 45 saham terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan setiap awal bulan Februari dan Agustus. Dengan demikian seham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah. d. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG composite share price indeks , menggunakan semua saham yang tercatat komponen perhitungan indeks. Tanggal 10 Agustus 1982 ditetapkan sebagai hari dasar nilai indeks =100 e. Indeks Syari’ah atau JII Jakarta Islamic Indeks. JII merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh BEI bekerjasama dengan Danareksa Investment Management.

6. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG

Suatu pasar secara umum baru dapat diketahui jika kita mengetahui Indeks Harga Saham Gabungan. IHSG akan menunjukkan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di Bursa Efek. Indeks inilah yang paling banyak digunakan dan dipakai sebagai acuan tentang perkembangan Pasar Modal. IHSG ini bisa untuk menilai situasi pasar secara umum atau mengukur apakah harga saham mengalami kenaikan atau penurunan. Indeks harga ini melibatkan seluruh harga saham yang tercatat di Bursa. IHSG adalah suatu indeks harga saham dari beberapa perusahaan yang tercatat di Bursa Efek. Indeks ini selalu berubahberfluktuasi setiap hari mengikuti perkembangan aktivitas perusahaan yang ada disamping adanya transaksi saham di Bursa. Djoko Hanantijo 2001:52, mengatakan bahwa : “IHSG menggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham gabungan tersebut disajikan setiap hari berdasarkan harga penutupan di Bursa pada hari tersebut. Indeks disajikan untuk periode tertentu. IHSG tersebut mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di Bursa Efek.” Menurut Vonny Dwiyanty 1998:54 dalam Eni Supratmi 2005 mengatakan bahwa IHSG adalah angka yang menunjukkan situasi pasar efek secara umum karena IHSG adalah gabungan dari seluruh saham. Sedangkan menurut Tjiptono M. Fakhrudin 2000:96 mengatakan bahwa IHSG adalah sekumpulan semua saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Dari pengertian IHSG di atas dapat disimpulkan bahwa IHSG tersebut hanyalah merupakan suatu rangkaian informasi mengenai pergerakan harga saham gabungan dan tidak ada hubungannya secara eksplisit dengan penentuan suatu indeks baru yang didasarkan pada indeks sebelumnya. Namun bagi investor suatu rangkaian informasi mengenai pergerakan harga saham gabungan tersebut sangat di butuhkan dalam rangka pengambilan suatu keputusan dalam memilih suatu saham sebagai obyek investasinya. Jadi pada dasarnya IHSG dapat memberi manfaat berupa informasi kepada investor untuk menilai suatu saham guna menentukan saham-saham atau portofolio yang dapat memberikan return paling optimal. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi indeks adalah perubahan harga pasar saham dan jumlah saham yang beredarditerbitkan oleh emiten yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah kondisi dalam negeri seperti stabilitas politik, ekonomi, dan keamanan. khusus dibidang ekonomi faktor yang memepengaruhi adalah tingkat inflasi, suku bunga dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal berupa pengaruh dari luar negeri, misalnya kondisi perekonomian global yang meliputi tingkat kurs, suplai uang, harga saham dunia dan sebagainya. Djoko Hanantijo dalam jurnal Media Akuntansi. Dalam buku Pasar Modal di Indonesia karangan Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin 2001 : 96 IHSG dapat dihitung dengan rumus : IHSG = NilaiDasar NilaiPasar x 100 Dimana : Nilai Pasar : jumlah saham tercatat x harga terakhir Nilai Dasar : jumlah saham tercatat x harga perdana

7. Indeks LQ-45