BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penulisan
Seseorang, ataupun suatu kelompok masyarakat dalam suatu pemerintahan, yang ingin menyampaikan aspirasi, ataupun hendak merealisasikan suatu tujuan
tertentu, tentu memerlukan suatu organisasi yang mampu berpengaruh efektif, yakni Partai politik.
Selain karena kekuatan massanya, pada umumnya setiap anggota partai politik mempunyai loyalitas bersama, yang menjadi pengikat bagi para
anggotanya, yakni kehendak bersama, karena memang partai politik dibangun oleh kehendak bersama. Kehendak bersama tersebut merupakan idegagasan
ataupun prinsip, yang kemudian didokumentasikan, sekaligus menjadi acuan bagi para anggotanya dalam menetapkan setiap visi, dan misi, atau program dan tujuan
partainya. Hal inilah yang kita kenal dengan sebutan platform partai politik, untuk selanjutnya kita sebut sebagai kepentingan partai politik.
Pada saat rekruitmen partai, setiap calon anggota harus terlebih dahulu memenuhisepakat dengan setiap persyaratan yang ada dalam platform
partaikepentingan partai. Kelak calon tersebut menjadi anggota partai, ataupun menjadi kandidat partai di lembaga legislative, mereka akan memperjuangkan
kepentingan partainya. Apabila melanggar atau menyimpang dari kepentingan partai, maka anggota tersebut akan dilepaskan dari keanggotaan. Hal ini
dibuktikan dengan diimplementasikannya Pasal 85 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003, tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD UU
Susduk, dan Pasal 8 huruf g Unda ng-Undang Nomor 31 Tahun 2002, tentang
Universitas Sumatera Utara
Partai Politik UU Parpol. Yang diperkukuh dengan payung konstitusi, tepatnya pada pasal 22 B UUD 1945 Amandemen Kedua.
Kembali ke pembahasan awal bahwa selain kekuatan massanya, juga loyalitas partai terhadap ide tertulis seperti platform partai dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, ada suatu hal yang harus benar-benar dipahami partai politik dan juga masyarakat dalam interaksinya, bahwa partai
politik dan masyarakat mempunyai kepentingan yang sama di dalam penetapan kebijakan publik. Apabila partai politik tertentu menyalurkan aspirasi masyarakat
ke dalam kebijakan publik, maka masyarakat akan memenuhi kepentingan partai politik tersebut, yakni tetap mendukungnya. Maka idealnya partai politik
mempunyai kepentingan yang sama dengan masyarakat di dalam penetapan kebijakan publik.
Di sisi lain, ada berbagai faktor lain yang mempengaruhi para aktor dalam proses penetapan kebijakan publik, misalnya tekanan-tekanan politik dan sosial,
kondisi-kondisi ekonomi, persyaratan-persyaratan prosedural, komitmen- komitmen sebelumnya, serta waktu yang sempit.
1
Berbagai faktor lainnya menurut James Anderson, seperti nilai-nilai politik, nilai-nilai organisasi, nilai-
nilai pribadi, nilai-nilai kebijakan, serta nilai-nilai ideologi.
2
Tentu masyarakat sangat gundah, serta berharap akan kebenaran, dan ketepatgunaan produk penetapan kebijakan publik tersebut. Masyarakat sangat
mengaharapkan moral, intelektualitas para actor kebijakan, dalam menelaah dan menetapkan kebijakan terhadap setiap permasalahan yang ada ataupun yang akan
datang. Karena bagaimanapun juga, masyarakatlah yang secara langsung
1
Budi Winarno, Kebijakan Publik Teori dan Proses, Jagakarsa-Jakarta: PT. BUKU KITA, 2007, hal. 133.
2
Ibid., hal. 133-135.
Universitas Sumatera Utara
menanggung dampak dari berbagai kebijakan tersebut. Seorang penarik becak, pedagang kaki lima, akan menghawatirkan kebijakan pemerintah tentang tata
ruang kota. Seorang pedagang besar yang berkeyakinan terhadap pasar bebas, menghawatirkan kebijakan pemerintah terkait ekspor impor, serta struktur pajak
resmi. Seorang petani, menghawatirkan kebijakan pemerintah terkait penetapan harga produk pertaniaannya, dan juga kebijakan terkait bidang lainnya.
Merujuk pada deskripsi tersebut, penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang proses penetapan kebijakan publik yang dilakukan oleh para
aktor kebijakan di tingkat lokal. Ada pun judul penelitian ini adalah Kepentingan Partai Politik dalam Substansi Kebijakan Publik. Studi ini dilakukan pada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara, Periode 2009-2014.
1.2. Perumusan Masalah