tinggi. Kritik ini lebih ke pada kelemahan-kelemahan yang secara alamiah dimiliki manusia.
Keenam, sekalipun para pembuat kebijakan dapat menggunakan teknik- teknik analisis komputer yang paling maju, mereka tidak mempunyai kecakapan
yang cukup untuk menghitung rasio biaya dan keuntungan secara tepat, bila sejumlah besar nilai-nilai yang berbeda-beda seperti politik, ekonomi, sosial, serta
budaya sebagai taruhannya. Ketujuh,
investasi-investasi yang besar dalam program-program menyebabkan para penetap kebijakan tidak mempertimbangkan lagi alternatif
yang telah ditetapkan sebelumnya. Kedelapan, terdapat banyak hambatan untuk mengumpulkan semua
informasi yang dibutuhkan dalam menelaah semua kemungkinan alternatif, dan semua konsekuensi-konsekuensi dari masing-masing alternatif, termasuk
didalamnya biaya pengumpulan informasi, ketersediaan informasi, dan waktu dibutuhkan dalam mengumpulkan informasi.
1.7.4.2. Teori Penambahan Incremental Theory
Teori ini dilatarbelakangi oleh adanya kritik terhadap teori rasional konprehensif. Oleh karenanya teori ini berusaha menutupi kekurangan yang ada
dalam teori tersebut dengan jalan menghindari banyak masalah yang ditemui dalam teori tersebut. Teori ini lebih bersifat deskriptif, artinya teori ini
menggambarkan secara aktual cara-cara yang dipakai para pembuat kebijakan dalam menetapkan kebijakan.
Teori ini memberikan penyempurnaan terhadap teori rasional konprehensif:
Universitas Sumatera Utara
a. Pemilihan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran dan analisis empirik
terhadap tindakan sangat dibutuhkan, b.
Para penetap kebijakan hanya mempertimbangkan beberapa alternatif untuk menanggulangi masalah yang dihadapi, dan alternatif-alternatif ini
hanya berada secara marginal dengan kebijakan yang sudah ada, c.
Untuk setiap alternatif, penetap kebijakan hanya mengevaluasi beberapa konsekuensi yang dianggap penting.
d. Masalah yang dihadapi oleh para pembuat kebijakan dibatasi kembali
secara berkesinambungan. Teori ini memungkinkan penyesuaian- penyesuaian, sarana tujuan, dan tujuan sarana sebanyak mungkin,
sehingga memungkinkan masalah dapat dikendalikan. e.
Tidak ada keputusan tunggalpenyelesaian masalah yang dianggap tepat. Pengujian terhadap kebijakan yang dianggap baik adalah bahwa
persetujuan terhadap berbagai macam analisis dalam rangka memecahkan persoalan tidak diikuti persetujuan, bahwa kebijakan yang diambil
merupakan sarana yang paling cocok untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
f. Pembuatan kebijakan secara incremental pada dasarnya diarahkan lebih
banyak kepada perbaikan ketidaksempurnaan sosial yang nyata sekarang ini, dari pada mempromosikan tujuan sosial di masa yang akan datang.
Incrementalisme merupakan proses pembuatan kebijakan yang khas dalam masyarakat yang pluralis. Kebijakan-kebijakan yang dihasilkan merupakan hasil
kompromi dan kesepakatan bersama antara partisipan. Dalam kondisi sesperti ini, keputusan yang bijaksana akan mudah dicapai, bila persoalan-persoalan yang
Universitas Sumatera Utara
diperdebatkan antar berbagai kelompok dalam masyarakat hanya berupa perubahan-perubahan terhadap program-program yang sudah ada, atau hanya
menambahmengurangi anggaran belanja. Sementara itu, konflik biasanya akan meningkat bila penetap kebijakan memfokuskan perubahan-perubahan kebijakan
besar yang dapat menimbulkan keuntungan dan kerugian yang besar. Karena ketegangan politik yang timbul sangat besar dalam menetapkan program-program
atau kebijakan baru. Maka kebijakan masa lalu diteruskan untuk tahun sebelumnya, kecuali bila terjadi perubahan politik secara substansial. Dengan
demikian pembuatan kebijakan secara incrementalisme adalah penting dalam mengurangi konflik, memelihara stabilitas dan sistem politik di mana kebijakan
itu akan ditetapkan dan diimplementasikan. Menurut pandangan kaum incrementalis, para pembuat keputusan dalam
menunaikan tugasnya berada di bawah keadaan yang tidak pasti berhubungan dengan konsekuensi-konsekuensi dari kebijakan yang ditetapkan mereka di masa
depan. Maka kebijakan-kebijakan incremental dapat mengurangi resiko atau biaya ketidakpastian. Incrementalisme juga mempunyai sikap realistis karena didasari
kenyataan bahwa para pembuat kebijakan kurang waktu, kecakapan, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menganalisis secara menyeluruh dalam semua
penyelesaian masalah-masalah alternatif yang ada. Di samping itu, pada hakikatnya orang ingin bertindak secara pragmatis, tidak selalu mencari cara yang
paling baik dalam menanggulangi suatu masalah. Singkatnya incrementalisme menghasilkan kebijakan-kebijakan yang terbatas, dapat dilakukan dengan mudah
dan dapat diterima.
Universitas Sumatera Utara
1.7.4.3. Teori Penyelidikan Campuran Mixed-scanning Theory