• Para elit secara relatif memperoleh pengaruh langsung yang kecil dari massa yang apatis, sebaliknya para elit memberikan pengaruh yang
besar terhadap masyarakat massa. Pendekatan elit lebih memusatkan perhatian pada peranan kepemimpinan
dalam pembentukan krbijakan-kebijakan publik. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa dalam suatu sistem politik, hanya sekelompok kecil orang yang
memerintah masyarakat umum; para elit politiklah yang mempengaruhi masyarakat umum, dan massa yang mempengauhi elit. Lebih lanjut Robert Dahl
menyatakan bahwa orang harus mengidentifikasi kelompok yang mengendalikan dibandingkan dengan ukuran mayoritas yang bukan merupakan artefak dari
peraturan-peraturan demokratik, suatu mayoritas individu-individu yang mempunyai pilihan-pilihan tentang masalah-masalah politik pokok
16
1.7.2.3. Pendekatan Kelembagaan institusionalism
.
Anderson mengemukakan bahwa;
The study of government institution is one of the oldest concern of political science. Political life generally revolves around governmental institution
such as legislature, executive, courts, and political parties; public policy, more over, is initially authoritatively determined and implemented by
governmental institution
17
“Kajian ilmu politik mempfokuskan studi pada lembaga-lembaga pemerintahan. Kegiatan-kegiatan politik secara umum berpusat di sekitar lembaga-lembaga
pemerintahan tertentu seperti badan legislatif, eksekutif, dan badan peradilan, dan partai-partai politik dan biasanya kebijakan publik secara otoritatif dibuat dan
diimplementasikan oleh lembaga-lembaga pemerintahan”.
.
16
Robert Dahl, Critique of the Rulling Elite Model, American Science Review, LII, 1958.
17
Anderson, op., cit., hal. 17.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan antara kebijakan publik dengan lembaga-lembaga pemerintah dilihat sebagai suatu hubungan yang sangat erat
18
Selanjutnya Winarno memberikan karakteristik yang berbeda terhadap kebijakan publik
. Suatu kebijakan tidak akan menjadi kebijakan publik sebelum kebijakan itu ditetapkan dan dilaksanakan oleh
lembaga-lembaga pemerintahan.
19
• Pemerintah memberikan legitimasi kepada kebijakan-kebijakan publik. Kebijakan-kebijakan dianggap sebagai kewajiban-kewajiban yang sah
yang menuntut loyalitas warga Negara. .
• Kebijakan-kebijakan pemerintah memerlukan universalitas. Kebijakan- kebijakan pemerintah mampu menjangkau setiap isi kehidupan manusia
masyarakatnya dan dapat menghukum secara sah orang-orang atau masyarakat yang melanggar kebijakan tersebut.
• Kebijakan publik dapat menuntut loyalitas dari seluruh warga Negara dan mempunyai kemampuan untuk mengatur seluruh masyarakat dan
memonopoli penggunaan kekuatan force secara sah yang mendorong individu-individu dan kelompok membentuk pilihan-pilihan mereka
dalam kebijakan. Namun demikian menurut Winarno, pendekatan ini mempunyai kelemahan
yang mencolok, yakni lebih mencurahkan perhatian yang lebih banyak pada hubungan antara struktur lembaga-lembaga pemerintah dengan substansi
kebijakan publik
20
18
Winarno, op., cit., hal. 42.
. Sebaliknya menurut Anderson pendekatan institusionalisme bukan merupakan pendekatan yang sempit atau bersifat deskriptif, karena seorang
19
Winarno, op.,cit., hal. 43.
20
Winarno, op., cit., hal. 43.
Universitas Sumatera Utara
ilmuwan bisa saja menanyakan kembali hubungan-hubungan yang terjadi antara aturan-aturan lembaga-lembaga pemerintah dengan substansi kebijakan publik.
Selain itu seorang ilmuwan juga dapat menyelidiki hubungan-hubungan ini dengan suatu bentuk yang sistematik dan komparatif
21
1.7.2.4. Pendekatan Rasionalitas