Masalah Umum DATA DAN ANALISIS ALAMAT IP

BAB 3 DATA DAN ANALISIS ALAMAT IP

3.1 Masalah Umum

Internet merupakan kumpulan ribuan bahkan jutaan informasi rute prefix untuk membawa data dari satu tempat ke tempat lainnya yang tergabung dalam kesatuan sistem jaringan internet. Masing-masing rute prefix akan disebarkan sehingga mencapai tujuan melalui proses routing. Hal ini memungkinkan terjadi hubungan komunikasi timbal balik terjadi interkoneksi antara jaringan-jaringan kecil Local. Rute yang dipertukan adalah rute-rute antar AS yakni suatu sistem otonom yang memiliki sistem managemen jaringan dalam lingkup tersendiri. Karena begitu banyak rute yang disebarkan dalam jaringan internet global routing system akan memungkinkan peningkatan informasi dalam suatu table routing serta kurang tepat dalam perancangan jaringan luas. Melalui mekanisme rute aggregasi rute-rute dapat digeneralkan lebih umum digunakan. Rute aggregasi disebut juga sebagai salah satu mekanisme supernetting atau summarization tujuannya mengganti beberapa kumpulanset rute menjadi lebih umum general. Rute prefix jaringan internet saat ini terbagi menjadi dua rute prefix yakni rute prefix alamat IPv4 dan rute prefix alamat IPv6. Untuk itu dapat juga dibedakan rute aggregasi berdasarkan IPv4 dan berdasarkan IPv6. Melihat alokasi alamat IPv4 segera habis exhausted, untuk itu rute aggregasi IPv4 akan beralih kepada rute aggregasi IPv6. Pada rute jaringan internet dipergunakan alamat rute yang bersifat global sering disebut sebagai alamat IP. Alamat IP publik dapat Universitas Sumatera Utara dirutekan secara global dengan kata lain dapat dijangkau secara global. IPv4 dan IPv6 masing-masing memiliki alamat global yang bertujuan untuk membangun infrastruktur jaringan internet. Akan tetapi antara IPv4 dan IPv6 memiliki format pengalamatan global tidak sama. Hal ini membuat sistem routing global memiliki perbedaan baik pada rute-rute global maupun perancangan jaringan secara global. Sistem pengalamatan IPv4 pada dasarnya adalah pengalamatan classfull yakni berdasarkan class, seperti class A, B, C, D, dan E. Awalnya IPv4 belum mengenal mekanisme supernetting dan route summarization, masih memakai sistem class-class. Saat ini IPv4 telah mendukung pengalamatan classless yaitu pengalamatan tidak berdasarkan sistem class. Ini juga merupakan salah satu mekanisme yang diterapkan pada supernetting seperti CIDR classless interdomain routing dan VLSM variable length subnet mask. Format alamat IPv4 tidak memiliki sistem pengelompokan alamat scope yang akan menjelaskan suatu alamat bersifat global atau tidak. Alamat global IPv4 hanya dapat ditentukan berdasarkan pengalokasian alamat dari koordinasi pusat alamat IP dunia yaitu IANA Internet Assigned Number Authority sebagai badan dunia yang mengalokasikan alamat IP baik alamat IPv4 maupun alamat IPv6. IANA akan membagikan alamat-alamat IP global kepada seluruh dunia. Berbeda dengan alamat IPv6 yang telah mengenal pengelompokan alamat IP yang disebut scope. Scope ini menentukan suatu alamat bersifat global atau tidak. Scope global IPv6 aggregatable global unicast IPv6 yakni alamat global IPv6. Jadi alamat IP global tidak hanya ditentukan berdasarkan alokasi alamat yang ditentukan IANA, tetapi ditentukan berdasarkan scope alamat IP global dari IPv6.

3.2 Spesifikasi Umum Sistem