Hasil dari empat percobaan dapat ditampilkan pada tabel dibawah ini melalui percobaan dengan tanpa menggunakan proses rute aggregasi.
Tabel 4.8 : Daftar Percobaan Alamat IPv6
No. Number of subnet Routing Table Entries
1 12 subnet
3 entries 2
16 subnet 6 entries
3 20 subnet
9 entries 4
24 subnet 14 entries
Tabel 4.8 diatas memperlihatkan jumlah entri subnet yang diterima dalam RIB. Tanpa menggunakan rute aggregasi akan tetap menampung sejumlah subnet
prefix yang disebar kedalam router peering dalam hal ini router R5. Dengan menggunakan aggregasi router akan mengirimkan rute aggregasi saja kepada
router tetangga.
2. Alokasi Proses CPU dan Memory IPv4 Pada Router
Berdasarkan hasil uji coba untuk melihat perbandingan jumlah network prefix yang diterima untuk setiap penambahan subnet prefix dalam tabel routing RIB.
Selanjutnya akan dihitung perbandingan jumlah pemakaian proses CPU dan proses Memory setiap penambahan informasi prefix dalam tabel routing RIB
sebuah router R5.
a. Proses CPU IPv4
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan proses CPU yang tercatat dalam Router 5 R5 pada mekanisme rute aggregasi belum diterapkan di Router 2 R2 yang berarti keadaan hubungan
antar domain masih pada konfigurasi awal.
Tabel 4.9 : Proses CPU IPv4
PID Runtime ms
Invoked uSecs
Process CPU name
91 192
126 1523
IP RIB 163
768 21789
35 BGP Router
164 1616
680 2376
BGP IO 165
9344 697
13406 BGP Scanner
Penggunaan proses CPU yang tercatat dalam Router 5 R5 ketika mekanisme rute aggregasi telah diterapkan di Router 2 R2.
Tabel 4.10 : Proses CPU IPv4 Dengan Menggunakan Rute Aggregasi
PID Runtime ms
Invoked uSecs
Process CPU name
91 132
94 1404
IP RIB 163
656 18097
36 BGP Router
164 1284
558 2301
BGP IO 165
7848 579
13554 BGP Scanner
Untuk memberikan gambar penggunaan proses CPU dan proses Memory seperti gambar 4.14 dibawah ini. Terdapat beberapa proses-proses yang member
pengaruh terhadap kinerja router router. Missal kemampuan atau ketahanan router dalam menyimpan informasi yang banyak dalam tabel routing RIB router tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.14 : Informasi Proses CPU R5 Hasil Rute Aggregasi
b. Proses Memory IPv4
Penggunaan proses memory yang tercatat dalam Router 5 R5 pada mekanisme rute aggregasi belum diterapkan di Router 2 R2 yang berarti keadaan hubungan
antar domain masih pada konfigurasi awal.
Tabel 4.11 : Proses Memory IPv4
PID TTY
Allocated Freed
Holding Retbus
Process Memory
Name
61 2548
14196 IP Input
85 12884
TCP Protocols
91 156
10040 IP RIB
Update 163
32864
2224 11692
BGP Router
Universitas Sumatera Utara
165 9884
BGP Scanner Penggunaan proses memory yang tercatat dalam Router 5 R5 ketika
mekanisme rute aggregasi telah diterapkan di Router 2 R2.
Tabel 4.12 : Proses Memory IPv4 Dengan Menggunakan Rute Aggregasi
PID TTY
Allocated Freed
Holding Retbus
Process Memory
Name
61 2548
14196 IP Input
85 12884
TCP Protocols
91 156
10040 IP RIB
Update 163
32864 1980
11336 BGP Router
165 9884
BGP Scanner
4.2.2 Pengujian Alamat Protokol IPv6
Informasi rute prefix dalam table routing R4 dan R5 yang diterima dari R3 begitu banyak. Ini akan menambah kinerja proses yang dilakukan oleh router R5.
Untuk mengurangi kinerja proses dalam menampung informasi rute-rute prefix yang berasal dari DELTA-TELECOM dibutuhkan mekanisme rute aggregasi.
Seperti pada IPv4, rute aggregasi diperlukan alamat prefix IPv6 untuk mengurangi penyebaran rute prefix kepada router tetangga agar dapat menekan informasi rute
prefix yang masuk atau diterima suatu router. Adapun mekanisme rute aggregasi IPv6 memiliki tujuan yang, tetapi
sedikit berbeda dalam konfigurasi. Ini dikarenakan alamat IPv6 memilki fitur-fitur baru yang tidak sama dengan IPv4, seperti konfigurasi untuk informasi rute prefix
oleh protokol routing BGP. Konfigurasinya sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Konfigurasi address-family ipv6
merupakan konfigurasi untuk menampung informasi konfigurasi alamat IPv6. Jadi keanggotaan prefix-prefix
IPv6 akan masuk dalam lingkungan address-family ipv6. Ini dikarenakan default untuk konfigurasi BGP dipergunakan untuk alamat IPv4 sehingga informasi rute
alamat IPv6 tidak dikenal oleh protocol routing BGP.
4.2.2.a Pengujian Round-Trip Packet Alamat Protokol IPv6
Uji coba dilakukan dengan menghitung waktu ping melalui Router 4 R4 sebagai source IP menuju alamat IP 2001:6500:60::164 pada Router 6 R6.
Dalam hal ini ukurannilai datagram paket bervariasi agar hasil waktu yang diperoleh dapat diperhitungkan terhadap masing-masing ukuran datagram paket
yang dikirim. Adapun datagram paket yang disertakan antara lain sebesar 50 bit, 500 bit, 5000 bit dan 15000 bit. Untuk lebih jelas dapat diperhatikan tabel
dibawah ini.
Tabel 4.13 : Round-Trip Packet Datagram ukuran 50 bits dengan IPv6
No Datagram Size
bits Round-trip Packet
Minimum Average
Maximum
1 50
44 108
264
2 50
68 140
344
3 50
36 104
264
4 50
40 116
196
Router address-family ipv6 Router aggregate-address ipv6 network number summary-only as-set
Universitas Sumatera Utara
5 50
80 140
284
6 50
28 109
236
7 50
103 208
8 50
16 66
144
9 50
32 119
228
10 50
16 105
260
Tabel 4.14 : Round-Trip Packet Datagram ukuran 500 bits dengan IPv6
No Datagram Size
bits Round-trip Packet
Minimum Average
Maximum
1 500
24 181
360
2 500
44 134
312
3 500
32 116
180
4 500
24 96
180
5
500 48
124 284
6 500
64 113
180
7 500
44 100
196
8
500 52
104 212
9 500
52 106
220
10 500
60 115
296 1189
Tabel 4.15 : Round-Trip Packet Datagram ukuran 5000 bits dengan IPv6
No Datagram Size
bits Round-trip Packet
Minimum Average
Maximum
1 5000
72 144
232
2 5000
88 196
416
3
5000 28
118 180
4 5000
112 188
392
5 5000
60 162
332
6 5000
68 205
400
7 5000
84 165
240
8 5000
68 132
208
9 5000
104 162
276
10
5000 84
161 236
1633
Tabel 4.16 : Round-Trip Packet Datagram ukuran 15000 bits dengan IPv6
No Datagram Size
Round-trip Packet
Universitas Sumatera Utara
bits Minimum
Average Maximum
1 150000
72 198
316
2 150000
36 176
328
3 150000
60 191
304
4 150000
128 212
376
5 150000
104 196
372
6
150000 92
229 392
7 150000
140 213
372
8 150000
56 168
208
9
150000 120
189 288
10 150000
48 196
380
4.2.2.b Pengujian Rute Aggregasi Alamat Protokol IPv6
1. Tabel Routing RIB Router Informations Base
Untuk pengujian rute aggregasi maupun Proses CPU Memory dipergunakan router R5 sebagai router atau alat penguji. Percobaan selanjutnya dilakukan
untuk melihat jumlah informasi network prefix yang akan diterima router R5 apabila jumlah subnet prefix yang disebar semakin banyak. Setelah itu akan
dianalisis penambahan informasi prefix terhadap tabel routing RIB sebuah router. Akan dipergunakan informasi tabel RIB R5 untuk menentukan informasi rute
prefix yang berhasil diterima R5. Informasi rute prefix dalam tabel RIB router R6 yang tinggal pada AS 5539 merupakan hasil dari proses rute aggregasi yang
dilakukan dan disebar router R2 pada AS 29049.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.15 : Informasi RIB R6 hasil rute aggregasi
Seperti pada gambar 4.15 terdapat 3 informasi network prefix IPv6 yang berhasil diperoleh dari AS 29049 antara lain 2A01:6480:20::46,
2A01:6480:24::46, 2A01:6480:50::46. Adapun network prefix tersebut merupakan rute aggregasi yang telah disebar oleh router R2 AS 29049 kepada
peering router R5 AS 5539. Seperi halnya percobaan alamat rute aggregasi IPv4, percobaan rute
aggregasi alamat IPv6 juga mengambil sebanyak empat percobaan yang penambahan network prefix untuk menguji hasil tabel routing. Terdapat sekitar 24
network prefix IPv6 yang akan disebar kepada AS 7473 yakni router R5. Untuk 24 network prefix IPv6 tersebut akan dibagi empat kali percobaan untuk melihat
perbedaan pertambahan informarmasi network prefix pada tabel routing RIB router R5 ketika menggunakan proses rute aggregasi atau tidak menggunakan
rute aggregasi.
Tabel 4.17: Percobaan Alamat IPv6
Universitas Sumatera Utara
No. Router
Network Prefix 1
R1 2A01:6480:50::48, 2A01:6480:50::48,
2A01:6480:50::48, 2A01:6480:50::48 R4
2A01:6480:20::48, 2A01:6480:21::48,
2A01:6480:22::48, 2A01:6480:23::48 R3
2A01:6480:24::48, 2A01:6480:25::48, 2A01:6480:26::48, 2A01:6480:27::48
2 R1
2B01:A001:10::48, 2B01:A001:11::48, 2B01:A001:12::48, 2B01:A001:13::48
3
R4 2C01:B001:10::48,
2C01:B001:11::48, 2C01:B001:12::48, 2C01:B001:13::48
4
R3 2D01:C001:10::48, 2D01:C001:11::48,
2D01:C001:12::48, 2D01:C001:10::48
Tabel diatas adalah percobaan-percobaan yang akan dilakukan untuk mendapatkan hasil dalam tabel RIB router R5. Seperti telah dijelaskan, bahwa
tabel routing router R5 akan dianalisis untuk menghitung jumlah entri routing ketika sejumlah subnet disebar kepada peering router.
Dari hasil penelitian dibawah ini memberikan penjelasan informasi dalam tabel routing RIB berdasarkan jumlah subnet yang disebar kepada peering. Misal,
router R1, R3, dan R4 menyebarkan informasi network kepada R2 sebanyak 16 subnet network. Kemudian router R2 menyebarkan informasi network
tersebut kepada peering EBGP router R5. Dalam artian ini informasi network prefix router R5 akan bertambahan sebanyak 16 subnet network. Gambar
dibawah ini merupakan tabel routing RIB R5 yang menerima informasi rute aggregasi network prefix dari router R2. Berikut contoh hasil percobaan yang
dilakukan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.16 : Informasi RIB R5 Dengan Alamat IPv6
Pada gambar 4.16 diatas merupakan percobaan yang dilakukan dimana network prefix yang diterima R5 sebanyak 13 entries. Network prefix tersebut
berasal dari AS 29049, artinya domain AS 29049 yang memiliki network prefix tersebut. Router R5 akan menampung informasi network prefix dalam tabel
routing RIB. Berikut hasil keempat percobaan diatas yang ditampilkan seperti pada tabel
dibawah ini. Percobaan dilakukan tanpa rute aggregasi.
Tabel 4.18 : Informasi RIB tanpa mekanisme aggregasi
Universitas Sumatera Utara
No. Number of subnet Routing table entries
1 12 subnet
13 entries 2
16 subnet 17 entries
3 20 subnet
21 entries 4
24 subnet 25 entries
Gambar 4.17 : Informasi RIB R5 Dengan Network Prefix Aggregasi
Berikut hasil keempat percobaan diatas yang ditampilkan seperti pada tabel 4.19 dibawah ini. Percobaan dilakukan dengan menggunakan rute aggregasi.
Tabel 4.19 : Informasi RIB menggunakan mekanisme aggregasi
Universitas Sumatera Utara
No. Number of subnet Routing Table Entries
1 12 subnet
4 entries 2
16 subnet 5 entries
3 20 subnet
6 entries 4
24 subnet 7 entries
Tabel diatas memperlihatkan jumlah entri subnet yang diterima dalam RIB. Tanpa menggunakan rute aggregasi akan tetap menampung sejumlah subnet
prefix yang disebar kedalam router peering dalam hal ini router R5. Dengan menggunakan aggregasi router akan mengirimkan rute aggregasi saja kepada
router tetangga.
2. Alokasi Proses CPU dan Proses Memory Pada Router
a. Proses CPU Alamat IPv6
Penggunaan proses CPU yang tercatat dalam router R5 dimana mekanisme rute aggregasi belum diterapkan di Router 2 R2 yang berarti keadaan hubungan
antar domain masih pada konfigurasi awal.
Tabel 4.20 : Proses CPU IPv6
PID Runtime ms
Invoked uSecs
Process CPU name
91 185
96 1304
IP RIB 167
132 12058
10 BGP Router
168 708
237 2987
BGP IO 169
5496 394
13949 BGP Scanner
Penggunaan proses CPU yang tercatat dalam Router 5 R5 ketika mekanisme rute aggregasi telah diterapkan di Router 2 R2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.21 : Proses CPU IPv6 Dengan Menggunakan Rute Aggregasi
PID Runtime ms
Invoked uSecs
Process CPU name
91 132
94 1404
IP RIB 167
188 14620
12 BGP Router
168 864
283 3053
BGP IO 169
6612 478
13832 BGP Scanner
b. Proses Memory Alamat IPv6