Round-Trip Time RTT IPv4 dan IPv6

Gambar 4.18 : Informasi Proses Memory R5

4.3 Perbandingan

Berdasarkan hasilinformasi yang diperoleh pada tabel routing R5 menggunakan alamat IPv4 dan table routing R5 menggunakan alamat IPv6 berdasarkan rute aggregasi, dapat ditentukan informasi table routing antara kedua protokol internet tersebut. Kedua protocol yakni IPv4 dan IPv6 pada penerapan rute aggregasi melalui simulasi mengiklankan jumlah rute prefix alamat yang sama kepada tetangganya. Ini dibuktikan dari table routing kedua router yang menjalankan dua jenis protokol internet yang berbeda. Dalam perbandingan ini akan diberikan beberapa kriteria perbandingan diantaranya. 1. Perbandingan round-trip IPv4 dan round-trip IPv6. 2. Perbandingan jumlah entri tabel routing setiap penambahan subnet prefix dengan menggunakan rute aggregasi. 3. Perbandingan penggunaan proses CPU dan proses Memory dengan menggunakan rute aggregasi.

4.3.1 Round-Trip Time RTT IPv4 dan IPv6

Universitas Sumatera Utara Informasi pada tabel diatas dapat memberikan gambaran secara grafik round kedua protocol internet ini. Seperti grafik dibawah ini akan membandingkan round-trip IPv4 dan IPv6 sesuai dengan pengiriman datagram paket seperti pengujian routnd-trip time sebelumnya. Perhatikan grafik-grafik dibawah ini. Grafik 4.1 : Round-Trip Packet Datagram IPv4 IPv6 Ukuran 50 bits Grafik 4.2 : Round-Trip packet IPv4 IPv6 Datagram size 500 bits 20 40 60 80 100 120 140 160 180 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 R o und -Tr ip m s Round-Trip packet IPv4 IPv6 Datagram size 50 bits IPv6 IPv4 Universitas Sumatera Utara Grafik 4.3 : Round-Trip packet IPv4 IPv6 Datagram size 5000 bits 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 R o und -Tr ip m s Round-Trip packet IPv4 IPv6 Datagram size 500 bits IPv6 IPv4 50 100 150 200 250 300 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 R o und -Tr ip m s Round-Trip packet IPv4 Datagram size 5000 bits IPv6 IPv4 Universitas Sumatera Utara Grafik 4.4: Round-Trip packet IPv4 IPv6 Datagram size 15000 bits Keempat grafik diatas menunjukkan kedua round-trip IPv4 dan IPv6. Round-trip time merupakan banyaknya waktu yang dibutuhkan oleh suatu paket untuk melakukan perjalanan dari host pengirim ke host tujuan dan kembali ke pengirimnya. Masing-masing Round-trip memperlihatkan bahwa IPv6 lebih stabil dalam pengiriman paket datagram dibandingkan IPv4. Ini terlihat dari grafik IPv4 dan IPv6 diatas. Besarnya nilai Round-trip time menunjukkan keterlambatan delay yang semakin besar. Sebaliknya nilai round-trip time yang kecil akan mengurangi delay. Grafik tersebut diatas menunjukkan round-trip time IPv4 lebih tinggi dari pada round-trip time dengan menggunakan IPv6. Indikasi ini menunjukkan bahwa keterlambatan pengiriman paket datagram dengan IPv4 lebih besar dibanding menggunakan IPv6. 50 100 150 200 250 300 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 R o und -Tr ip m s Round-Trip packet IPv4 Datagram size 15000 bits IPv6 IPv4 Universitas Sumatera Utara 4.3.2 Perbandingan Entri Tabel Routing IPv4 dan IPv6 dengan Aggregasi atau tidak menggunakan Aggregasi Dari hasil tabel pengujian diatas, akan ditampilkan grafik entri tabel routing IPv4 dan IPv6 untuk melihat perbandingan kedua protokol. Adapun grafik yang akan ditampilkan adalah hasil entri routing tabel IPv4 dan IPv6 pada saat percobaan- percobaan dilakukan dengan penambahan network prefix pada domain AS 17974 dan AS 29049. Seperti grafik-grafik dibawah ini. 4.3.2.a Entri Tabel Routing IPv4 Grafik 4.5 : Entri Tabel Routing IPv4 Tanpa Rute Aggregasi Universitas Sumatera Utara Grafik 4.6 : Entri Tabel Routing IPv4 Menggunakan Rute Aggregasi Tabel routing IPv4 akan meningkat pada saat sejumlah subnet prefix ditambahkan maupun disisipkan kedalam tabel RIB router bersangkutan. Ini dapat meningkat 5 10 15 20 25 30 12 16 20 24 Ro u ti n g T a b le E n tr ies Number of Subnet Tabel Routing IPv4 IPv4 2 4 6 8 10 12 14 16 12 16 20 24 Ro u ti n g T a b le E n tr ies Number of Subnet IPv4 dengan Rute Aggregasi IPv4 Universitas Sumatera Utara jumlah informasi yang diterima oleh entri routing tabel. Seperti gambar diatas, berdasarkan hasil pengujian entri tabel routing sebelumnya memberikan data entri tabel routing semakin meningkat. Pada gambar entri routing tabel IPv4 dengan menggunakan rute aggregasi informasi pada entri tabel routing tidak meningkat cukup besar. Dapat dilihat dari hasil network prefix yang diterima baik pada pengujian sebelumnya maupun grafik diatas. Sehingga penggunaan rute aggregasi cukup baik untuk menjaga entri tabel routing suatu router dibandingkan tanpa menggunakan rute aggregasi. 4.3.2.b Entri Tabel Routing IPv6 Grafik 4.7 : Entri Tabel Routing IPv6 Tanpa Rute Aggregasi 5 10 15 20 25 30 12 16 20 24 Ro u ti n g T a b le E n tr ies Number of Subnet Tabel Routing IPv6 IPv6 Universitas Sumatera Utara Grafik 4.8 : Entri Tabel Routing IPv6 Menggunakan Rute Aggregasi Tabel routing IPv6 akan meningkat pada saat sejumlah subnet prefix ditambahkan maupun disisipkan kedalam tabel RIB router bersangkutan. Ini dapat meningkat jumlah informasi yang diterima oleh entri routing tabel. Seperti gambar diatas, berdasarkan hasil pengujian entri tabel routing sebelumnya memberikan data entri tabel routing semakin meningkat. Pada gambar entri routing tabel IPv4 dengan menggunakan rute aggregasi informasi pada entri tabel routing tidak meningkat cukup besar. Dapat dilihat dari hasil network prefix yang diterima baik pada pengujian sebelumnya maupun grafik diatas. Sehingga penggunaan rute aggregasi cukup baik untuk menjaga entri tabel routing suatu router dibandingkan tanpa menggunakan rute aggregasi. 1 2 3 4 5 6 7 8 12 16 20 24 Ro u ti n g T a b le E n tr ies Number of Subnet IPv6 dengan Rute Aggregasi IPv6 Universitas Sumatera Utara Sedangkan perbandingan entri routing tabel IPv4 dan IPv6 dengan menggunakan rute aggregasi, dimana entri routing tabel IPv6 lebih sedikit dibanding entri tabel routing IPv4. Terlihat pada informasi jumlah entri tabel routing.

4.3.3 Penggunaan Proses CPU dan Proses Memory