Pengujian Alamat Protokol IPv6

165 9884 BGP Scanner Penggunaan proses memory yang tercatat dalam Router 5 R5 ketika mekanisme rute aggregasi telah diterapkan di Router 2 R2. Tabel 4.12 : Proses Memory IPv4 Dengan Menggunakan Rute Aggregasi PID TTY Allocated Freed Holding Retbus Process Memory Name 61 2548 14196 IP Input 85 12884 TCP Protocols 91 156 10040 IP RIB Update 163 32864 1980 11336 BGP Router 165 9884 BGP Scanner

4.2.2 Pengujian Alamat Protokol IPv6

Informasi rute prefix dalam table routing R4 dan R5 yang diterima dari R3 begitu banyak. Ini akan menambah kinerja proses yang dilakukan oleh router R5. Untuk mengurangi kinerja proses dalam menampung informasi rute-rute prefix yang berasal dari DELTA-TELECOM dibutuhkan mekanisme rute aggregasi. Seperti pada IPv4, rute aggregasi diperlukan alamat prefix IPv6 untuk mengurangi penyebaran rute prefix kepada router tetangga agar dapat menekan informasi rute prefix yang masuk atau diterima suatu router. Adapun mekanisme rute aggregasi IPv6 memiliki tujuan yang, tetapi sedikit berbeda dalam konfigurasi. Ini dikarenakan alamat IPv6 memilki fitur-fitur baru yang tidak sama dengan IPv4, seperti konfigurasi untuk informasi rute prefix oleh protokol routing BGP. Konfigurasinya sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Konfigurasi address-family ipv6 merupakan konfigurasi untuk menampung informasi konfigurasi alamat IPv6. Jadi keanggotaan prefix-prefix IPv6 akan masuk dalam lingkungan address-family ipv6. Ini dikarenakan default untuk konfigurasi BGP dipergunakan untuk alamat IPv4 sehingga informasi rute alamat IPv6 tidak dikenal oleh protocol routing BGP. 4.2.2.a Pengujian Round-Trip Packet Alamat Protokol IPv6 Uji coba dilakukan dengan menghitung waktu ping melalui Router 4 R4 sebagai source IP menuju alamat IP 2001:6500:60::164 pada Router 6 R6. Dalam hal ini ukurannilai datagram paket bervariasi agar hasil waktu yang diperoleh dapat diperhitungkan terhadap masing-masing ukuran datagram paket yang dikirim. Adapun datagram paket yang disertakan antara lain sebesar 50 bit, 500 bit, 5000 bit dan 15000 bit. Untuk lebih jelas dapat diperhatikan tabel dibawah ini. Tabel 4.13 : Round-Trip Packet Datagram ukuran 50 bits dengan IPv6 No Datagram Size bits Round-trip Packet Minimum Average Maximum 1 50 44 108 264 2 50 68 140 344 3 50 36 104 264 4 50 40 116 196 Router address-family ipv6 Router aggregate-address ipv6 network number summary-only as-set Universitas Sumatera Utara 5 50 80 140 284 6 50 28 109 236 7 50 103 208 8 50 16 66 144 9 50 32 119 228 10 50 16 105 260 Tabel 4.14 : Round-Trip Packet Datagram ukuran 500 bits dengan IPv6 No Datagram Size bits Round-trip Packet Minimum Average Maximum 1 500 24 181 360 2 500 44 134 312 3 500 32 116 180 4 500 24 96 180 5 500 48 124 284 6 500 64 113 180 7 500 44 100 196 8 500 52 104 212 9 500 52 106 220 10 500 60 115 296 1189 Tabel 4.15 : Round-Trip Packet Datagram ukuran 5000 bits dengan IPv6 No Datagram Size bits Round-trip Packet Minimum Average Maximum 1 5000 72 144 232 2 5000 88 196 416 3 5000 28 118 180 4 5000 112 188 392 5 5000 60 162 332 6 5000 68 205 400 7 5000 84 165 240 8 5000 68 132 208 9 5000 104 162 276 10 5000 84 161 236 1633 Tabel 4.16 : Round-Trip Packet Datagram ukuran 15000 bits dengan IPv6 No Datagram Size Round-trip Packet Universitas Sumatera Utara bits Minimum Average Maximum 1 150000 72 198 316 2 150000 36 176 328 3 150000 60 191 304 4 150000 128 212 376 5 150000 104 196 372 6 150000 92 229 392 7 150000 140 213 372 8 150000 56 168 208 9 150000 120 189 288 10 150000 48 196 380 4.2.2.b Pengujian Rute Aggregasi Alamat Protokol IPv6

1. Tabel Routing RIB Router Informations Base

Untuk pengujian rute aggregasi maupun Proses CPU Memory dipergunakan router R5 sebagai router atau alat penguji. Percobaan selanjutnya dilakukan untuk melihat jumlah informasi network prefix yang akan diterima router R5 apabila jumlah subnet prefix yang disebar semakin banyak. Setelah itu akan dianalisis penambahan informasi prefix terhadap tabel routing RIB sebuah router. Akan dipergunakan informasi tabel RIB R5 untuk menentukan informasi rute prefix yang berhasil diterima R5. Informasi rute prefix dalam tabel RIB router R6 yang tinggal pada AS 5539 merupakan hasil dari proses rute aggregasi yang dilakukan dan disebar router R2 pada AS 29049. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.15 : Informasi RIB R6 hasil rute aggregasi Seperti pada gambar 4.15 terdapat 3 informasi network prefix IPv6 yang berhasil diperoleh dari AS 29049 antara lain 2A01:6480:20::46, 2A01:6480:24::46, 2A01:6480:50::46. Adapun network prefix tersebut merupakan rute aggregasi yang telah disebar oleh router R2 AS 29049 kepada peering router R5 AS 5539. Seperi halnya percobaan alamat rute aggregasi IPv4, percobaan rute aggregasi alamat IPv6 juga mengambil sebanyak empat percobaan yang penambahan network prefix untuk menguji hasil tabel routing. Terdapat sekitar 24 network prefix IPv6 yang akan disebar kepada AS 7473 yakni router R5. Untuk 24 network prefix IPv6 tersebut akan dibagi empat kali percobaan untuk melihat perbedaan pertambahan informarmasi network prefix pada tabel routing RIB router R5 ketika menggunakan proses rute aggregasi atau tidak menggunakan rute aggregasi. Tabel 4.17: Percobaan Alamat IPv6 Universitas Sumatera Utara No. Router Network Prefix 1 R1 2A01:6480:50::48, 2A01:6480:50::48, 2A01:6480:50::48, 2A01:6480:50::48 R4 2A01:6480:20::48, 2A01:6480:21::48, 2A01:6480:22::48, 2A01:6480:23::48 R3 2A01:6480:24::48, 2A01:6480:25::48, 2A01:6480:26::48, 2A01:6480:27::48 2 R1 2B01:A001:10::48, 2B01:A001:11::48, 2B01:A001:12::48, 2B01:A001:13::48 3 R4 2C01:B001:10::48, 2C01:B001:11::48, 2C01:B001:12::48, 2C01:B001:13::48 4 R3 2D01:C001:10::48, 2D01:C001:11::48, 2D01:C001:12::48, 2D01:C001:10::48 Tabel diatas adalah percobaan-percobaan yang akan dilakukan untuk mendapatkan hasil dalam tabel RIB router R5. Seperti telah dijelaskan, bahwa tabel routing router R5 akan dianalisis untuk menghitung jumlah entri routing ketika sejumlah subnet disebar kepada peering router. Dari hasil penelitian dibawah ini memberikan penjelasan informasi dalam tabel routing RIB berdasarkan jumlah subnet yang disebar kepada peering. Misal, router R1, R3, dan R4 menyebarkan informasi network kepada R2 sebanyak 16 subnet network. Kemudian router R2 menyebarkan informasi network tersebut kepada peering EBGP router R5. Dalam artian ini informasi network prefix router R5 akan bertambahan sebanyak 16 subnet network. Gambar dibawah ini merupakan tabel routing RIB R5 yang menerima informasi rute aggregasi network prefix dari router R2. Berikut contoh hasil percobaan yang dilakukan Universitas Sumatera Utara Gambar 4.16 : Informasi RIB R5 Dengan Alamat IPv6 Pada gambar 4.16 diatas merupakan percobaan yang dilakukan dimana network prefix yang diterima R5 sebanyak 13 entries. Network prefix tersebut berasal dari AS 29049, artinya domain AS 29049 yang memiliki network prefix tersebut. Router R5 akan menampung informasi network prefix dalam tabel routing RIB. Berikut hasil keempat percobaan diatas yang ditampilkan seperti pada tabel dibawah ini. Percobaan dilakukan tanpa rute aggregasi. Tabel 4.18 : Informasi RIB tanpa mekanisme aggregasi Universitas Sumatera Utara No. Number of subnet Routing table entries 1 12 subnet 13 entries 2 16 subnet 17 entries 3 20 subnet 21 entries 4 24 subnet 25 entries Gambar 4.17 : Informasi RIB R5 Dengan Network Prefix Aggregasi Berikut hasil keempat percobaan diatas yang ditampilkan seperti pada tabel 4.19 dibawah ini. Percobaan dilakukan dengan menggunakan rute aggregasi. Tabel 4.19 : Informasi RIB menggunakan mekanisme aggregasi Universitas Sumatera Utara No. Number of subnet Routing Table Entries 1 12 subnet 4 entries 2 16 subnet 5 entries 3 20 subnet 6 entries 4 24 subnet 7 entries Tabel diatas memperlihatkan jumlah entri subnet yang diterima dalam RIB. Tanpa menggunakan rute aggregasi akan tetap menampung sejumlah subnet prefix yang disebar kedalam router peering dalam hal ini router R5. Dengan menggunakan aggregasi router akan mengirimkan rute aggregasi saja kepada router tetangga.

2. Alokasi Proses CPU dan Proses Memory Pada Router

a. Proses CPU Alamat IPv6