dapat dirutekan secara global. Organisasi maupun perusahaan yang mendapat alokasi alamat IP diatas dapat membagi-bagi menjadi struktur alamat IP lebih
kecil dengan tehnik subnetting. Subnetting akan mengurangi pemborosan pemakaian alamat dalam satu alamat jaringan network-id. Setiap organisasi,
perusahaan, penyedia layanan internet ISP, dan institusi pendidikan yang ingin berhubugan ke jaringan internet harus mendapatkan alokasi alamat diatas.
3.3.1 Struktur Alamat Global Unicast IPv4
Alamat IPv4 terdiri dari dua bagian alamat IP yaitu alamat jaringan network-id dan alamat host host-id. Alamat network-id digunakan dalam menentukan
alamat jaringan untuk alokasi alamat IP tertentu. Alamat IPv4 terbagi menjadi 3 jenis alamat unicast IPv4 berdasarkan pemakaian alamat IP yakni alamat global,
alamat illegal, dan alamat private.
Struktur alamat global, illegal, dan private sesungguhnya tidak berbeda karena tiap-tiap IP dibangun berdasarkan identitas network-id sebagai alamat
jaringan dan identitas host-id sebagai alamat host. IPv4 memiliki sistem class untuk mengurangi pemakaian alokasi alamat IP menjadi lebih besar atau luas.
Dengan sistem class alamat network-id dibagi menjadi beberapa bagian sesuai jumlah alamat IP yang dibuat oleh pembuatnya berdasarkan subnet mask network-
id masing-masing bagian.
3.3.2. Pengalamatan alamat IPv4 3.3.2.a Sistem kelas “classfull”
Universitas Sumatera Utara
Alokasi alamat IPv4 dilakukan berdasarkan pengalamatan classfull yang berarti masing-masing class IPv4 akan memberikan alamat IP sesuai dengan range class
IP tersebut.
Gambar 3.1 : Porsi Net-ID dan Host-ID class A
Gambar diatas menunjukkan struktur class A memiliki dengan jumlah 8 bit untuk network-id. Network-id menyediakan 8 bit untuk menentukan alokasi
alamat network berdasarkan alamat yang disediakan untuk class A dengan range IP antara 0 – 127, alamat prefix 8. Maka, jumlah alamat IP host-id dapat
disediakan oleh class A sekitar 2
24
= 16.777.214 alamat IP. Dengan membedakan suatu alamat IP dalam network-id dan host-id, maka dapat dibuat alokasi alamat
yang terstruktur. Tabel class IPv4:
Tabel 3.3: Range Class IPv4
Class Network-id
Host-id Prefix
A 128 range 0.0.0.0 - 127.255.255.255
16.777.214 8
B 65.532 128.0.0.0 - 191.255.255.255
65.532 16
C 2.097.152 192.0.0.0 - 223.255.255.255
254 24
D Multicast address 224.0.0.0 -
239.255.255.255 -
- E
Riset dan penelitian 240.0.0.0 - 255.255.255.255
- -
Universitas Sumatera Utara
Alamat IPv4 menentukan suatu jaringan berdasarkan subnet-mask jaringan itu sendiri. Salah satu perbedaan IPv4 dengan IPv6 terletak pada sistem subnet-
mask, karena IPv6 tidak menggunakan subnet-mask. Subnet-mask akan membagi- bagi alamat jaringan network-id dan alamat IP host-id berdasarkan class IPv4.
Dengan sistem classfull menimbulkan ketidakefisiensian pada saat membagi alamat jaringan dalam sturktur yang lebih kecil. Misalnya suatu organisasi
membuat beberapa jaringan-jaringan lokal yang berbeda departemen, seperti divisi marketing, distribusi, masyarakat dan lain-lain yang bertujuan untuk
membatasi akses kepada tiap-tiap departemen. Akan tetapi dengan sistem classfull pembagian jaringan-jaringan local tersebut sulit dilakukan ini diakibatkan alamat
IPv4 menggunakan kelas dalam pengorganisasian alamat IP.
Tabel 3.4: Contoh Blok Alamat IPv4
Departemen Network id
Host id
Marketing 192.168.1.0
192.168.1.1 - 192.168.1.255
Distribusi 192.168.2.0
192.168.2.1 - 192.168.2.255
Masyarakat 192.168.3.0
192.168.3.1 - 192.168.3.255
Pada tabel diatas memberikan jumlah alamat host-id yang banyak yakni 255 IP. Ini menjadi tidak efisien apabila organisasi tersebut hanya membutuhkan
beberapa alamat IP saja untuk satu departemen. Hasilnya organisasi tersebut mendapatkan alamat IP host-id yang banyak sehingga terjadi pemborosan alamat
IP itu sendiri.
Untuk alamat IPv4 yang bersifat global apabila tetap menggunakan sistem classfull tidak dapat membangun struktur jaringan internet luas scalable dan
Universitas Sumatera Utara
hirarki karena dibatasi oleh sistem classfull. Dalam hal ini jaringan internet luas terdiri dari jaringan-jaringan kecil dan besar sehingga kebutuhan alokasi alamat IP
berbeda-beda. Untuk membentuk arsitektur jaringan internet secara bertingkat akan sulit direalisasikan.
3.3.2.b Subnetting Alamat IPv4
Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP address, mengatasi masalah pembagian blok-blok jaringan, administrator jaringan biasanya melakukan
subnetting. Esensi dari subnetting adalah memindahkan garis pemisah antara bagian network dan bagian host dari suatu IP address. Beberapa bit dari bagian
host dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network. Alamat jaringan menurut struktur baku dipecah menjadi beberapa subnetwork. Cara ini
menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat mengintegrasikan
berbagai network dengan media fisik yang berbeda hanya jika setiap network memiliki alamat jaringan yang unik. Selain itu, dengan subnetting, seorang
Administrator jaringan dapat mendelegasikan alamat IP seluruh departemen dari suatu perusahaan kepada setiap departemen, untuk memudahkannya dalam
mengatur keseluruhan jaringan.
Universitas Sumatera Utara
Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit subnet mask kepada IP Address. Struktur subnet-mask sama dengan struktur IP
Address, yakni terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Bit-bit dari IP Address yang ditutupi masking oleh bit-bit subnet-mask yang aktif dan
bersesuaian akan diinterpretasikan sebagai network bit. Bit 1 pada subnet mask berarti mengaktifkan masking on, sedangkan bit 0 tidak aktif off. Sebagai
contoh kasus, mari kita ambil satu IP Address kelas C dengan nomor 203.130.206.52. Ilustrasinya dapat dilihat Tabel berikut :
Gambar 3.2: Penentuan IP, Subnet Mask, Network dan Broadcast
Dengan aturan standart, nomor network IP address diatas adalah 203.130.206 dan nomor host IP address adalah 52. Network tersebut dapat
menampung sekitar 255 host yang terhubung.
203 130
52 206
11001011 10000010
00110100 11001110
255 255
255 11111111
11111111 00000000
11111111
203 130
206 11001011
10000010 00000000
11001110 IP Address
Subnet Mask
Network Address 203
130 255
206 11001011
10000010 11111111
11001110 Broadcast Address
Universitas Sumatera Utara
Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface. Penerapan subnet mask pada IP Address akan mendefinisikan 2 buah address baru, yakni Network
Address dan Broadcast Address. Network address didefinisikan dengan mensetting seluruh bit host berharga 0, sedangkan broadcast address dengan
menset bit host berharga 1. Seperti yang telah dijelasakan pada bagian sebelumnya, network address adalah alamat network yang berguna pada informasi
routing. Suatu host yang tidak perlu mengetahui address seluruh host yang ada pada network yang lain. Informasi yang dibutuhkannya hanyalah address dari
network yang akan dihubungi serta gateway untuk mencapai network tersebut. Ilustrasi mengenai subnetting, network address dan broadcast address dapat
dilihat pada Tabel di bawah. Dari tabel dapat disimpulkan bagaimana nomor network standard dari suatu IP Address diubah menjadi nomor subnet melalui
subnetting.
3.4 Data Alamat Global Unicast IPv6