memudahkan bagi guru untuk mengklasifikasikan fungsinya lebih memaksimalkan usaha dan perencanaan pembelajaran agama Islam
dengan baik.
Begitu pentingnya pendidikan agama Islam, sehingga menuntut bagi lembaga penyelenggara pendidikan yang ada di Indonesia di setiap
jenjang, jenis dan jalur maka wajib memasukkan pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah. Penetapan tentang kebijakan pemuatan pelajaran
agama Islam di sekolah merupakan bentuk perjuangan umat muslim untuk tetap menjaga peserta didik yang beragama Islam, dapat memahami
pondasi agama sebagai bekal menjalani hidup yang baik, memfilter perihal yang benar atau salah, dan mewujudkan peserta didik yang kenal
akan Tuhannya serta menjadi pribadi yang berakhlak mulia.
Pendidikan agama Islam wajib diberikan pada tiap jenjang pendidikan yang ada. Adapun jenis-jenis pendidikan agama Islam itu
adalah : 1.
Pendidikan agama Islam formal 2.
Pendidikan agama Islam nonformal 3.
Pendidikan agama Islam informal 4.
Pendidikan agama Islam pada anak usia dini 5.
Pendidikan agama Islam jarak jauh, dan 6.
Pendidikan agama Islam berbasis masyarakat Arifin, 2005: 175. Pendidikan agama Islam di lembaga-lembaga pendidikan umum
memberikan kesan kepada peserta didik bahwa ilmu Islam, atau pengkajian Islam, semata-mata adalah masalah normative-dogmatik
belaka. Karena itu ia memberi pesan minor kepada semua bentuk pendidikan yang menggunakan predikat Islam, suatu bentuk pendidikan
eksklusif yang hanya diminati oleh orang-orang tertentu. Untuk menghindari kesan eksklusif tersebut, hendaknya dalam kurikulum
pengajaran muatan materi pelajaran di lembaga pendidikan Islam mencantumkan pelajaran dengan ilmu pengetahuan umum, seperti yang
dipelajari di lembaga pendidikan umum Abdullah dan M.Rusli, 2004: 12.
Menurut penulis, pelajaran agama Islam sudah sewajarnya disamakan atau setara dengan pelajaran umum lainnya. Karena pada
prinsipnya setiap pelajaran baik agama maupun umum bertujuan untuk membekali peserta didik memiliki pengetahuan yang membawa
perubahan menjadi lebih baik, berguna bagi agama dan bangsa. Menurut
penulis menambahkan bahwa pelajaran agama Islam pada lembaga pendidikan baik bercorak agama maupun corak umum hendaknya
menjadi prioritas karena dengan pendidikan agama setiap peserta didik yang umat muslim memiliki pondasi atau pijakan untuk mengetahui mana
yang baik dan yang buruk, untuk kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Begitu juga hendaknya, pendidikan agama Islam harus mampu menawarkan solusi atau menjadi jawaban atas realitas sosial di tengah
arus globalisasi yang semua informasi dan teknologi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik. Konten materi dan nilai-nilai agama
harus disusun dengan kajian mendalam dan analisis fenomena sosial masyarakat. Perihal ini sejalan dengan pernyataan Didiklah anak-
anakmu sesuai dengan zamannya karena sesungguhnya mereka akan hidup bukan pada zamanmu
Ali Bin Abu Thalib Jadi, sudah terang bahwa pendidikan agama Islam merupakan
sebuah wujud nyata usaha yang disusun secara sistematis dan komprehensif dalam bentuk pelajaran dan materi serta tujuan yang jelas
dan terukur dalam rangka mewujudkan peserta didik yang mengerti dan dapat melaksanakan ajaran Islam dengan baik, untuk keselamatan di
dunia dan di akhirat.
G. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Merujuk kurikulum pendidikan agama Islam tahun 2002, bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan
melalui pemberian
dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan, dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi
Majid dan Dian, 2006: 135.
Dari keterangan di atas, jelas bahwa tujuan pendidikan agama Islam berorientasi pada pemenuhan pemahaman keagamaan pada peserta
didik sehingga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut penulis, peserta didik yang telah dibekali pengetahuan agama
hendaknya agar selalu mendapatkan perhatian, dukungan, nasihat, dan bimbingan yang terpantau agar aktualisasi dari pemahaman agamanya
dapat menjadi kebiasaan hingga akhir hanyatnya.
Perihal di atas sejalan dengan Sabda Rasulullah SAW yang memerintahkan kepada umatnya untuk memuliakan anak di rumah, dan
peserta didik di lembaga pendidikan. Bentuk pemuliaan di sini, ialah dengan memberikan bimbingan dan nasihat yang dapat membentuk
kepribadian yang baik.
ْم بدأ ا نسْحأ ْمكدالْ أ ا مرْكأ
Muliakanlah anak-anakmu dan didiklah mereka dengan adab yang baik
HR.Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah: 3661 Pendidikan agama Islam memiliki tujuan yang berorientasi pada
proses dan pengamalan akan nilai-nilai Islam hingga akhir hayat. Tujuan mulia tersebut, merupakan cerminan dari semangat dan ghiroh ke-
Islaman yang menjadi pembeda dengan umat yang lain. Karena pada sejatinya misi utama pendidikan agama Islam adalah membentuk peserta
didik agar menjadi agen Islam di tengah-tengah masyarakat, menjadi teladan dan memberikan manfaat, sebagai bentuk perwujudan dari
rahmatan lil ‘alamin.
Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mengintegrasikan dan menyeimbangkan aspek jasmani, akal dan rohani;
mengintegrasikan dan menyeimbangkan sisi individual dan sosial; mengintegrasikan dan menyeimbangkan posisinya
sebagai „abid dan khalifah; serta mengintegrasikan dan menyeimbangkan aspek kehidupan dunia dan akhirat Arief
ed, 2005: 16.
Makna keseimbangan di atas merupakan ketetapan Allah SwT bagi setiap penciptaanya, mulai dari keseimbangan akal dan rohani yang
membentuk posisi sebagai ahli ibadah dan pemimpin, dengan tujuan keselamatan di dunia dan di akhirat. Berikut, dua ayat yang menerangkan
tentang pentingnya keseimbangan itu, yaitu manusia sebagai „abid ahli ibadah dan khalifah pemimpin
Al- Qur’an surat al-Dzariyat ayat 56
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembah-K u”
Al- Qur’an surat al-Baqarah ayat 30
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak
menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui.
” Di samping itu, tujuan pendidikan Islam dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu 1.
Tujuan umum Merujuk pendapat Al-Abrasyi, dalam kajiannya tentang pendidikan
Islam telah menyimpulkan lima tujuan umum bagi pendidikan Islam, yaitu :
a.
Untuk mengadakan pembentukan akhlak yang mulia. b.
Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat c.
Persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi manfaat, yang dikenal sekaang ini degan nama tujuan vokasional dan
profesional. d.
Menumbuhkan semangat ilmiah pada peserta didik dan memuaskan keinginan tahu curiosity dan memungkinkan
mengkaji sendiri ilmu demi ilmu. e.
Menyiapkan peserta didik dari segi profesional, teknikal dan pertukangan supaya dapat menguasai profesi tertentu, dan
keterampilan pekerjaan tertentu agar dapat mencari rizki dalam hidup, disamping memelihara segi kerohanian dan keagamaan.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus adalah perubahan-perubahan yang diinginkan yang merupakan bagian yang termasuk di bawah tujuan umum pendidikan.
Dengan kata lain, gabungan pengetahuan, keterampilan, dan pola-pola
tingkah laku, sikap, nilai-nilai dan kebiasaan yang terkandung dalam tujuan umum pendidikan, yang tanpa terlaksananya maka tujuan
umum tidak akan sempurna Uhbiyati, 1997: 50-53.
Dari pendapat di atas, dengan terang menyebutkan pembagian tujuan Pendidikan Agama Islam yang seluruhnya berorientasi pada
pembinaan dan pembekalan pemahaman peserta didik tentang agama Islam, menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat
digunakan sebagai keahlian agama seperti menjadi pendakwah, motivator Islami, atau menjadi guru PAI yang bermanfaat bagi
lingkungan setempat.
Hal ini menandakan bahwa bagi setiap umat muslim, secara khusus peserta didik harus benar-benar memaknai secara utuh tentang
pentingnya mempelajari ilmu agama yang akan berguna bagi hidup dan kehidupannya. Ilmu agama menjadi perisai pelindung dari dampak
negatif perkembangan arus globalisasi yang terkontaminasi dengan pergaulan dan lingkungan tempat tinggal peserta didik. Keseriusan
mempelajari ilmu-ilmu agama akan dapat menghantarkan peserta didik pada kedamaian dan keuletan dalam menajalani perubahan
perkembangan zaman yang global.
“Ilmu-ilmu agama Islam merupakan keseluruhan pengetahuan yang disusun secara sistematis dan metodis yang mencakup tentang
ajaran yang dibawa Muhammad Rasulullah, yang bersumber pada al- Qur’an dan Sunnah Rasulullah Nasuka, 2005: 62.” Proses
menyampaikan pengetahuan ilmu agama pada peserta didik terlebih dahulu dipelajari secara baik dan mengupayakan pengamalan bagi guru
itu sendiri. Agar ilmu-ilmu agama yang disampaikan berkorelasi penuh menjadi satu dalam keteladanan dan penyampaian dalam strategi
pembelajarannya.
H. Materi Pendidikan Agama Islam
Materi pendidikan agama Islam itu secara keseluruhannya dalam lingkup Al-Quran dan Al-Hadis, keimanan, akhlak, fiqhibadah, dan
sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SwT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya hablun
minallah wa hablun minannas
Majid dan Dian, 2006: 131.
Pendidikan agama Islam pada jenjang Sekolah Menengah Atas SMA lebih diarahkan pada pembinaan kesalehan individu dan sosial
sekaligus. Ini dapat dilihat sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum SMA, agaknya masih terpilah-pilah menjadi beberapa aspek yang berdiri
sendiri dan memiliki orientasi sendiri , yaitu; 1.
Aspek AlquranHadis Aspek AlquranHadis menekankan pada pengembangan kemampuan
membaca teks, memahami arti, dan menggali maknanya secara tekstual dan kontekstual untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Aspek Keimanan Aqidah
Aspek keimanan atau aqidah menekankan pada pembinaan keyakinan bahwa Tuhan adalah asal-usul dan tujuan hidup manusia, termasuk
peradaban dan ilmu pengetahuannya, untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Aspek Ibadah Fiqh
Aspek ibadah menekankan pada pemahaman dan pengamalan ajaran ritual dalam Islam. Aspek syariah fiqh menekankan pada
pengembangan tata aturan dan hukum Islam yang bersifat dinamis untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Aspek Akhlak
Aspek akhlak menekankan pada pembinaan moral dan etika Islam sebagai keseluruhan pribadi muslim untuk diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Aspek Tarikh
Aspek tarikh menekankan pada pemahaman terhadap apa yang dibuat oleh Islam dan kaum muslimin sebagai katalisator proses perubahan
dan perkembangan budaya umat, serta pengambilan ibrah terhadap sejarah kebudayaanperadaban umat Islam Muhaimin, 2006: 169-
170.
Merujuk dari buku Materi Pendidikan Agama Islam karangan Supiana dan M.Karman menjabarkan dengan jelas dan detail cakupan
materi pendidikan agama Islam yang harus diketahui umat muslim, dalam pengantarnya bahwa buku tersebut mengupas materi-materi
keagamaan Islam yaitu : 1.
Fikih a.
Thaharah g. Haji dan umrah