mendengar dan mempelajari keinginan pelanggan, dan kemudian menggunakan sistem yang logis untuk menentukan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan
tersebut dengan sumber daya yang tersedia. Penggunaaan metode Value Engineering dapat dilihat dalam riset
“Optimal Selection of Alternatives: Application of Grey Theory to Value Engineering” Hassan Farsijami, 2013 yaitu Value engineering merupakan suatu
metodologi sistematis berdasarkan rencana kerja standar. Proses Value Engineering adalah proses kreatif yang membawa nilai dan peningkatan kualitas.
Proses ini mengidentifikasi kesempatan untuk mengurangi biaya yang tidak perlu atau meningkatkan tingkat kerja yang diinginkan. Value Engineering memiliki
tujuan menghemat uang, mengurangi waktu, meningkatkan kualitas alat, keandalan, kemampuan pemeliharaan, kinerja, kerja tim dan kreativitas.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adanya keluhan kebutuhan emosional pengguna dalam penggunaan alat laryngoscope dan biaya produksi alat
yang mahal, maka perlu dilakukan perbaikan rancangan alat laryngoscope untuk mendapatkan alat yang sesuai dengan kebutuhan emosional pengguna dengan
mereduksi biaya produksi tanpa mengurangi nilai dari alat tersebut.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan umum penelitian tugas akhir ini adalah memberi perbaikan rancangan alat laryngoscope metode Kansei Engineering, Quality Functions
Deployment dan Value Engineering. Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah:
1. Memenuhi kebutuhan emosional dokter dalam penggunaan alat laryngoscope dengan menggunakan Kansei Engineering
2. Mengidentifikasi karakteristik teknik dalam pemenuhan keinginan dokter terhadap alat laryngoscope dengan menggunakan metode Quality Function
Deployment. 3. Menganalisis part kritis dari Quality Function Deployment yang menjadi
atribut pada metode Value Engineering. 4. Mengidentifikasi penghematan biaya pada alternatif bahan penyusun alat
laryngoscope usulan dengan menggunakan metode Value Engineering.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan
Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda dengan nama Gemente Ziekenhius yang peletakan batu pertama
dilakukan oleh Maria Constantia Macky pada tanggal 11 Agustus 1928 dan diresmikan pada tahun 1939 oleh pimpinan rumah sakit dan diserahkan kepada
D.A.A.Mesting. Rumah sakit ini pada tahun diambil alih oleh bangsa Jepang dan berganti
nama menjadi Syuritsu Bysono Ince dan pimpinannya dipercayakan kepada seorang putra Indonesia yaitu Dr. Raden Pirngadi Gonggo Putra pada masa
Negara Sumatera Utara Timur. Rumah sakit ini pada tahun 1947 berganti nama oleh Dr.Ahmad Sofyan
menjadi Rumah Sakit Umum Medan dan diserahterimakan kepada Dr. H.A.Darwis Dt Batu Besar. Rumah sakit ini pada tahun 1958 berganti nama
menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Besar dan pimpinannya dijabat oleh Dr.Zainal Rasyid Siregar,SKM, dan olehnya berganti lagi nama rumah sakit ini menjadi
Rumah Sakit Pusat Provinsi Medan Provincial Top Referal Hospital. Rumah Sakit paru-paru pada tanggal 26 Januari 1972 yang dulunya berdiri
sendiri masuk menjadi bagian dari Rumah Sakit Umum Pusat Provinsi Medan, sesuai dengan keputusanGubernur Sumatera Utara No.48XIIGSU tahun 1972.
Universitas Sumatera Utara
Rumah Sakit Umum Medan sesuai dengan keputusan Gubernur Sumatera Utara pada tahun 1979 No.150 tahun 1979 tanggal 25 Juni 1979 ditetapkan
menjadi “Rumah Sakit Dr.Pirngadi Medan” berasal dari nama seorang Putra Bangsa Indonesia yang pertama menjadi pimpinan Rumah Sakit ini.
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tidak memiliki data yang pasti kapan diserahkan kepemilikannya dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Propinsi
Sumatera Utara. Karena adanya otonomi daerah, maka Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi diserahkan kepemilikannya dari Pemerintah Propinsi Sumatera Utara
kepada Pemerintah Kota Medan pada tanggal 27 Desember 2001. Pemerintah Kota Medan mempunyai perhatian dan tekad yang besar untuk memajukan
Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi di segala bidang pelayanan kesehatan. sehingga terjadi resrukturisasi organisasi, personil dan manajemen.
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan mengajukan peningkatan status dari Rumah Sakit Tempat Pendidikan menjadi Rumah Sakit Pendidikan karena
memiliki sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang memadai. Berdasarkan Rekomendasi dari Ikatan Rumah Sakit Pendidikan Indonesia
IRSPI, maka selanjutnya dilaksanakan penilaian kelayakan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan menjadi Rumah Sakit Pendidikan oleh Tim Visitasi yang
terdiri dari Direktur Bina Pelayanan Medikm Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik, Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Sekjen Depkes, Ketua Ikatan RSU
Pendidikan serta Kepala Bagian Hukum dan Organisasi, Sek. Dutjen. Bina Pelayanan Medik. Akhirnya pada tanggal 10 April 2007 Badan Pelayanan
Universitas Sumatera Utara
Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan resmi menjadi Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 433MenkesSKIV2007.
2.2. Motto, Visi dan Misi RSUD Dr Pirngadi Medan