64 perkembangan anak sejak awal yang
meliputi aspek fisik, psikis, dan sosial secara menyeluruh. Dengan begitu anak
diharapkan lebih siap untuk belajar lebih lanjut. Bukan hanya belajar secara akademik
di sekolah, melainkan juga sosial, emosional, dan moral di semua lingkungan.
Di setiap RW seluruh wilayah Kota Yogyakarta didirikan Pos-pos Paud sebagai
wadah pendidikan anak usia dini yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Forum Paud Kota Yogyakarta, di wilayah
Pemerintah Kota Yogyakarta tercatat 622 Pos Paud yang tersebar di 618 RW se-Kota
Yogyakarta. Dari sejumlah 622 Paud yang terbentuk, terdapat sejumlah Paud yang
telah berprestasi namun sebagian yang lain masih belum bisa berjalan dengan lancar,
bahkan sebagian lainnya masih dalam rintisan.
Adanya kesenjangan antara Paud berprestasi dengan beberapa Paud yang
masih belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan menjadi dasar dilakukannya
penelitian ini. Penelitian ini akan mencari model pengelolaan Paud dengan
memfokuskan pada aspek manajemennya sehingga diharapkan dapat ditemukan
kelebihan dan kelemahan masing-masing Paud. Dengan demikian hasil penelitian ini
dapat menjadi rujukan Paud dalam mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada
dengan mengadopsi kelebihan-kelebihan atau pengalaman-pengalaman Paud lain
pada kasus yang sejenis. B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana manajemen pengelolaan dan pengembangan Paud di Kota
Yogyakarta dilihat dari fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan evaluasinya?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan pengelolaan Paud di Kota
Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengungkapkan manajemen
pengelolaan dan pengembangan Paud di Kota Yogyakarta dilihat dari fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasinya.
2. Mengungkapkan kelebihan
dan kekurangan pengelolaan Paud di Kota
Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Mengetahui gambaran pengelolaan Paud berprestasi di Kota Yogyakarta
dari aspek manajemen perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
evaluasi sehingga terdeteksi kelebihan dan kelemahannya. Dengan
demikian dapat dicarikan alternatif penyelesaian masalahnya.
2. Memberikan rekomendasi kepada
Pemerintah Kota Yogyakarta tentang model pengelolaan dan
pengembangan Paud agar tujuan pemerintah memfasilitasi pertumbuhan
dan perkembangan anak dari aspek fisik, psikis dan sosialnya tercapai
secara optimal.
E. Kajian Teoritik
1. Berbagai Pandangan tentang Anak Routh 1980: 21 mengatakan
bahwa anak usia 0 - 6 tahun adalah masa ajaib, karena dalam waktu tidak
terlalu lama terjadi perubahan- perubahan yang mengagumkan pada
diri seorang anak. Dalam waktu tiga tahun, seorang bayi yang masih
merangkak dan tidak dapat berbicara menjadi orang yang bisa berbicara dan
berjalan. Usia ini dikenal dengan usia emas golden age karena dalam usia
ini anak mengalami perkembangan yang hebat dan sekaligus paling sibuk
Mas’ud, 2005: viii.
Namun perkembangan tersebut tidaklah serta merta terjadi dengan
sendirinya. Perlu campur tangan dan bantuan orang lain agar potensi yang
ada pada seorang anak dapat berkembang secara optimal. Campur
tangan dan bantuan orang lain inilah merupakan hakekat pendidikan bagi
anak.
2. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini PAUD
Konsep Paud pertama di Indonesia dikemukakan oleh Ki Hajar
Dewantara dengan Taman Kanak Kanak-nya. Sistem pendidikan yang
65 digunakan oleh Ki Hajar Dewantara
adalah sistem Among, suatu gabungan antara nature kodrat dan
nuture pengasuhan, maksudnya pendidikan Taman Kanak-kanak harus
didesain sesuai dengan kodrat anak- anak dan perlahan membimbing anak
menuju adab.
Dalam pandangan DAP, anak pada usia 0-8 tahun mengalami
perkembangan fisik dan mental yang sangat pesat, anak memasuki dunia
dengan wawasan perceptual, kemampuan motorik yang
mengejutkan, dan seperangkat kemampuan sosial untuk berinteraksi
dengan orang lain, serta kemampuan untuk belajar yang siap digunakan
sejak lahir. Konsep pendidikan anak yang sejalan dengan pola
perkembangannya inilah yang diterapkan dalam pengembangan dan
pelaksanaan pendidikan anak usia dini di Indonesia.
Agar anak dapat berkembang secara optimal, penanganan
pendidikan anak usia dini juga harus dibarengi dengan memahaman
tentang menstimulasi anak, atau cara memberikan kesempatan belajar anak.
Fawzia Aswin 2001: 28 membagi empat area perkembangan yang perlu
ditingkatkan dalam kegiatan pengembangan atau pendidikan anak
usia dini, yaitu: 1 Perkembangan fisik, yang bertujuan agar anak mampu
mengontrol gerakan kasar secara sadar dan untuk keseimbangannya
untuk mengontrol gerakan halus, 2 perkembangan kognitif, yang bertujuan
agar anak dapat belajar memecahkan masalah dan berpikir logis, 3
perkembangan sosial emosional, yang bertujuan untuk mengetahui diri sendiri
dan berhubungan dengan orang lain yaitu teman sebaya dan orang
dewasa, bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun orang lain, serta
berperilaku sesuai dengan perilaku prososial, 4 perkembangan bahasa,
yang bertujuan agar anak mampu mendengar secara aktif dan
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa dan memahami bahwa segala
sesuatu dapat diwakilkan dengan tulisan dan dapat dibaca, mengetahui
abjad, menulis angka dan huruf.
F. Kerangka Pikir