24
MODEL PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI
PUSAT PEMBELAJARAN Studi Komparasi Perpustakaan MAN
Yogyakarta III dan Perpustakaan SMA N 1 Yogyakarta
1
oleh : Nur Halim Sumirat, S.Pd.I
2
A. ABSTRAKSI
Perpustakaan yang ideal sebagai pusat pembelajaran adalah perpustakaan yang
tidak sekedar mampu menjadi tempat belajar kelas alternatif namun juga mampu
memberdayakan seluruh koleksinya sebagai sumber belajar. Lebih dari itu mampu
membangun kultur belajar mandiri bagi para penggunanya. Guna mewujudkan model
perpustakaan semacam itu harus ditopang manajemen yang kuat, anggaran yang
cukup, SDM yang profesional, koleksi yang beragam dan sarana prasarana yang
memadai.
Model perpustakaan sekolah sebagai pusat pembelajaran yang telah
dikembangkan oleh perpustakaan Mayoga dan SMA Teladan dapat menjadi rujukan
sekolah-sekolah lain dalam mengembangkan perpustakaan sekolah.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa model yang dikembangkan kedua sekolah
adalah model perpustakaan yang disebut dengan model perpustakaan hibrida Hybrid
Library
Model perpustakaan hibrida adalah perpustakaan gabungan atau perpaduan
antara perpustakaan konvensional yang berbasis koleksi tercetak dengan
perpustakaan digital yang berbasis koleksi non cetak seperti CD, VCD, DVD, e-Book,
dll. Di samping itu sistem pengelolaan atau kegiatan perpustakaan mulai dari
pengolahan hingga sirkulasi menggunakan komputer otomasi sehingga layanan
perpustakaan lebih maksimal
Kata kunci : perpustakaan sekolah, pusat
pembelajaran
1
Ringkasan Hasil Penelitian dari Program Hibah Penelitian Pemerintah Kota Yogyakarta Tahun 2008
2
Guru dan Kepala Perpustakaan Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta
B. LATAR BELAKANG
Salah satu sarana yang menunjang proses belajar dan mengajar di sekolah
adalah perpustakaan. Sebagaimana yang tercantum dalam Pedoman Perpustakaan
Sekolah yang diterbitkan oleh IFLAUNESCO bahwa misi perpustakaan
adalah menyediakan informasi dan ide yang merupakan fondasi agar berfungsi secara
baik di dalam masyarakat masa kini yang berbasis informasi dan pengetahuan.
3
Undang – Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan telah
menyebutkan bahwa perpustakaan sekolah bukan sekedar unit kerja yang menyediakan
bahan bacaan guna menambah pengetahuan saja namun juga merupakan
bagian integral pembelajaran.
4
Sehingga seluruh sumber daya informasi yang ada di
perpustakaan sekolah harus bisa diberdayakan menjadi sumber belajar yang
mendukung kurikulum sekolah. Dengan demikian akan tercipta pembelajaran yang
berbasis perpustakaan.
Sayangnya kondisi perpustakaan di negeri ini masih sangat memprihatinkan,
dari data perpustakaan sekolah secara nasional pada sisi kuantitas atau jumlah
untuk tingkat SMA hanya 66, 67 yang memiliki perpustakaan.
5
Daerah Istimewa Yogyakarta yang termasuk tertinggi untuk
jumlah perpustakaan sekolahnya ternyata tidak sampai 90 dari jumlah sekolahnya.
Hal itu terlihat dari sejumlah 3121 sekolah mulai tingkat SD – SMA yang ada di DIY
hanya 2788 yang memiliki perpustakaan sekolah atau sekitar 89 nya saja. Data itu
pun baru sebatas jumlah atau aspek kuantitasnya belum sampai pada kondisi riil
dari aspek kualitas yang menyangkut peran
3
Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLAUNESCO didownload dari
http:www.ifla.orgVIIs11pubsSchoolLibraryGuide lines-id.pdf
pada bulan Mei 2008
4
Naskah Undang-Undang RI nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan didownload dari
http:wwwfiles.perpusnas.go.idhomepage_foldersac tivitieshighlightruu_perpustakaanpdfUU_43_2007_
PERPUSTAKAAN.pdf pada bulan Juli 2008
5
Data dari depdiknas RI download dari http:www.depdiknas.go.idstatistik0607sma_0607t
bl_57.pdf pada bulan Juli 2008
25 dan fungsi perpustakaan sekolah dalam
proses pembelajaran. Sementara itu untuk data perpustakaan
sekolah di Kota Yogyakarta adalah 338 perpustakaan sekolah dari 380 sekolah dari
tingkat SD – SMA atau 90 nya yang terdiri dari SD : 192 perpustakaan, SMPMTs 65
perpustakaan, SMAMA 54 perpustakaan dan SMK : 27
6
. Prosentase tersebut akan semakin mengecil apabila dilihat dari
berbagai aspek perpustakaan sekolah mulai dari kondisi ruang, fasilitas, koleksi, SDM
dan seterusnya. Hal itu terbukti dari survey yang dilakukan Himpunan Pengelola
Perpustakaan Sekolah Muhammadiyah HIMPUSMA terhadap sekolah-sekolah
Muhammadiyah di Kota Yogyakarta dimana dari 59 sekolah Muhammadiyah dari tingkat
SD – SMA hanya sekitar 75 yang memiliki ruang perpustakaan dan 60 nya layak
disebut perpustakaan. Kemudian dari segi SDM hanya 25 yang memiliki tenaga
pustakawan sisanya tenaga bukan pustakawan dan guru yang diperbantukan.
Begitu juga dengan program- programkegiatan yang memiliki secara
terencana dengan baik hanya 30 nya. Bahkan untuk program pengembangan
minat baca yang berjalan dengan baik hanya 5 nya.
7
Penelitian ini mencoba untuk menjawab dua pertanyaan yang menjadi rumusan
masalah yakni ; pertama bagaimana gambaran model perpustakaan MAN
Yogyakarta 3 dan SMA N 1 Teladan Yogyakarta. Kedua bagaimanakah model
perpustakaan sekolah sebagai pusat pembelajaran.
C. KERANGKA BERPIKIR