LATAR BELAKANG Jurnal Penelitian BAPPEDA Kota Yogyakarta | Makalah Dan Jurnal Gratis 14 JURNAL VOL 5

24 MODEL PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT PEMBELAJARAN Studi Komparasi Perpustakaan MAN Yogyakarta III dan Perpustakaan SMA N 1 Yogyakarta 1 oleh : Nur Halim Sumirat, S.Pd.I 2

A. ABSTRAKSI

Perpustakaan yang ideal sebagai pusat pembelajaran adalah perpustakaan yang tidak sekedar mampu menjadi tempat belajar kelas alternatif namun juga mampu memberdayakan seluruh koleksinya sebagai sumber belajar. Lebih dari itu mampu membangun kultur belajar mandiri bagi para penggunanya. Guna mewujudkan model perpustakaan semacam itu harus ditopang manajemen yang kuat, anggaran yang cukup, SDM yang profesional, koleksi yang beragam dan sarana prasarana yang memadai. Model perpustakaan sekolah sebagai pusat pembelajaran yang telah dikembangkan oleh perpustakaan Mayoga dan SMA Teladan dapat menjadi rujukan sekolah-sekolah lain dalam mengembangkan perpustakaan sekolah. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa model yang dikembangkan kedua sekolah adalah model perpustakaan yang disebut dengan model perpustakaan hibrida Hybrid Library Model perpustakaan hibrida adalah perpustakaan gabungan atau perpaduan antara perpustakaan konvensional yang berbasis koleksi tercetak dengan perpustakaan digital yang berbasis koleksi non cetak seperti CD, VCD, DVD, e-Book, dll. Di samping itu sistem pengelolaan atau kegiatan perpustakaan mulai dari pengolahan hingga sirkulasi menggunakan komputer otomasi sehingga layanan perpustakaan lebih maksimal Kata kunci : perpustakaan sekolah, pusat pembelajaran 1 Ringkasan Hasil Penelitian dari Program Hibah Penelitian Pemerintah Kota Yogyakarta Tahun 2008 2 Guru dan Kepala Perpustakaan Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta

B. LATAR BELAKANG

Salah satu sarana yang menunjang proses belajar dan mengajar di sekolah adalah perpustakaan. Sebagaimana yang tercantum dalam Pedoman Perpustakaan Sekolah yang diterbitkan oleh IFLAUNESCO bahwa misi perpustakaan adalah menyediakan informasi dan ide yang merupakan fondasi agar berfungsi secara baik di dalam masyarakat masa kini yang berbasis informasi dan pengetahuan. 3 Undang – Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan telah menyebutkan bahwa perpustakaan sekolah bukan sekedar unit kerja yang menyediakan bahan bacaan guna menambah pengetahuan saja namun juga merupakan bagian integral pembelajaran. 4 Sehingga seluruh sumber daya informasi yang ada di perpustakaan sekolah harus bisa diberdayakan menjadi sumber belajar yang mendukung kurikulum sekolah. Dengan demikian akan tercipta pembelajaran yang berbasis perpustakaan. Sayangnya kondisi perpustakaan di negeri ini masih sangat memprihatinkan, dari data perpustakaan sekolah secara nasional pada sisi kuantitas atau jumlah untuk tingkat SMA hanya 66, 67 yang memiliki perpustakaan. 5 Daerah Istimewa Yogyakarta yang termasuk tertinggi untuk jumlah perpustakaan sekolahnya ternyata tidak sampai 90 dari jumlah sekolahnya. Hal itu terlihat dari sejumlah 3121 sekolah mulai tingkat SD – SMA yang ada di DIY hanya 2788 yang memiliki perpustakaan sekolah atau sekitar 89 nya saja. Data itu pun baru sebatas jumlah atau aspek kuantitasnya belum sampai pada kondisi riil dari aspek kualitas yang menyangkut peran 3 Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLAUNESCO didownload dari http:www.ifla.orgVIIs11pubsSchoolLibraryGuide lines-id.pdf pada bulan Mei 2008 4 Naskah Undang-Undang RI nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan didownload dari http:wwwfiles.perpusnas.go.idhomepage_foldersac tivitieshighlightruu_perpustakaanpdfUU_43_2007_ PERPUSTAKAAN.pdf pada bulan Juli 2008 5 Data dari depdiknas RI download dari http:www.depdiknas.go.idstatistik0607sma_0607t bl_57.pdf pada bulan Juli 2008 25 dan fungsi perpustakaan sekolah dalam proses pembelajaran. Sementara itu untuk data perpustakaan sekolah di Kota Yogyakarta adalah 338 perpustakaan sekolah dari 380 sekolah dari tingkat SD – SMA atau 90 nya yang terdiri dari SD : 192 perpustakaan, SMPMTs 65 perpustakaan, SMAMA 54 perpustakaan dan SMK : 27 6 . Prosentase tersebut akan semakin mengecil apabila dilihat dari berbagai aspek perpustakaan sekolah mulai dari kondisi ruang, fasilitas, koleksi, SDM dan seterusnya. Hal itu terbukti dari survey yang dilakukan Himpunan Pengelola Perpustakaan Sekolah Muhammadiyah HIMPUSMA terhadap sekolah-sekolah Muhammadiyah di Kota Yogyakarta dimana dari 59 sekolah Muhammadiyah dari tingkat SD – SMA hanya sekitar 75 yang memiliki ruang perpustakaan dan 60 nya layak disebut perpustakaan. Kemudian dari segi SDM hanya 25 yang memiliki tenaga pustakawan sisanya tenaga bukan pustakawan dan guru yang diperbantukan. Begitu juga dengan program- programkegiatan yang memiliki secara terencana dengan baik hanya 30 nya. Bahkan untuk program pengembangan minat baca yang berjalan dengan baik hanya 5 nya. 7 Penelitian ini mencoba untuk menjawab dua pertanyaan yang menjadi rumusan masalah yakni ; pertama bagaimana gambaran model perpustakaan MAN Yogyakarta 3 dan SMA N 1 Teladan Yogyakarta. Kedua bagaimanakah model perpustakaan sekolah sebagai pusat pembelajaran.

C. KERANGKA BERPIKIR