Daftar Pustaka Berkowitz, L, 2003. Emotional Behavior,

62

2. Bagi Sekolah,

Sebaiknya mengajak dan mendorong warga sekolahnya, baik para guru, orangtua maupun para siswa untuk bergerak bersama menentang bullying. Mereka dapat diajak menjelaskan kepada berbagai pihak tentang adanya kasus-kasus bullying di sekolah-sekolah, apa saja dampaknya, dan bagaimana mengatasinya. Pimpinan sekolah dapat mendukung mereka dengan mengadakan pembekalan- pembekalan yang dapat dipakai untuk membuka mata warga masyarakat. Penjelasan-penjelasan sederhana yang dapat diberikan oleh para guru, orangtua maupun siswa dapat membuat orang lain sadar bahwa bullying dapat melahirkan manusia yang tak sepenuhnya berkembang, semua itu disebabkan rasa takut yang mereka rasakan dapat menutupi kemajuan kreativitas dan berpikir bebas untuk mencari solusi-solusi dari berbagai permasalahan kehidupan. Para guru juga bisa mulai membuat peer support, yaitu dengan menunjuk beberapa siswa yang berpotensi menjadi sahabat untuk mendampingi teman- temannya yang potensial untuk di-bully dan perlu pendampingan. Sistem ini hadir atas kesadaran bahwa anak-anak cenderung lebih terbuka berbagi rasa dengan teman sebayanya dibanding dengan guru. 3. Sebagai orangtua Dapat mengajak tetangga-tetangga dan sesama orangtua untuk menetapkan sikap bersama terhadap bullying di lingkungan kita, sehingga jika salah satu ada yang terkena bullying, seluruh komunitas dapat secara tegas dan arif mengambil langkah-langkah solusi tanpa khawatir menyerang ruang pribadi keluarga tertentu yang putra-putrinya terlibat. Dengan pemahaman dan tekad bersama inilah niscaya bullying dapat diatasi.

J. Daftar Pustaka Berkowitz, L, 2003. Emotional Behavior,

Jakarta: CV Teruna Grafica Buss, A.H., and Perry, M. 1992. The Aggresion Questionnaire.Journal of Personality and Social Psychology. 63 3. John Naisbit, 1982, Megatrends: Ten New Directions Transforming Our Lives. Kedaulatan Rakyat, 22 Juni 2008 Kompas, 6 Juni 2008 Moleong, J.L., 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Pepler dan Craig, 1989. “Bullying” Dalam dunia Pendidikan: Mengenal korban Lebih Jauh. Diambil dari http:www.popsy.wordpress.com2007. 15 Mei 2007 Poerwandari, E. K. 2001. Pendekatan Kualitatif dalam Psikologi. Jakarta: LPSP 3. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Ramli, A. M. Nora, B.M, Siti, M.S. 2005. Gejala Buli. Diambil dari http:seminar pendidikan.com.kertas2012.pdf. 13 April 2008 Riauskina, I. I., Djuwita, R., dan Soesetio, S.R. 2005. ‘Gencet-gencetan’ di mata siswasiswi kelas 1 SMA: Naskah Kognitif tentang arti, skenario, dan dampak ‘gencet-gencetan’. Journal Psikologi Sosial, 12 01, 1-13 Samhadi, S. H. 2007. Budaya Kekerasan Di Lembaga Pendidikan. diambil dari http:64.203.71.11kompas- cetak070414fokus3456065htm . tanggal 15 April 2008 Sears, D.O. fredman, J.L., and Paplan, L. A.1994. Social Psychology. New Jersey. Prentice Hall: Inc. Shadily, H Echols,J.M., 2003. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Utama Stephen R. Covey : 1990, 7 Habits of Highly Effective People 1992, Principle- Centered Leadership 1994, Daily Reflections for Highly Effective People: Living the 7 Habits of Highly Effective People Every day. Utiek. 2007. Orangtua. Diambil dari http:www.mail-archive.commills- nakitanews.Gremedia- majalah.commsg05871.html . 17 Mei 2008s 63 MANAJEMEN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PAUD DI KOTA YOGYAKARTA Oleh : Hartanti, M.Pd dan Sarno, M.Pd ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengimplementasian manajemen pendidikan anak usia dini Paud, yang meliputi fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, yakni pemahaman dan penafsiran secara mendalam dan natural tentang makna dari fenomena yang ada di lapangan. Sebagai informan adalah para pengelola Paud dan pembina Paud, warga masyarakat dan pengurus masyarakat. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, serta pencermatan dokumen. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan trianggulasi data, dan pengamatan terus menerus. Analisis dilakukan dengan model dari Miles dan Huberman, yang meliputi langkah–langkah pengumpulan data, reduksi data, display data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Manajemen Paud kelompok atas telah dilaksanakan dengan baik. Perencanaan disusun berpedoman menu generik yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Forum Paud, aspek pengorganisan melibatkan tiga komponen, yaitu internal paud pendidik dan pengelola, aspek pembina Pokja II PKK kelurahan dan kecamatan, serta warga masyarakat, aspek pelaksanaan menunjukkan kinerja yang cukup baik dan bervariasi karena berhasil menggerakkan dan memberdayakan sumberdaya yang dimiliki, pada aspek evaluasi sudah dilaksanakan baik secara internal maupun eksternal melibatkan pembina dan masyarakat, 2 Manajeman Paud kelompok menengah sudah dilaksanakan dengan baik, aspek perencanaan telah dilaksanakan dengan baik, hanya saja perencanaan masih dilakukan secara perorangan walaupun dengan memperhatikan masukan dari pihak lain. Pengorganisasian masih terbatas pada internal paud sedangkan eksternal paud belum berjalan dengan baik, pelaksanaan kegiatan secara kreatif dengan memanfaatkan sumber belajar di sekitar Paud untuk menyiasati keterbatasan dana, dan evaluasi telah dilaksanakan secara internal maupun eksternal, 3 Manajemen Paud kelompok bawah belum berjalan baik, belum tersusun program secara sistematik karena perencanaan dilaksanakan secara spontan dan acak. Aspek pengorganisasian belum terlaksana dengan baik sehingga program belum tersosialisaikan, akibatnya pelaksanaan kegiatan lamban, kurang variatif dan inovatif. Paud kelompok bawah kurang memperhatikan aspek evaluasi sehingga kelemahan-kelemahan yang ada tidak mendapat penyelesaian secara baik. 4 Kelemahan yang terjadi pada Paud di kota Yogyakarta pada umumnya adalah masalah pendanaan, monitoring dan pembinaan serta keterbatasan sumberdaya manusia. 5 Paud terbukti mampu mengoptimalkan perkembangan anak pada fase golden age yang meliputi aspek fisik, kognitif, sosio emosional dan bahasa, dalam rangka menyiapkan anak memasuki jenjang pendidikan formal. Key word: Pendidikan Anak Usia Dini PAUD, Golden Age

A. Latar Belakang