2.2. Struktur dan Persebaran Penduduk
2.2.1. Komposisi Penduduk
Pengelompokan penduduk berdasarkan ciri-ciri tertentu dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Biologis, meliputi umur dan jenis kelamin
b. Sosial, antara lain meliputi tingkat pendidikan, status perkawinan dan sebagainya.
c. Ekonomi, meliputi penduduk yang aktif secara ekonomi, lapangan pekerjaan, jenis
pekerjaan, tingkat pendapatan, dan sebagainya. d.
Geografis, berdasarkan tempat tinggal, daerah perkotaan, pedesaan, provinsi, kabupaten, dan sebagainya.
Pengelompokan penduduk sangat berguna untuk berbagai maksud dan tujuan seperti :
a. Untuk mengetahui ‘Human Resources’ yang ada baik menurut umur maupun jenis
kelamin. b.
Untuk mengambil suatu kebijaksanaan yang berhubungan dengan kependudukan. c.
Untuk membandingkan keadaan suatu penduduk dengan penduduk lainnya. d.
Melalui penggambaran piramida penduduk dapat diketahui ‘proses demografi’ yang telah terjadi pada penduduk tersebut.
2.2.2. Rasio Jenis Kelamin Sex Ratio
Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya
penduduk laki-laki per 100 perempuan, dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
k x
Perempuan Penduduk
Jumlah laki
Laki Penduduk
Jumlah Ratio
Sex −
=
; k = Konstanta 100
Besar kecilnya Rasio Jenis Kelamin di suatu daerah dipengaruhi oleh : a.
Sex Ratio at Birth Dibeberapa negara umumnya berkisar antara 103-105 bagi laki-laki per 100 bayi
perempuan. b.
Pola mortalitas antara penduduk laki-laki dan perempuan Jika kematian laki-laki lebih besar daripada jumlah kematian perempuan maka
rasio jenis kelamin semakin kecil. c.
Pola migrasi antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan Jika disuatu daerah Sex Ratio 100 berarti di daerah tersebut lebih banyak
penduduk laki-laki. Sedangkan jika Sex Ratio 100 berarti lebih banyak perempuan.
2.2.3. Angka Beban Tanggungan Dependency Ratio
Angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas dengan banyaknya orang yang
termasuk usia produktif umur 15-64 tahun, dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
k x
P P
P Ratio
Dependency
64 15
65 14
− +
−
+ =
; k = Konstanta 100
Secara kasar angka ini dapat digunakan sebagai indikator ekonomi dari suatu negara apakah tergolong maju atau bukan.
2.2.4. Umur Median Median Age
Umur median adalah umur yang membagi penduduk menjadi dua bagian dengan jumlah yang sama, bagian yang pertama lebih muda dan bagian yang kedua lebih tua
daripada median age. Umur median ditentukan berdasarkan umur dari sebagian penduduk yang lebih tua dan umur bagian penduduk yang lebih muda. Guna umur
median adalah untuk mengukur tingkat pemusatan penduduk pada kelompok- kelompok umur tertentu, dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
i x
f fx
N Md
Md Md
−
+ =
2 1
Dimana : 1
Md
: adalah batas bawah kelompok umur yang mengandung jumlah
2 N
N : adalah jumlah penduduk
fx : adalah jumlah penduduk kumulatif sampai dengan kelompok umur yang
mengandung
2 N
f
Md
: adalah jumlah penduduk pada kelompok umur dimana terdapat nilai
Untuk menentukan apakah suatu penduduk tergolong penduduk tua atau penduduk muda dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Melihat komposisi umur penduduknya untuk kelompok usia dibawah 15 tahun dan
diatas 65 tahun.
Umur Penduduk Tua
Penduduk Muda
0 - 14 ≤ 30
≥ 40 15 - 64
≥ 60 ≤ 55
65 + ≥ 10
≤ 5 2.
Dengan melihat umur mediannya :
Umur Median Kategori
≤ - 20 tahun Penduduk muda
10 - 30 tahun Penduduk Intermediate
≥ - 30 tahun Penduduk tua
2.2.5. Kepadatan Penduduk Land Man Ratio
Hal yang merupakan masalah komplit dan perlu mendapat perhatian dalam kependudukan adalah ketidakmerataan penyebaran penduduk yang diukur dari tingkat
kepadatan penduduk Popukation Density Rate. Salah satu faktor ketimpangan penyebaran penduduk adalah disebabkan oleh faktor ragam potensi antar-daerah dan
belum meratanya distribusi pembangunan antar-wilayah. Kepadatan penduduk dihitung dengan rumus sebagai berikut :
tan
2
Ha Km
Wilayah Luas
wilayah suatu
Penduduk Jumlah
Penduduk Kepada
=
Kepadatan penduduk kasar menunjukkan bahwa jumlah penduduk untuk setiap Kilometer persegi luas wilayah. Kepadatan penduduk merupakan ukuran persebaran
penduduk yang paling umum digunakan karena selain data dan cara perhitungannya sederhana, ukuran ini sudah distandarisasi dengan luas wilayah.
2.2.6. Piramida Penduduk
Komposisi umur dan jenis kelamin suatu penduduk secara grafik dapat digambarkan dalam bentuk piramida. Sampai saat ini dalam demografi dikenal ada 5 lima bentuk
atau model Piramida penduduk yaitu :
Gambar 2.1 Berbagai Bentuk atau Model Piramida Penduduk
Model 1. Piramida penduduk model ini mempunyai dasar lebar dan ‘slope’ tidak
terlalu curam atau datar. Bentuk semacam ini terdapat pada penduduk dengan tingkat kelahiran dan kematian sangat tinggi, sebelum mereka
mengadakan pengendalian terhadap kelahiran maupun kematian. Umur median rendah, sedangkan angka beban tanggungan dependency ratio
tinggi. Contoh : Piramida penduduk India 1951 dan Piramida penduduk
Indonesia 1971.
Model 2. Dibandingkan dengan model 1, maka dasar piramida model 2 ini lebih
besar dan ‘slope’ lebih curam sesudah kelompok umur 0-4 tahun sampai ke puncak piramida. Terdapat pada negara dengan permulaan pertumbuhan
penduduk yang tinggicepat akibat adanya penurunan tingkat kematian bayi dan anak-anak tetapi belum ada penurunan tingkat fertilitas. Median
age umur median sangat rendah dan angka beban tanggungan dependency ratio merupakan yang tertinggi di dunia. Contoh : Sri Lanka,
Meksiko, dan Brazilia.
Model 3. Bentuk piramida ini dikenal dengan bentuk sarang tawon kuno old
fashioned beehive. Terdapat pada negara dengan tingkat kelahiran yang rendah begitu pula tingkat kematiannya rendah. Karakteristik yang dimiliki
piramida ini yaitu umur median sangat tinggi, dengan beban tanggungan sangat rendah terutama pada kelompok umur-umur tua. Contoh : Piramida
penduduk pada hampir seluruh negara-negara Eropa Barat.
Model 4. Piramida penduduk dengan bentuk loncenggenta The bellshaped
pyramid. Bentuk ini dicapai oleh negara-negara yang paling sedikit sudah 100 tahun mengalami penurunan tingkat fertilitas kelahiran dan
kematian. Umur median cenderung menurun dan angka beban tanggungan meninggi. Contoh : Piramida penduduk Amerika Serikat.
Model 5. Terdapat pada negara yang menjalani penurunan drastis yang tingkat
kelahiran dan kematiannya sangat rendah. Penurunan tingkat kelahiran yang terus-menerus akan menyebabkan berkurangnya jumlah absolut
daripada penduduk. Contoh : Jepang.
Berdasarkan komposisi umur dan jenis kelamin maka karakteristik penduduk dapat dibedakan atas tiga ciri, yaitu :
a. Expansive : Sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur termuda.
Contoh : Indonesia. b.
Constrictive : Sebagian kecil penduduk berada dalam kelompok umur muda. Contoh : Amerika Serikat.
c. Stationary : Banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama
banyaknya, dan mengecil pada usia tua kecuali pada kelompok umur tertentu. Contoh : Swedia.
Gambar 2.2 Tiga Ciri Penduduk dalam Bentuk Piramida
2.3. Proyeksi Penduduk