Analisis Dan Gambaran Demografi Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

(1)

ANALISIS DAN GAMBARAN DEMOGRAFI KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

YONGKIKI ALEXANDER PASARIBU 082407042

PROGRAM STUDI DIII STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

ANALISIS DAN GAMBARAN DEMOGRAFI KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

YONGKIKI ALEXANDER PASARIBU 082407042

PROGRAM STUDI DIII STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(3)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS DAN GAMBARAN DEMOGRAFI

KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2012 Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : YONGKIKI ALEXANDER PASARIBU Nomor Induk Mahasiswa : 082407042

Program Studi : D-III STATISTIKA Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juni 2011

Diketahui/ Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing,

Prof. Dr. Tulus, Vordipl, M.Si, Ph.D Drs. Henry Rani Sitepu M.S NIP. 19620901 198803 1 002 NIP. 19551228 198703 1 002


(4)

PERNYATAAN

ANALISIS DAN GAMBARAN DEMOGRAFI KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2011

YONGKIKI ALEXANDER PASARIBU NIM. 082407042


(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi D-III Statistika FMIPA USU.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak terwujud apabila tidak mendapat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang setulusnya kepada :

1. Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTMH, M.Sc (CTM), SpA(K), Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Sutarman, M.Sc, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Tulus, Vordipl, M.Si, Ph.D dan Dra. Mardiningsih, M.Si, Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU.

4. Drs. Faigiziduhu Bu’ulőlő, M.Si dan Drs. Suwarno Arriswoyo, Ketua dan Sekretaris Program Studi D-III Statistika.

5. Drs. Henry Rani Sitepu, M.S, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mendorong dan memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

6. Drs. Asi Matanari, Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara beserta seluruh staf-nya.

7. Ayahanda S. Pasaribu, ST dan Ibunda I.br. Hasibuan yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi lewat doa maupun nasehat. Dan selalu sabar dalam membimbing dan mendidik anak-anaknya tercinta.

8. Saudara saya di keluarga tercinta, Bang Very, Ikhwandi, Fernando, Sempurna, Adikku Sovia dan Yesika.

9. Tulang dan Nantulang (Keluarga St. P. Hasibuan, SH) yang senantiasa juga mendoakan, mendidik dan memotivasi penulis.

10.Teman-teman se-KTB (Kelompok Tumbuh Bersama) Vi’Yerielle di UKM KMK USU, K’Lena, K’Natalia, B’Martin, Nofrida, dan Rista. Terimakasih buat doanya. 11.Teman-teman seperjuangan di Statistik A ’08.

Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan rendah hati dan penuh kasih penulis mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan ini.

Medan, Juni 2011


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Persetujuan ... ii

Pernyataan ... iii

Penghargaan ... iv

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan dan Manfaat Kegiatan ... 3

1.4 Metodologi Penelitian ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB 2 TINJAUAN TEORI ... 6

2.1 Arti dan Tujuan Demografi ... 6

2.2 Struktur dan Persebaran Penduduk ... 7

2.2.1 Komposisi Penduduk ... 7

2.2.2 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio ) ... 8

2.2.3 Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) ... 9

2.2.4 Umur Median (Median Age) ... 9

2.2.5 Kepadatan Penduduk (Land Man Ratio) ... 11

2.2.6 Piramida Penduduk ... 12

2.3 Proyeksi Penduduk ... 15

2.4 Pertumbuhan Penduduk ... 16

2.5 Fertilitas (Kelahiran) ... 18

2.5.1 Pengertian Fertilitas ... 18

2.5.2 Pengukuran Fertilitas Kumulatif ... 18

2.5.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Fertilitas Penduduk ... 19

2.6 Mortalitas (Kematian) ... 21

2.6.1 Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR) ... 22

BAB 3 GAMBARAN UMUM KONDISI WILAYAH ... 23

3.1 Geografis ... 23

3.2 Sejarah Berdirinya Kabupaten Tapanuli Utara ... 25

3.2.1 Masa Hindia Belanda dan Jepang ... 25

3.2.2 Masa Pemerintahan Republik Indonesia sampai Sekarang .... 27


(7)

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1 Kependudukan ... 30

4.1.1 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk ... 30

4.1.2 Komposisi Penduduk ... 37

4.1.3 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) ... 38

4.1.4 Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) ... 39

4.1.5 Umur Median (Median Age) ... 40

4.1.6 Kepadatan Penduduk (Land Man Ratio) ... 42

4.1.7 Piramida Penduduk ... 45

4.2 Fertilitas... 47

4.2.1 Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) ... 47

4.3 Mortalitas ... 49

4.3.1 Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR) ... 49

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM ... 51

5.1 Pengenalan SPSS ... 51

5.2 Pengaktifan SPSS ... 52

5.3 Membuat Grafik Jenis Batang (Bar) ... 54

5.4 Membuat Grafik Jenis Lingkaran (Pie) ... 57

5.5 Membuat Grafik Jenis Garis (Line) ... 61

5.6 Membuat Piramida Penduduk ... 65

BAB 6 PENUTUP ... 69

6.1 Kesimpulan ... 69

6.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2006-

2009 Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin ... 32 Tabel 4.2 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara

Tahun 2006-2009 Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin .... 34 Tabel 4.3 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara

Tahun 2012 Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin ... 35 Tabel 4.4 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Kabupaten Tapanuli Utara

Tahun 2012 ... 38 Tabel 4.5 Umur Median Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 ... 40 Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2006-2009

Berdasarkan Kecamatan ... 42 Tabel 4.7 Kepadatan Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012... 43 Tabel 4.8 Angka Kelahiran Total (TFR) Kabupaten Tapanuli Utara

Tahun 2005-2008 ... 48 Tabel 4.9 Angka Kematian Bayi (IMR) Kabupaten Tapanuli Utara


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Berbagai Bentuk atau Model Piramida Penduduk ... 12 Gambar 2.2 Tiga Ciri Penduduk dalam Bentuk Piramida ... 15 Gambar 2.3 Skema dari Faktor Sosial yang Mempengaruhi Fertilitas

Lewat Variabel Antara ... 19 Gambar 3.1 Peta Kabupaten Tapanuli Utara ... 24 Gambar 4.1 Grafik Batang Proyeksi Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara

Tahun 2012 Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin ... 36 Gambar 4.2 Grafik Lingkaran Komposisi Struktur Kelompok Umur

Penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 ... 37 Gambar 4.3 Grafik Garis Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per-

Kecamatan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 ... 44 Gambar 4.4 Piramida Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012... 46 Gambar 4.5 Grafik Garis TFR dan IMR Kabupaten Tapanuli Utara


(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Data kependudukan memegang peranan yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan. Dari data kependudukan kita dapat memahami dan melihat keadaan penduduk. Masalah kependudukan merupakan masalah yang cukup serius, tidak hanya bagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, tetapi juga bagi negara maju diseluruh dunia. Hal ini tentu saja masalah yang rumit bagi pemerintah yang bersangkutan dalam usaha membangun dan meningkatkan taraf hidup warganya. Untuk itu dibutuhkan pengetahuan, kajian, dan pengembangan tentang kependudukan guna mengatasi masalah kendudukan.

Kabupaten Tapanuli Utara adalah salah satu wilayah yang mementingkan perencanaan pembangunan kependudukan yang berkualitas. Karena sangat mendukung pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh sebab itu perencanaan harus didasarkan pada fakta dan data kependudukan yang akurat. Dari data kependudukan tersebut pemerintah dan pihak-pihak lainnya yang terkait dengan pembangunan dapat menyusun berbagai perencanaan seperti kebutuhan fasilitas pokok dan fasilitas penunjang kesejahteraan rakyat.


(11)

Demografi adalah suatu ilmu yang mempelajari struktur dan proses penduduk disuatu wilayah. Struktur penduduk ini selalu berubah-ubah, dan perubahan tersebut disebabkan karena proses demografi, yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan migrasi penduduk. Tinggi rendahnya tingkat kelahiran dan kematian penduduk di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut.

Hal yang merupakan masalah komplit dan perlu mendapat perhatian dalam kependudukan adalah ketidakmerataan penyebaran penduduk yang diukur dari tingkat kepadatan penduduk (population density rate). Salah satu faktor ketimpangan penyebaran penduduk adalah disebabkan oleh faktor ragam potensi antar daerah dan belum meratanya distribusi pembangunan antar wilayah.

Oleh sebab itulah penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis dan Gambaran Demografi Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012”. Guna untuk mengetahui sejauh mana perkembangan kependudukan Kabupaten Tapanuli Utara dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang.

1.2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang timbul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran demografi Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2012. 2. Berapa jumlah penduduk, angka kelahiran (TFR), dan angka kematian bayi (IMR)


(12)

1.3. Tujuan dan Manfaat Kegiatan

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran demografi Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2012 serta jumlah penduduk, angka kelahiran (TFR), dan angka kematian bayi (IMR) yang terjadi. Dari penulisan Tugas Akhir ini diharapkan memberikan beberapa manfaat, yaitu :

a). Bagi Penulis

Membantu penulis mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dibangku perkuliahan sehingga menunjang kesiapan untuk terjun ke dunia kerja.

b). Bagi Departemen

Agar dapat dijadikan sebagai bahan studi kasus bagi pembaca dan acuan bagi mahasiswa serta dapat memberikan bahan referensi bagi perpustakaan sebagai bacaan bagi mahasiswa lainnya.

c). Bagi Pemda Kabupaten Tapanuli Utara

Sebagai gambaran atau pembanding tentang kependudukan dari tahun sebelumnya dan sebagai pedoman dalam merencanakan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

1.4. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data

Penulis menggunakan data sekunder yang diperoleh langsung dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tapanuli Utara.


(13)

2. Kepustakaan (Library Research)

Penulis menyusun Tugas Akhir ini dengan membaca dan memperdalam teori lewat beberapa buku di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

3. Mempelajari Literatur

Mempelajari literatur dengan pengambilan berbagai teori dan rumus dari beberapa sumber bacaan.

1.5. Sistematika Penulisan

Secara garis besar Tugas Akhir ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pendahuluan, isi, dan penutup.

A. Bagian pendahuluan berisi :

Halaman sampul, Halaman judul, Halaman pengesahan, Daftar Isi, Daftar gambar, Daftar tabel, Kata pengantar.

B. Bagian Isi berisi :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini mencakup latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan. BAB 2 : TINJAUAN TEORI

Bab ini mencakup arti dan tujuan demografi, struktur dan persebaran penduduk, proyeksi penduduk, pertumbuhan penduduk, fertilitas dan mortalitas.


(14)

BAB 3 : GAMBARAN UMUM KONDISI WILAYAH

Bab ini mencakup geografis dan sejarah beridirinya Kabupaten Tapanuli Utara serta ekonomi dan sosial budaya.

BAB 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini mencakup hasil analisis dan pembahasan kependudukan dengan menggunakan metode proyeksi.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini mencakup tentang pengolahan data kependudukan dengan menggunakan SPSS.

BAB 6 : PENUTUP

Bab ini mencakup kesimpulan dan saran penulis.

C. Bagian penutup yang berisi : Daftar pustaka dan lampiran.


(15)

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1. Arti dan Tujuan Demografi

Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: ‘Demos’ adalah rakyat atau penduduk dan ‘Grafein’ adalah menulis. Demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaan perubahan-perubahan penduduk atau dengan perkataan lain segala hal ihwal yang berhubungan dengan komponen-komponen perubahan tersebut seperti : kelahiran, kematian, migrasi, sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin tertentu.

Ketiga komponen demografi/variabel demografi, bermacam-macam karakteristik penduduk, dan gejala-gejala yang saling berhubungan didalam masyarakat tersebut dipakai oleh para ahli demografi untuk 4 (empat) tujuan pokok yaitu :

1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.

2. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.

3. Mengembangkan hubungan sebab-akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.

4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.


(16)

2.2. Struktur dan Persebaran Penduduk 2.2.1. Komposisi Penduduk

Pengelompokan penduduk berdasarkan ciri-ciri tertentu dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a). Biologis, meliputi umur dan jenis kelamin

b). Sosial, antara lain meliputi tingkat pendidikan, status perkawinan dan sebagainya. c). Ekonomi, meliputi penduduk yang aktif secara ekonomi, lapangan pekerjaan, jenis

pekerjaan, tingkat pendapatan, dan sebagainya.

d). Geografis, berdasarkan tempat tinggal, daerah perkotaan, pedesaan, provinsi, kabupaten, dan sebagainya.

Pengelompokan penduduk sangat berguna untuk berbagai maksud dan tujuan seperti :

a). Untuk mengetahui ‘Human Resources’ yang ada baik menurut umur maupun jenis kelamin.

b). Untuk mengambil suatu kebijaksanaan yang berhubungan dengan kependudukan. c). Untuk membandingkan keadaan suatu penduduk dengan penduduk lainnya.

d). Melalui penggambaran piramida penduduk dapat diketahui ‘proses demografi’ yang telah terjadi pada penduduk tersebut.


(17)

2.2.2. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)

Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan, dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

k x Perempuan Penduduk

Jumlah

laki Laki Penduduk Jumlah

Ratio

Sex = − ; k = Konstanta (100)

Besar kecilnya Rasio Jenis Kelamin di suatu daerah dipengaruhi oleh : a). Sex Ratio at Birth

Dibeberapa negara umumnya berkisar antara 103-105 bagi laki-laki per 100 bayi perempuan.

b). Pola mortalitas antara penduduk laki-laki dan perempuan

Jika kematian laki-laki lebih besar daripada jumlah kematian perempuan maka rasio jenis kelamin semakin kecil.

c). Pola migrasi antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan

Jika disuatu daerah Sex Ratio > 100 berarti di daerah tersebut lebih banyak penduduk laki-laki. Sedangkan jika Sex Ratio < 100 berarti lebih banyak perempuan.


(18)

2.2.3. Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)

Angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (umur 15-64 tahun), dinyatakan dengan rumus sebagai berikut : k x P P P Ratio Dependency 64 15 65 14 0 − + − +

= ; k = Konstanta (100)

Secara kasar angka ini dapat digunakan sebagai indikator ekonomi dari suatu negara apakah tergolong maju atau bukan.

2.2.4. Umur Median (Median Age)

Umur median adalah umur yang membagi penduduk menjadi dua bagian dengan jumlah yang sama, bagian yang pertama lebih muda dan bagian yang kedua lebih tua daripada median age. Umur median ditentukan berdasarkan umur dari sebagian penduduk yang lebih tua dan umur bagian penduduk yang lebih muda. Guna umur median adalah untuk mengukur tingkat pemusatan penduduk pada kelompok-kelompok umur tertentu, dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

i x f fx N Md Md Md           − +


(19)

Dimana :

1Md : adalah batas bawah kelompok umur yang mengandung jumlah

2

N

N : adalah jumlah penduduk

fx : adalah jumlah penduduk kumulatif sampai dengan kelompok umur yang mengandung

2

N

fMd : adalah jumlah penduduk pada kelompok umur dimana terdapat nilai

Untuk menentukan apakah suatu penduduk tergolong penduduk tua atau penduduk muda dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Melihat komposisi umur penduduknya untuk kelompok usia dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun.

Umur Penduduk Tua Penduduk Muda

0 - 14 ≤ 30 % ≥ 40 %

15 - 64 ≥ 60 % ≤ 55 %

65 + ≥ 10 % ≤ 5 %

2. Dengan melihat umur mediannya :

Umur Median Kategori

≤ - 20 tahun Penduduk muda

10 - 30 tahun Penduduk Intermediate ≥ - 30 tahun Penduduk tua


(20)

2.2.5. Kepadatan Penduduk (Land Man Ratio)

Hal yang merupakan masalah komplit dan perlu mendapat perhatian dalam kependudukan adalah ketidakmerataan penyebaran penduduk yang diukur dari tingkat kepadatan penduduk (Popukation Density Rate). Salah satu faktor ketimpangan penyebaran penduduk adalah disebabkan oleh faktor ragam potensi antar-daerah dan belum meratanya distribusi pembangunan antar-wilayah. Kepadatan penduduk dihitung dengan rumus sebagai berikut :

) / (

tan 2

Ha Km Wilayah Luas

wilayah suatu

Penduduk Jumlah

Penduduk

Kepada =

Kepadatan penduduk kasar menunjukkan bahwa jumlah penduduk untuk setiap Kilometer persegi luas wilayah. Kepadatan penduduk merupakan ukuran persebaran penduduk yang paling umum digunakan karena selain data dan cara perhitungannya sederhana, ukuran ini sudah distandarisasi dengan luas wilayah.


(21)

2.2.6. Piramida Penduduk

Komposisi umur dan jenis kelamin suatu penduduk secara grafik dapat digambarkan dalam bentuk piramida. Sampai saat ini dalam demografi dikenal ada 5 (lima) bentuk atau model Piramida penduduk yaitu :


(22)

Model 1. Piramida penduduk model ini mempunyai dasar lebar dan ‘slope’ tidak terlalu curam atau datar. Bentuk semacam ini terdapat pada penduduk dengan tingkat kelahiran dan kematian sangat tinggi, sebelum mereka mengadakan pengendalian terhadap kelahiran maupun kematian. Umur median rendah, sedangkan angka beban tanggungan (dependency ratio) tinggi. Contoh : Piramida penduduk India 1951 dan Piramida penduduk Indonesia 1971.

Model 2. Dibandingkan dengan model 1, maka dasar piramida model 2 ini lebih besar dan ‘slope’ lebih curam sesudah kelompok umur 0-4 tahun sampai ke puncak piramida. Terdapat pada negara dengan permulaan pertumbuhan penduduk yang tinggi/cepat akibat adanya penurunan tingkat kematian bayi dan anak-anak tetapi belum ada penurunan tingkat fertilitas. Median

age (umur median) sangat rendah dan angka beban tanggungan (dependency ratio) merupakan yang tertinggi di dunia. Contoh : Sri Lanka,

Meksiko, dan Brazilia.

Model 3. Bentuk piramida ini dikenal dengan bentuk sarang tawon kuno (old

fashioned beehive). Terdapat pada negara dengan tingkat kelahiran yang

rendah begitu pula tingkat kematiannya rendah. Karakteristik yang dimiliki piramida ini yaitu umur median sangat tinggi, dengan beban tanggungan sangat rendah terutama pada kelompok umur-umur tua. Contoh : Piramida penduduk pada hampir seluruh negara-negara Eropa Barat.


(23)

Model 4. Piramida penduduk dengan bentuk lonceng/genta (The bellshaped

pyramid). Bentuk ini dicapai oleh negara-negara yang paling sedikit sudah

100 tahun mengalami penurunan tingkat fertilitas (kelahiran) dan kematian. Umur median cenderung menurun dan angka beban tanggungan meninggi. Contoh : Piramida penduduk Amerika Serikat.

Model 5. Terdapat pada negara yang menjalani penurunan drastis yang tingkat kelahiran dan kematiannya sangat rendah. Penurunan tingkat kelahiran yang terus-menerus akan menyebabkan berkurangnya jumlah absolut daripada penduduk. Contoh : Jepang.

Berdasarkan komposisi umur dan jenis kelamin maka karakteristik penduduk dapat dibedakan atas tiga ciri, yaitu :

a). Expansive : Sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur termuda.

Contoh : Indonesia.

b). Constrictive : Sebagian kecil penduduk berada dalam kelompok umur muda.

Contoh : Amerika Serikat.

c). Stationary : Banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama

banyaknya, dan mengecil pada usia tua kecuali pada kelompok umur tertentu. Contoh : Swedia.


(24)

Gambar 2.2 Tiga Ciri Penduduk dalam Bentuk Piramida

2.3. Proyeksi Penduduk

Untuk mengetahui keadaan demografi Kabupaten Tapanuli Utara digunakan teknik proyeksi, yakni untuk menentukan besarnya jumlah penduduk dan struktur penduduk dimasa yang akan datang. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk untuk masa mendatang, tetapi suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.

Proyeksi merupakan suatu istilah yang ditujukan untuk memberikan arti tentang perhitungan ilustratif yang didasarkan atas beberapa asumsi. Berpegang kepada sejumlah data yang telah tersedia, biasanya dapat disusun suatu proyeksi dengan cara mengintroduksikan arah berbagai peristiwa vital yang diasumsikan, baik yang bergerak menuju ke arah masa yang akan datang maupun periode sebelumnya.


(25)

Setiap perhitungan mengenai jumlah penduduk pada masa mendatang senantiasa dilakukan dengan menggunakan ciri hipotetis penduduk. Ramalan tersebut biasanya tidak begitu tepat. Untuk dapat menyusun estimasi masa depan yang dapat dipertanggungjawabkan, kondisi masa depan yang mempengaruhi semua proses vital harus juga diramalkan. Pada saat ini hal tersebut tidak mungkin kecuali kebetulan.

Walau demikian mengenai jumlah penduduk pada umumnya tidak pasti. Pengetahuan manusia mengenai kekuatan yang menyebabkan terjadinya perubahan mortalitas, fertilitas, perkawinan dan migrasi pada hakikatnya sangat tidak lengkap, dan pengaruh yang tepat mengenai sebab-sebabnya pun tidak mudah ditentukan begitu saja. Bahkan bila pemahaman manusia mengenai masa lampau juga boleh dikatakan lengkap, tetapi masa depan mau tidak mau akan tetap serba tidak menentu. Dengan demikian tidaklah mungkin untuk meramalkan arah elemen-elemen tersebut untuk masa yang akan datang dengan penuh keyakinan.

2.4. Pertumbuhan Penduduk

Untuk menghitung proyeksi penduduk pada masa yang akan datang harus diketahui terlebih dahulu pertumbuhan penduduknya. Pertumbuhan adalah setiap perubahan jumlah penduduk (baik pertambahan atau pengurangan), dapat berbentuk positif ataupun negatif. Pada hakikatnya suatu pertumbuhan penduduk hanya berpangkal pada tiga sumber, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Pertumbuhan tersebut sama sekali bukan merupakan aspek yang terpisah daripada eksistensi penduduk, tetapi justru merupakan akibat berbagai faktor khusus.


(26)

Ciri dari pertumbuhan penduduk yaitu, keseimbangan antara faktor kelahiran, kematian, dan migrasi yang merupakan suatu keadaan yang unik. Segala sesuatunya ternyata tidak hanya ditentukan oleh salah satu diantara ketiga faktor tersebut. Dalam keadaan tertentu terdapat kemungkinan adanya perbedaan yang cukup besar antara kombinasi faktor-faktor tersebut, sehingga keseimbangannya dari waktu-kewaktu bisa berubah. Dalam sejarahnya jumlah penduduk senantiasa mengalami fluktuasi antara pertambahan dan pengurangan.

Pertumbuhan biasanya cenderung mengikuti pola bunga-berbunga (Compound

interest) karena jumlah penduduk yang bertambah akan senantiasa malah lebih

bertambah sepanjang masa. Angka pertumbuhan yang konstan akan semakin menambah jumlah penduduk. Malah angka pertumbuhan yang tidak begitu besar pun akan menyebabkan terjadinya pertambahan tahunan secara besar-besaran apabila berlangsung secara kontinu dalam jangka waktu yang cukup lama.

Pertambahan jumlah penduduk dunia diakibatkan karena jumlah kelahiran yang ternyata jauh melebihi jumlah kematian. Selain itu mungkin juga disebabkan karena sarana pengendalian risiko kematian kian lama kian berhasil ditingkatkan sedangkan penurunan angka kelahiran yang sangat lambat. Selain itu pertambahan penduduk mungkin juga ditujukan untuk mencapai pertambahan alamiah dengan cara meningkatkan angka kelahiran yang lebih tinggi.

Sudah tentu pertumbuhan alamiah merupakan sumber pertambahan didunia sebagai suatu keseluruhan dan mungkin juga di beberapa tertentu. Walaupun demikian disuatu negara tertentu migrasi dapat juga memegang peranan yang penting, dan kadang-kadang malah merupakan faktor yang dominan; migrasi ini pada masa lampau


(27)

menyebabkan pertumbuhan penduduk semakin cepat. Peningkatan sarana komunikasi dapat juga menjadi faktor pertambahan penduduk.

2.5. Fertilitas ( Kelahiran ) 2.5.1. Pengertian Fertilitas

Fertilitas adalah kemampuan seorang wanita secara riil untuk melahirkan. Kemampuan seorang wanita untuk melahirkan berbeda antara wanita satu dengan wanita lain. Tinggi rendahnya tingkat kelahiran penduduk mempunyai keterkaitan dan ketergantungan pada stuktur umur, banyaknya perkawinan, penggunaan kontrasepsi, usia perkawinan, tingkat pendidikan, dan status sosial ekonomi.

2.5.2. Pengukuran Fertilitas Kumulatif

Dalam pengukuran fertilitas kumulatif, kita mengukur rata-rata jumlah anak laki-laki dan perempuan yang dilahirkan oleh seorang perempuan pada waktu perempuan itu memasuki usia subur hingga melampaui batas reproduksinya (15-49 tahun). Ukuran fertilitas yang digunakan dalam hal ini adalah Tingkat Fertilitas Total (Total Fertility

Rates = TFR). Tingkat Fertilitas Total didefinisikan sebagai jumlah kelahiran hidup

laki-laki dan perempuan tiap 1,000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya dengan catatan :

1). Tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.


(28)

Tingkat Fertilitas Total menggambarkan riwayat fertilitas dari sejumlah perempuan hipotesis selama masa reproduksinya.

2.5.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tinggi Rendahnya Fertilitas Penduduk Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor demografi dan faktor non-demografi. Faktor demografi diantaranya adalah : struktur umur, struktur perkawinan, dan proporsi yang kawin. Sedangkan faktor non-demografi antara lain, keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status perempuan, urbanisasi dan industrialisasi. Variabel-variabel diatas dapat berpengaruh secara langsung terhadap fertilitas, ada juga berpengaruh tidak langsung.

Davis dan Blake (1956) dalam tulisannya berjudul: The Social Structure of

Fertility: An Analitical Framework, menyatakan bahwa faktor-faktor sosial

mempengaruhi ferilitas melalui variabel antara.

Gambar 2.3 Skema dari Faktor Sosial yang Mempengaruhi Fertilitas Lewat Variabel Antara

Dalam tulisan tersebut Davis dan Blake juga menyatakan bahwa proses reproduksi seorang perempuan usia subur melalui tiga tahap yaitu: hubungan kelamin, konsepsi, kehamilan, dan kelahiran.

Variabel Antara Faktor

Sosial


(29)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan hubungan kelamin pada usia reproduksi adalah :

a). Umur memulai hubungan kelamin.

b). Selibat permanen, yaitu proporsi perempuan yang tidak pernah mengadakan hubungan kelamin.

c). Lamanya masa reproduksi yang hilang karena :

• Perceraian, perpisahan, atau ditinggal pergi oleh suami.

• Suami meninggal dunia. d). Abstinensi sukarela.

e). Abstinensi karena terpaksa (impotensi, sakit, berpisah sementara yang tidak bisa dihindari).

f). Frekuensi hubungan seks (tidak termasuk abstinensi).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan konsepsi adalah :

a). Kesuburan dan kemandulan biologis (frekunditas dan infekunditas) yang disengaja.

b). Menggunakan atau tidak menggunakan alat-alat kontrasepsi.

• Cara kimiawi dan cara mekanis.

• Cara-cara lain (seperti metoda ritma, dan senggama terputus).

c). Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor disengaja, misalnya sterilisasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi selama kehamilan dan kelahiran adalah : a). Kematian janin karena faktor-faktor yang tidak sengaja.


(30)

2.6. Mortalitas (Kematian)

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga komponen demografi yang dapat mempeneruhi perubahan penduduk. Informasi kematian sangat penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta yang terutama berkecimpungan dalam bidang kesehatan dan ekonomi. Data kematian sangat diperlukan antara lain untuk proyeksi penduduk guna perencanaan pembangunan. Misalnya, perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan dan jasa-jasa lainnya untuk kepentingan masyarakat. Data kematian juga diperlukan untuk mengevaluasi program-program kebijaksanaan penduduk.

Tinggi rendahnya tingkat kematian penduduk suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat disuatu daerah. Definisi “mati” menurut UN (United

Nation) dan WHO (World Health Organization) adalah sebagai berikut: “Mati adalah

keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup”. Dengan demikian keadaan “mati” hanya bisa terjadi kalau sudah terjadi kelahiran hidup. Sedangkan definisi “lahir hidup” menurut UN dan WHO adalah sebagai berikut:

“Lahir hidup yaitu peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi, hasilnya konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda hidup lainnya, seperti denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan-gerakan otot, tanpa memandang apakah tali pusat sudah dipotong atau belum”.


(31)

2.6.1. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)

Angka kematian bayi merupakan indikator yang sangat berguna, tidak saja terhadap status kesehatan anak, tetapi juga terhadap status penduduk keseluruhan dan kondisi ekonomi dimana penduduk tersebut bertempat tinggal. Angka kematian bayi tidak hanya mereflesikan besarnya masalah kesehatan yang bertanggungjawab langsung terhadap kematian bayi, seperti diare, infeksi saluran pernapasan, salah gizi, penyakit-penyakit infeksi spesifik dan kondisi prenatal, tetapi juga merefleksikan tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan dan secara umum tingkat perkembangan sosial ekonomi masyarakat.

Angka kematian bayi juga telah menunjukkan fungsinya sebagai indikator ampuh dalam menilai perubahan kondisi kesehatan disuatu negara. Pada negara-negara dimana dimana angka kematian bayi telah dihitung selama periode yang lama, terlihat reproduksi angka kematian bayi sejajar dengan perbaikan standar hidup dan kondisi sanitasi termasuk juga kemudahan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya bagi masyarakat.


(32)

BAB 3

GAMBARAN UMUM KONDISI WILAYAH

3.1. Geografis

Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu dari 28 daerah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara terletak diwilayah pengembangan dataran tinggi Sumatera Utara. Berada pada ketinggian antara 300-1500 meter diatas permukaan laut. Topografi dan kontur tanah Kabupaten Tapanuli Utara beraneka ragam yaitu tergolong datar (3.15 %), landai (26.62 %), miring (25.62 %), dan terjal (44.35 %).

Secara astronomis Kabupaten Tapanuli Utara berada pada posisi 1020’-2041’ Lintang Utara dan 98005’- 99016’ Bujur Timur. Sedangkan secara geografis letak Kabupaten Tapanuli Utara diapit atau berbatasan langsung dengan lima kabupaten yaitu, disebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir, disebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu, disebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan dan disebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Utara.

Letak geografis dan astronomis Kabupaten Tapanuli Utara ini sangat menguntungkan karena berada pada jalur lintas dari beberapa kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari 15 kecamatan, yaitu : Kecamatan Muara, Pagaran, Siborong-borong, Sipahutar, Garoga, Pangaribuan,


(33)

Simangumban, Purba Tua, Pahae Jae, Pahae Julu, Siatas Barita, Tarutung, Sipoholon, Adiankoting, dan Parmonangan.

Kelima belas kecamatan ini terbagi dalam 232 desa dan 11 kelurahan. Kecamatan yang paling banyak jumlah desa/kelurahan yaitu Kecamatan Tarutung (24 desa dan 7 kelurahan) dan yang paling sedikit jumlah desanya yaitu Kecamatan Simangumban (8 desa). Keadaan desa/kelurahan ditinjau dari tingkat perkembangannya masih sangat memprihatinkan, dari 243 desa/kelurahan baru 1.23 % desa/kelurahan swasembada sisanya 27.57 % desa swakarya dan 71.19 % desa swadaya.


(34)

Luas wilayah Kabupaten Tapanuli Utara sekitar 3,800.31 Km2 terdiri dari luas dataran 3,793.71 Km2 dan luas perairan Danau Toba 6.60 Km2. Dari 15 kecamatan yang ada, kecamatan yang paling luas di Kabupaten Tapanuli Utara adalah Kecamatan Garoga sekitar 567.58 Km2 atau 14.96 % dari luas kabupaten, dan kecamatan yang terkecil luasnya yaitu Kecamatan Muara sekitar 79.75 Km2 atau 2.10 % dari luas kabupaten.

3.2. Sejarah Berdirinya Kabupaten Tapanuli Utara 3.2.1. Masa Hindia Belanda dan Jepang

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Kabupaten Tapanuli Utara termasuk kedalam Keresidenan Tapanuli yang dipimpin oleh residen bangsa Belanda yang berkedudukan di Sibolga. Pada saat itu Keresidenan Tapanuli dibagi menjadi 4 (empat) afdeling (kabupaten), yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang Sidempuan, Afdeling Sibolga dan Afdeling Nias. Afdeling Batak Landen dipimpin seorang Asisten Residen yang ibukotanya Tarutung yang terdiri dari 5 (lima) onder afdeling (wilayah) yaitu :

a). Onder Afdeling Silindung (Wilayah Silindung) ibukotanya Tarutung.

b). Onder Afdeling Hoovlakte Van Toba (Wilayah Humbang) ibukotanya Siborong-borong.

c). Onder Afdeling Toba (Wilayah Toba) ibukotanya Balige.

d). Onder Afdeling Samosir (Wilayah Samosir) ibukotanya Pangururan.

e). Onder Afdeling Dairi Landen (Kabupaten Dairi sekarang) ibukotanya Sidikalang.


(35)

Tiap-tiap Onder Afdeling menpunyai satu Distrik (Kewedanaan) dipimpin seorang Disrikchoolfd bangsa Indonesia yang disebut Demang dan membawahi beberapa Onder Distrikten (Kecamatan). Yang dipimpin oleh seorang Asisten Demang. Menjelang Perang Dunia II, distrik-distrik diseluruh keresidenan Tapanuli dihapuskan dan beberapa Demang yang mengepalai distrik-distrik sebelumnya diperbantukan ke kantor Controleur masing-masing dan disebut namanya Demang

Terbeschingking. Dengan penghapusan ini para Asisten Demang yang ada di kantor

Demang itu ditetapkan menjadi Asisten Demang di Onder Distrik bersangkutan.

Kemudian tiap onder Distrik membawahi beberapa negeri yang dipimpin oleh seorang kepala negeri yang disebut Negeri Hoofd. Pada waktu berikutnya diubah dan dilaksanakan pemilihan, tetapi tetap memperhatikan asal-usulnya. Negeri-negeri ini terdiri dari beberapa kampung, yang dipimpin seorang kepala kampung yang disebut Kampung Hoofd dan juga diangkat serupa dengan pengangkatan Negeri Hoofd. Negeri dan Kampung Hoofd statusnya bukan pegawai negeri, tetapi pejabat-pejabat yang berdiri sendiri dinegeri/kampungnya. Mereka tidak menerima gaji dari pemerintah tetapi dari upah pungut pajak dan khusus Negeri Hoofd menerima tiap-tiap tahun upah yang disebut Yoarliykse Begroting.

Tugas utama Negeri dan Kampung Hoofd ialah memelihara keamanan dan ketertiban, memungut pajak/blasting/rodi dari penduduk Negeri/Kampung masing-masing. Blasting/rodi ditetapkan tiap-tiap tahun oleh Kontraleur sesudah panen padi. Pada waktu pendudukan tentara Jepang Tahun 1942-1945 struktur pemerintahan di Tapanuli Utara hampir tidak berubah, hanya namanya yang berubah seperti :


(36)

a). Asistent Resident diganti dengan nama Gunseibu dan menguasai seluruh

tanah batak dan disebut Tanah Batak Sityotyo.

b). Demang-demang Terbeschiking menjadi Guntyome memimpin masing-masing wilayah yang disebut Gunyakusyo.

c). Asisten Demang tetap berada di posnya masing-masing dengan nama Huku

Guntyo dan kecamatannya diganti dengan nama Huku Gunyakusyo.

d). Negeri dan Kampung Hoofd tetap memimpin Negeri/Kampungnya masing-masing dengan mengubah namanya menjadi Kepala Negeri dan Kepala Kampung.

3.2.2. Masa Pemerintahan Republik Indonesia sampai Sekarang

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, sejarah perkembangan pemerintah Republik Indonesia di Kabupaten Tapanuli Utara diawali dengan terbitnya Besluit Nomor 1 dari Residen Tapanuli Dr. Ferdinand Lumbantobing pada tanggal 05 Oktober 1945 yang memuat pembentukan daerah Tapanuli dan pengangkatan staf pemerintahannya, juga pengangkatan Kepala Luhak Tanah Batak dan sebagai Kepala Luhak diangkat Cornelius Sihombing. Dalam catatan sejarah Tapanuli Utara, beliaulah dianggap sebagai Bupati pertama Tapanuli Utara.

Sesuai dengan Undang-undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956, di Daerah Provinsi Tapanuli Utara dibentuk daerah otonom kabupaten. Salah satu kabupaten yang dibentuk dalam undang-undang darurat tersebut adalah Kabupaten Tapanuli Utara yang wilayahnya mencakup Kabupaten Dairi sekarang.


(37)

Mengingat luasnya wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, maka untuk meningkatkan daya guna pemerintahan dan pemerataan hasil-hasil pembangunan di daerah ini, maka pada tahun 1964 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi 2 (dua) kabupaten, yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Dairi. Pemekaran Kabupaten Dairi dari Kabupaten Tapanuli Utara sesuai dengan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Dairi.

Pada tahun 1998 untuk kedua kalinya Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi 2 (dua) kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Toba Samosir, sesuai dengan Undang-umdang nomor 12 Tahun 1998 tentang pembentukan Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara. Kemudian pada tahun 2003, dimekarkan lagi menjadi 2 (dua) kabupaten yaitu, Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan, sesuai dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Barat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara.

3.3. Ekonomi dan Sosial Budaya

Kabupaten Tapanuli Utara merupakan daerah yang cukup terkenal di kawasan nusantara, terutama karena potensi alam dan sumber daya manusianya. Potensi alam antara lain luasnya lahan kering untuk dijadikan persawahan baru dengan membangun irigasi. Sebagian perairan Danau Toba yang dimiliki dan sungai yang cukup banyak untuk dimanfaatkan potensinya untuk irigasi, pengembangan perikanan maupun pembangkit tenaga listrik. Keindahan alam dengan panorama khususnya Pulau


(38)

Kasih di Siatas Barita. Kekayaan seni budaya asli merupakan potensi daerah dalam upaya mengembangkan Kepariwisataan Nasional. Potensi lain terdapat berbagai jenis mineral seperti Kaolin, Batu gamping, Belerang, Batu besi, Mika, Batubara, Panas bumi dan sebagainya. Potensi sumber daya manusia sudah tidak diragukan lagi bahwa cukup banyak putera-puteri Tapanuli Utara yang berjasa baik dipemerintahan, swasta, dan dunia usaha lainnya.

Sektor pertanian bagi daerah Kabupaten Tapanuli Utara sampai saat ini masih merupakan tulang-punggung perekonomian daerah sebagai penghasil nilai tambah dan devisa maupun sumber penghasilan atau penyedia lapangan pekerjaan sebagian besar penduduknya. Hal ini ditunjukkan dari kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB tahun 2007 masih tetap dominan yakni mencapai 55.65 % dari total PDRB yang dihasilkan. Mengingat pentingnya sektor pertanian bagi daerah Kabupaten Tapanuli Utara yang mana memberikan fasilitas dan dorongan yang lebih terarah bagi perkembangan pembangunan kerakyatan. Pemerintah daerah Kabupaten Tapanuli Utara menetapkan visi pembangunan yakni “Mewujudkan Kemakmuran Masyarakat Berbasis Pertanian”.

Usaha perekonomian rakyat yang paling umum adalah beternak dan kegiatan perekonomian rakyat seperti home industri, industri pangan, bahan bangunan, dan kerajinan umum lainnya. Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000 sebesar 97.54 % penduduk Kabupaten Tapanuli Utara didominasi oleh Suku Batak Toba/Tapanuli, otomatis budaya dan adat istiadat masyarakat Tapanuli Utara sangat dipengaruhi oleh budaya dan adat istiadat Suku Batak Toba, dimana suku ini sangat menjunjung tinggi adat istiadat dan budayanya.


(39)

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Kependudukan

4.1.1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang terjadi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan dinyatakan dalam persentase. Hampir semua negara maju telah menyusun perkiraan jumlah seluruh penduduk setiap tahun. Dalam hal ini prosedur untuk menghitung angka pertumbuhan penduduk boleh dikatakan cukup sederhana karena perhitungannya dilakukan dengan membagi pertambahan jumlah penduduk selama tahun yang bersangkutan dengan jumlah penduduk pada tahun awal. Pada kenyataannya banyak negara tidak mempunyai angka yang tepat mengenai kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk dan akhirnya jumlah penduduk yang paling tepat banyak diketahui dari hasil sensus.

Dalam penelitian ini pengolahan data dapat diartikan dengan menggunakan model matematis yang sesuai. Model yang digunakan adalah Model Laju Pertumbuhan Penduduk Eksponensial (LPPE)/(Exponential Growth). Adalah pertumbuhan penduduk yang berlangsung terus-menerus (continous). Ukuran penduduk secara eksponensial ini lebih tepat, mengingat bahwa dalam kenyataannya pertumbuhan penduduk juga berlangsung terus-menerus. Adapun rumus Pertumbuhan Penduduk Eksponensial adalah sebagai berikut :


(40)

t r

t P e

P = 0 . Pt = Jumlah penduduk pada tahun t

P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal

r = Angka pertumbuhan penduduk t = Waktu dalam tahun


(41)

Tabel 4.1 Jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2006-2009 Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Kelompok Umur

2006 2007 2008 2009

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

0-4 16,254 15,381 16,388 15,510 16,626 15,735 16,864 15,959

5-9 17,131 16,075 17,277 16,207 17,529 16,441 17,782 16,677

10-14 19,066 17,689 19,224 17,842 19,501 18,104 19,784 18,366

15-19 16,386 15,341 16,523 15,472 16,764 15,694 17,007 15,923

20-24 8,992 7,222 9,063 7,286 9,196 7,392 9,325 7,496

25-29 7,198 6,647 7,260 6,701 7,368 6,797 7,474 6,896

30-34 7,166 7,346 7,228 7,408 7,331 7,517 7,441 7,627

35-39 6,868 7,490 6,926 7,555 7,025 7,666 7,128 7,780

40-44 7,112 7,815 7,173 7,881 7,279 7,993 7,384 8,108

45-49 6,196 6,934 6,244 6,993 6,331 7,095 6,426 7,200

50-54 5,257 5,845 5,302 5,890 5,381 5,974 5,457 6,062

55-59 3,596 4,247 3,625 4,282 3,676 4,344 3,731 4,409

60-64 3,293 4,407 3,320 4,443 3,367 4,508 3,417 4,575

65-69 2,319 3,308 2,346 3,335 2,382 3,384 2,418 3,432

70-74 1,836 2,978 1,850 3,001 1,875 3,047 1,902 3,090

75+ 1,759 3,488 1,776 3,517 1,802 3,567 1,827 3,620

Jumlah 130,429 132,213 131,525 133,323 133,433 135,258 135,367 137,220


(42)

Adapun perhitungan laju pertumbuhan penduduk adalah sebagai berikut : e t P P r e t r P P e P P e P P t t t r t t r t log log log . log . 0 0 0 0     = = = =

1. Laju Pertumbuhan Penduduk Laki-laki :

Perhitungan diambil dari data penduduk tahun 2006-2009, dengan : Pt = P2009, P0 = P2006, maka t = 3 :

% 23 . 1 0123 . 0 3029 . 1 0160 . 0 7183 . 2 log 3 254 , 16 864 , 16 log log log 0 4

0 = = =

      =     = − e t P P r t

Dan seterusnya untuk kelompok umur 5-9, 10-14, ..., 75+.

2. Laju Pertumbuhan Penduduk Perempuan

Perhitungan diambil dari data penduduk tahun 2006-2009, dengan : Pt = P2009, P0 = P2006, maka t = 3 :

% 23 . 1 0123 . 0 3029 . 1 0160 . 0 7183 . 2 log 3 381 , 15 959 , 15 log log log 0 4

0 = = =

      =     = − e t P P r t


(43)

Tabel 4.2 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2006-2009 Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Kelompok Umur

Laju Pertumbuhan (r) r %

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

0 – 4 0.0123 0.0123 1.23 % 1.23 %

5 – 9 0.0124 0.0123 1.24 % 1.23 %

10 – 14 0.0123 0.0125 1.23 % 1.25 %

15 – 19 0.0124 0.0124 1.24 % 1.24 %

20 – 24 0.0121 0.0124 1.21 % 1.24 %

25 – 29 0.0125 0.0123 1.25 % 1.23 %

30 – 34 0.0126 0.0125 1.26 % 1.25 %

35 – 39 0.0124 0.0127 1.24 % 1.27 %

40 – 44 0.0125 0.0123 1.25 % 1.23 %

45 – 49 0.0121 0.0125 1.21 % 1.25 %

50 – 54 0.0124 0.0122 1.24 % 1.22 %

55 – 59 0.0123 0.0125 1.23 % 1.25 %

60 – 64 0.0123 0.0125 1.23 % 1.25 %

65 – 69 0.0139 0.0123 1.39 % 1.23 %

70 – 74 0.0118 0.0123 1.18 % 1.23 %

75 + 0.0126 0.0124 1.26 % 1.24 %

Rata-rata 0.0124 0.0124 1.24 % 1.24 %

Tabel diatas menunjukkan laju pertumbuhan penduduk laki-laki dan perempuan, dimana rata-rata pertumbuhan penduduk antara laki-laki dan perempuan selama tahun 2006-2009 adalah sama sebesar 0.0124 atau 1.24 %.

3. Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki

Perhitungan diambil dari data penduduk tahun 2006-2009, dengan : Pt = P2012, P0 = P2006, maka t = 6 :

498 , 17 ) 0766 . 1 ( 254 , 16 ) 7183 . 2 ( 254 , 16 ) 7183 . 2 ( 254 , 16 . 0738 . 0 ) 6 ( 0123 . 0 ) 2006 ; 4 0 ( ) 2012 ; 4 0 ( = = = = = −

P ert


(44)

4. Proyeksi Jumlah Penduduk Perempuan

Perhitungan diambil dari data penduduk tahun 2006-2009,dengan : Pt = P2012, P0 = P2006, maka t = 6 :

559 , 16 ) 0766 . 1 ( 381 , 15 ) 7183 . 2 ( 381 , 15 ) 7183 . 2 ( 381 , 15 . 0738 . 0 ) 6 ( 0123 . 0 ) 2006 ; 4 0 ( ) 2012 ; 4 0 ( = = = = = −

P ert

P

Dan seterusnya untuk kelompok umur 5-9, 10-14, ..., 75+.

Tabel 4.3 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Kelompok Umur

Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan

0-4 17,499 16,559

5-9 18,454 17,306

10-14 20,526 19,067

15-19 17,651 16,525

20-24 9,669 7,780

25-29 7,759 7,156

30-34 7,728 7,918

35-39 7,398 8,083

40-44 7,666 8,414

45-49 6,662 7,474

50-54 5,663 6,289

55-59 3,871 4,578

60-64 3,545 4,750

65-69 2,521 3,561

70-74 1,971 3,206

75+ 1,897 3,757

Jumlah 140,480 142,423


(45)

Gambar 4.1 Grafik Batang Proyeksi Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin


(46)

4.1.2. Komposisi Penduduk

Diperkirakan dari komposisi penduduk menurut kelompok umur pada tahun 2012, sebanyak 38.68 % penduduk kabupaten Tapanuli Utara termasuk dalam kelompok umur anak-anak (0-14 tahun), sebanyak 55.34 % merupakan kelompok usia produktif (15-64 tahun) dan kelompok lanjut usia (65 tahun keatas) sebanyak 5.98 %.

Dilihat dari kelompok penduduk usia non-produktif (anak-anak dan lansia) di Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2012 ada sebanyak 44.66 %. Jumlah tersebut perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat, sebab kelompok penduduk usia anak-anak merupakan cikal-bakal generasi penerus. Demikian hal nya pada kelompok umur lansia juga perlu mendapat perhatian khusus terutama agar mereka mendapat perawatan yang layak sehingga mereka merasa tidak menjadi beban dalam keluarga maupun di lingkungan sekitar keluarga.

Gambar 4.2 Grafik Lingkaran Komposisi Struktur Kelompok Umur Penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012


(47)

4.1.3. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)

Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan, dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

k x perempuan penduduk Jumlah laki laki penduduk Jumlah Ratio

Sex = −

Tabel 4.4 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 Kelompok Umur Penduduk Laki-laki Penduduk Perempuan Rasio Jenis Kelamin (SR)

0-4 17,499 16,559 106

5-9 18,454 17,306 107

10-14 20,526 19,067 108

15-19 17,651 16,525 107

20-24 9,669 7,780 124

25-29 7,759 7,156 108

30-34 7,728 7,918 98

35-39 7,398 8,083 92

40-44 7,666 8,414 91

45-49 6,662 7,474 89

50-54 5,663 6,289 90

55-59 3,871 4,578 84

60-64 3,545 4,750 75

65-69 2,521 3,561 71

70-74 1,971 3,206 61

75+ 1,897 3,757 50

Jumlah 140,480 142,423 99

Tabel 4 diatas adalah rasio jenis kelamin Kabupaten Tapanuli Utara menurut kelompok umur berdasarkan hasil proyeksi. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa sampai kelompok umur 30 tahun rasio jenis kelamin diatas 100. Hal ini disebabkan


(48)

perempuan. Tetapi karena angka harapan hidup bayi laki-laki lebih rendah dibandingkan dengan bayi perempuan, maka untuk kelompok umur selanjutnya angka SR akan lebih rendah dari 100. Untuk keseluruhan jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki sehingga secara total SR lebih kecil dari 100.

4.1.4. Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)

Angka beban tanggungan (Dependency Ratio) adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (umur 15-64 tahun), dihitung dengan rumus sebagai berikut :

68 . 80 100 579 , 156 913 , 16 411 , 109 64 15 65 14 0 = + = + = − + − x k x P P P Ratio Dependency

Angka Rasio Beban Tanggungan penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 sebesar 80.68 berarti tiap 100 orang kelompok penduduk produktif harus menanggung 81 kelompok yang tidak produktif. Angka ini cukup tinggi dibandingkan dengan angka Rasio Beban Tanggungan penduduk negara berkembang, seperti Indonesia dengan Rasio Beban Tanggungan pada tahun 2009 sebesar 47.


(49)

Tingginya angka Rasio Beban Tanggungan ini merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Utara, karena sebagian dari pendapatan yang diperoleh oleh golongan yang produktif, terpaksa harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang belum produktif. Tingginya angka ini juga disebabkan karena tingkat fertilitas yang tinggi, dikarenakan besarnya proporsi anak-anak dalam kelompok penduduk.

4.1.5. Umur Median (Median Age)

Tabel 4.5 Umur Median Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 Kelompok Umur Jumlah Penduduk Kumulatif

0-4 34,058 34,058

5-9 35,760 69,818

10-14 39,593 109,411

15-19 34,176 143,587

20-24 17,449 161,036

25-29 14,915 175,951

30-34 15,646 191,597

35-39 15,481 207,078

40-44 16,080 223,158

45-49 14,136 237,294

50-54 11,952 249,246

55-59 8,449 257,695

60-64 8,295 265,990

65-69 6,082 272,072

70-74 5,177 277,249

75+ 5,654 282,903

Jumlah 282,903 -

Dari Tabel diatas diperoleh data :

5 . 451 , 141 2 903 , 282 2 15 1 = = = N Md


(50)

Angka ini berada pada kelompok usia (15-19 tahun) dengan jumlah kumulatif 143,587

fx=109,411

Maka, 75 . 18 4 ) 9375 . 0 ( 15 4 176 , 34 040 , 32 15 4 176 , 34 411 , 109 5 . 451 , 141 15 4 176 , 34 411 , 109 2 903 , 282 15 2 1 = + =       + =       − + =           + =           − + = x x x x i x f fx N Md Md Md

Maka berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2012, umur median penduduk Kabupaten Tapanuli Utara yaitu 18.75 atau 19 tahun atau termasuk kelompok Penduduk Muda

(Young Population). Umumnya penduduk negara maju tergolong penduduk tua dan


(51)

4.1.6. Kepadatan Penduduk (Land Man Ratio)

Kepadatan Penduduk adalah jumlah penduduk per satuan unit wilayah, dihitung dengan rumus :

) / ( tan 2 ha km Wilayah Luas Wilayah suatu Penduduk Jumlah Penduduk Kepada =

Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2006-2009 Berdasarkan Kecamatan

No. Kecamatan Jumlah Penduduk

2006 2007 2008 2009

1. Parmonangan 12,514 12,620 12,803 12,989 2. Adian Koting 13,007 13,116 13,306 13,499 3. Sipoholon 20,409 20,580 20,879 21,182 4. Tarutung 38,404 38,727 39,289 39,859 5. Siatas Barita 11,950 12,050 12,225 12,402 6. Pahae Julu 12,132 12,234 12,411 12,591 7. Pahae Jae 10,544 10,633 10,787 10,943

8. Purbatua 6,228 6,280 6,371 6,463

9. Simangumban 7,147 7,207 7,312 7,418 10. Pangaribuan 24,092 24,294 24,647 25,004 11. Garoga 15,848 15,981 16,231 16,448 12. Sipahutar 22,121 22,307 22,631 22,959 13. Siborong-borong 39,186 39,515 40,088 40,669 14. Pagaran 16,084 16,219 16,454 16,693

15. Muara 12,976 13,085 13,275 13,468

Jumlah 262,642 264,848 268,709 272,587


(52)

Tabel 4.7 Kepadatan Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 No. Kecamatan Proyeksi Penduduk

Tahun 2012

Luas (Km2/ha)

Rasio terhadap Total (%)

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

1. Parmonangan 13,480 257.35 6.78 52

2. Adian Koting 14,011 502.90 13.26 28

3. Sipoholon 21,984 189.20 4.99 116

4. Tarutung 41,369 107.68 2.84 384

5. Siatas Barita 12,872 92.92 2.45 138

6. Pahae Julu 13,068 165.90 4.37 79

7. Pahae Jae 11,358 203.20 5.36 56

8. Purbatua 6,709 191.80 5.06 35

9. Simangumban 7,699 150.00 3.95 51

10. Pangaribuan 25,952 459.25 12.10 56

11. Garoga 17,071 567.58 14.96 30

12. Sipahutar 23,829 408.22 10.76 58

13. Siborong-borong 42,211 279.91 7.38 151

14. Pagaran 17,326 138.05 3.64 126

15. Muara 13,978 79.75 2.10 175

Jumlah 282,917 3,793.71 100 74


(53)

Gambar 4.3 Grafik Garis Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

Sebaran penduduk antar kecamatan di Tapanuli Utara masih sangat timpang dengan range 356 jiwa/Km2, yaitu selisih antara tingkat kepadatan penduduk terpadat antara Kecamatan Tarutung (384 jiwa/Km2) dan penduduk terjarang yaitu Kecamatan Adian Koting (28 jiwa/Km2). Tingkat kepadatan rata-rata penduduk Tapanuli Utara pada tahun 2012 setiap Kilometer persegi wilayahnya dihuni penduduk sebanyak 74 jiwa.


(54)

Bila dibandingkan bahwa kecamatan terpadat yaitu Kecamatan Tarutung, dimana terdapat 384 jiwa/Km2 dan kecamatan terpadat kedua yaitu Kecamatan Muara dengan kepadatan 175 jiwa/Km2, adalah sangat jauh selisihnya antara dua kecamatan terpadat ini, ini menunjukkan bahwa orang memilih bertumpuk-tumpuk di ibukota kabupaten yaitu Kecamatan Tarutung, karena mungkin fasilitasnya lebih lengkap dibanding kecamatan lain dengan kata lain pembangunan ditingkat kecamatan dan desa belum merata di seluruh wilayah Kabupaten Tapanuli Utara.

4.1.7. Piramida Penduduk

Pada piramida penduduk kita lihat bahwa penduduk terbesar terdapat pada penduduk usia 10-14 tahun baik laki-laki maupun perempuan, kemudian pada usia 5-9 tahun dan yang ketiga terbesar adalah penduduk usia 15-19 tahun. Kemudian mengalami penurunan agak jauh pada usia 20-24 tahun dikarenakan banyak penduduk yang bersekolah jauh ke luar kota dan banyak penduduk merantau mencari pekerjaan. Kemudian jumlah penduduk semakin mengecil dari tahun ke tahun sehingga grafik penduduk seperti bentuk kerucut. Ini menandakan bahwa penduduk Kabupaten Tapanuli Utara kebanyakan adalah penduduk usia muda dikarenakan fertilitas yang masih tinggi di daerah ini.


(55)

Gambar 4.4 Piramida Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

Dari piramida diatas juga kita lihat bahwa pada kelompok umur lanjut usia (65 tahun keatas), jumlah penduduk laki-laki mulai menunjukkan perbedaan yang sedikit jauh dengan jumlah penduduk perempuan. Hal ini mungkin disebabkan karena laki-laki adalah sebagai kepala rumah-tangga, dimana beban dan tanggungannya dalam keluarga cukup berat. Dan pada umumnya penduduk Kabupaten Tapanuli Utara yang sebagian besar penduduknya adalah Suku Batak mempunyai kepala rumah-tangga yang berwatak keras, kasar, dan suara yang kuat. Sehingga laki-laki pada usia 65 tahun keatas sangat rentan terhadap penyakit dan stres yang pada akhirnya menimbulkan kematian.


(56)

Piramida penduduk Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2012 dinamakan piramida penduduk ekspansif, dimana sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda. Tipe seperti ini umumnya terdapat pada negara-negara yang mempunyai angka kelahiran dan angka kematian yang tinggi, juga pada negara-negara dengan pertumbuhan penduduk yang cepat akibat dari masih tingginya angka kelahiran dan sudah mulai menurunnya angka kematian.

4.2. Fertilitas

4.2.1. Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR)

Angka kelahiran total, yaitu rata-rata anak yang dilahirkan wanita selama masa suburnya. TFR merupakan gambaran mengenai rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang perempuan dari usia 15 sampai 49 tahun. Perbandingan angka TFR antar negara atau antar daerah dapat menunjukkan keberhasilan daerah dalam melaksanakan pembangunan sosial ekonominya. Angka TFR yang tinggi dapat merupakan cerminan rata-rata usia kawin yang rendah, tingkat pendidikan yang rendah terutama perempuannya, tingkat kemiskinan yang tinggi. Selain itu tentu saja menunjukkan tingkat keberhasilan program KB yang dilaksanakan. Diketahuinya TFR untuk suatu daerah akan membantu para perencana program pembangunan untuk meningkatkan rata-rata usia kawin, meningkatkan program pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan pelayanan ibu hamil dan perawatan anak.


(57)

Tabel 4.8 Angka Kelahiran Total (TFR) Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2008

Tahun TFR

2005 3.30

2006 3.21

2007 3.14

2008 3.05

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara

Adapun perhitungan laju TFR adalah sebagai berikut : TFR t = TFR 2008, TFR 0 = TFR 2005, maka t = 3

% 62 . 2 0262 . 0 3029 . 1 0342 . 0 7183 . 2 log 3 30 . 3 05 . 3 log log log 0 − = − = − =       =     = e t TFR TFR r t TFR

Maka proyeksi angka kelahiran total (TFR) tahun 2012 adalah sebagai berikut :

75 . 2 ) 8324 . 0 ( 30 . 3 ) 7183 . 2 ( 30 . 3 ) 7183 . 2 ( 30 . 3 . 1834 . 0 ) 7 ( 0262 . 0 ) 2005 ( ) 2012 ( = = = = = − − t r e TFR TFR

Jika dilihat TFR Kabupaten Tapanuli Utara semakin menurun dari tahun ketahun. Dan pada tahun 2012 diperkirakan TFR nya sebesar 2.75 artinya bahwa secara rata-rata wanita Tapanuli Utara mempunyai 2 sampai 3 anak selama masa usia suburnya (usia 15-49 tahun).


(58)

4.3. Mortalitas

4.3.1. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR)

Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator sosial yang sangat penting untuk mengukur keberhasilan program pemberantasan berbagai sebab kematian maupun program kesehatan dan anak, sebab angka kematian bayi ini berkaitan erat dengan tingkat kesehatan ibu dan anak, sehingga angka kematian bayi secara umum dapat dijadikan ukuran tingkat kesehatan penduduk. Angka ini diperkirakan melalui cara atu metode tertentu dari data hasil sensus/survei. Kematian bayi berkaitan erat dengan tingkat pendidikan keluarga, keadaan sosial ekonomi keluarga, sistem nilai adat istiadat, keberhasilan dan kesehatan lingkungan serta pelayanan kesehatan yang tersedia.

Tabel 4.9 Angka Kematian Bayi (IMR) Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2008

Tahun IMR

2005 29.69

2006 28.28

2007 26.50

2008 25.60

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara

Adapun perhitungan laju IMR adalah sebagai berikut : IMR t = IMR 2008, IMR 0 = IMR 2005, maka t = 3

% 44 . 6 0644 . 0 3029 . 1 8622 . 0 7183 . 2 log 3 69 . 29 60 . 25 log log log 0 − = − = =       =     = e t IMR IMR r t IMR


(59)

Maka proyeksi angka kematian bayi (IMR) tahun 2012 adalah sebagai berikut : 92 . 18 ) 6371 . 0 ( 69 . 29 ) 7183 . 2 ( 69 . 29 ) 7183 . 2 ( 69 . 29 . 4508 . 0 ) 7 ( 0644 . 0 ) 2005 ( ) 2012 ( = = = = = − − t r e IMR IMR

Jika dilihat IMR Kabupaten Tapanuli Utara juga mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Dan pada tahun 2012 diperkirakan IMR nya sebesar 18.92 artinya bahwa terdapat 18 bayi meninggal tiap 1,000 kelahiran.

Gambar 4.5 Grafik Garis TFR dan IMR Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005-2008


(60)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1. Pengenalan SPSS

SPSS (Statistical Product and Service Solutions) adalah salah satu software yang paling populer dan paling banyak pemakainya diseluruh dunia dari berbagai software khusus statistik yang beredar sekarang. SPSS telah dipakai dalam berbagai industri, seperti Industri Keuangan, Retail, Telekomunikasi, Farmasi, Broadcasting, Militer serta diaplikasikan untuk berbagai keperluan seperti database marketing, riset pemasaran, peramalan bisnis, penilaian kredit, customer relationship, pengendalian dan perbaikan mutu (quality improvement), penilaian kepuasan konsumen (customer

satisfaction), dan lain sebagainya. Saat ini diperkirakan 250,000 perusahaan diseluruh

dunia menggunakan SPSS untuk membuat dan mendistribusikan informasi hasil pengolahan data statistik untuk berbagai pengambilan keputusan strategis perusahaan.

Proses statistik dengan SPSS adalah sebagai berikut :

1. Data yang akan diproses dimasukkan lewat menu DATA EDITOR yang otomatis muncul di layar saat SPSS dijalankan.

2. Data yang telah diinput kemudian diproses, juga lewat menu DATA EDITOR. 3. Hasil pengolahan data muncul di layar (window) yang lain dari SPSS, yaitu

Output Navigator. Pada menu Output Navigator, informasi atau output statistik bisa ditampilkan secara :


(61)

a) Teks atau tulisan

Pengerjaan (perubahan bentuk huruf, penambahan, pengurangan dan lainnya) yang berhubungan dengan output berbentuk teks bisa dilakukan lewat menu Text Output Editor.

b) Tabel

Pengerjaan (pivoting tabel, penambahan, pengurangan tabel dan lainnya) yang berhubungan dengan output berbentuk tabel bisa dilakukan lewat menu Pivot Table Editor.

c) Chart atau Grafik

Pengerjaan (perubahan tipe grafik dan lainnya) yang berhubungan dengan output berbentuk grafik bisa dilakukan lewat menu Chart Editor.

5.2. Pengaktifan SPSS

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan windows, dan pastikan software SPSS telah diinstal kedalam komputer. Lalu dilanjutkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Dari window (jendela komputer) klik start, tampil berbagai item menu program aplikasi yang telah diinstal.


(62)

2. Klik SPSS versi 17.0, secara otomatis akan tampil jendela utama SPSS dan siap untuk digunakan.


(63)

5.3. Membuat Grafik Jenis Batang (Bar)

Grafik jenis bar (ditampilkan dalam bentuk batang) biasanya digunakan untuk menampilkan data yang bersifat kualitatif. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Mendefinisikan data (variabel)

• Sebelum menginput datanya, definisikan terlebih dahulu mengenai data (variabel) kita, dengan cara klik Variabel View (menu tersebut ada disebelah kiri bawah).

• Pada baris satu isikan Name dengan Kelompok_umur, Decimal dengan 0, lalu pada kolom Values, klik tanda ... (titik tiga). Akan muncul tampilan berikut :

• Ketik angka 1 pada Value dan 0-4 pada label kemudia klik Add. Demikian seterusnya 2 = 5-9, 3 = 10-14, 4 = 15-19, 5 = 20-24, 6 = 25-29, 7 = 30-34, 8 =


(64)

35-39, 9 = 40-44, 10 = 45-49, 11 = 50-54, 12 = 55-59, 13 = 60-64, 14 = 65-69, 15 = 70-74, 16 = 75+

• Klik OK

2. Menginput Data

• Klik Data View dan mulai menginput data. Pada variabel Kelompok_umur ketik 1,2,3,..., kebawah selanjutnya sampai 16. Kemudian isikan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan.

3. Membuat Grafik Bar (Batang)


(65)

• Muncul kotak Bar Chart, Pilih Clustered, lalu Summaries of separated variables. Klik Define.

• Masukkan variabel laki-laki dan perempuan ke kotak Bar Represent. Variabel kelompok umur ke kotak Category Axis. Abaikan kotak Rows dan Column.


(66)

Output SPSS :

5.4. Membuat Grafik Jenis Lingkaran (Pie)

Grafik jenis pie mempunyai option-option yang mirip dengan grafik bar, hanya lebih sederhana. Grafik pie biasanya dipakai untuk menyajikan data kualitatif. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Mendefinisikan data (variabel)

• Sebelum menginput datanya, definisikan terlebih dahulu mengenai data (variabel) kita, dengan cara klik Variabel View (menu tersebut ada disebelah kiri bawah).


(67)

• Pada baris satu isikan Name dengan Struktur_umur, Decimal dengan 0, lalu pada kolom Values di baris keduanya, klik tanda ... (titik tiga). Akan muncul tampilan berikut :

• Ketik angka 1 pada Value, Anak-anak (0-14 tahun) pada Label, demikian seterusnya, 2 = Produktif (15-64 tahun), 3 = Lanjut usia (65 keatas).

• Klik OK

2. Menginput Data

• Klik Data View dan mulai menginput data. Pada variabel Struktur_umur ketik 1,2,3. Kemudian isikan persentase penduduk berdasarkan komposisinya.


(68)

3. Membuat grafik pie (lingkaran)

• Klik menu Graphs, legacy dialogs, pilih pie.

• Muncul kotak Pie Chart, pilih Values of individual cases, kemudian klik Define.


(69)

• Klik OK.


(70)

5.5. Membuat Grafik Jenis Garis (Line)

Grafik jenis garis (ditampilkan dalam bentuk garis ) biasanya digunakan untuk menampilkan data yang bersifat kualitatif. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Mendefinisikan data (variabel)

• Sebelum menginput datanya, definisikan terlebih dahulu mengenai data (variabel) kita, dengan cara klik Variabel View (menu tersebut ada disebelah kiri bawah).

• Pada baris satu isikan Name dengan Kecamatan, Decimal dengan 0, lalu pada kolom Values, klik tanda ... (titik tiga). Akan muncul tampilan berikut :

• Ketik angka 1 pada Value dan Parmonangan pada label kemudian klik Add. Demikian seterusnya 2 = Adiankoting, 3 = Sipoholon, 4 = Tarutung, 5 = Siatas


(71)

Barita, 6 = Pahae Julu, 7 = Pahae Jae, 8 = Purbatua, 9 = Simangumban, 10 = Pangaribuan, 11 = Garoga, 12 = Sipahutar, 13 = Siborong-borong, 14 = Pagaran, 15 = Muara.

• Klik OK

2. Menginput Data

• Klik Data View dan mulai menginput data. Pada variabel Kecamatan ketik 1,2,3,..., kebawah selanjutnya sampai 15. Kemudian isikan Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk. Ubah kode angka pada Kecamatan dengan cara klik simbol yang ada dibawah sebelah kanan Menu Add-ons.

4. Membuat Grafik Garis (Line)


(72)

• Muncul kotak Line Chart, Pilih Multiple, lalu Summaries of separated variables. Klik Define.

• Masukkan variabel Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk ke kotak Bar Represent. Variabel Kecamatan ke kotak Category Axis. Abaikan kotak Rows dan Column.


(73)

• Klik Change Statistic, Klik Sum of Values di dua variabel.

• Continue, OK.


(74)

5.6. Membuat Piramida Penduduk

1. Mendefinisikan data (variabel)

• Sebelum menginput datanya, definisikan terlebih dahulu mengenai data (variabel) kita, dengan cara klik Variabel View (menu tersebut ada disebelah kiri bawah).

• Pada baris satu isikan Name dengan Kelompok umur, Decimal dengan 0, lalu pada kolom Values di baris keduanya, klik tanda ... (titik tiga). Akan muncul tampilan berikut :

• Ketik angka 1 pada Value dan 0-4 pada label kemudiaN klik Add. Demikian seterusnya 2 = 5-9, 3 = 10-14, 4 = 15-19, 5 = 20-24, 6 = 25-29, 7 = 30-34, 8 =


(75)

35-39, 9 = 40-44, 10 = 45-49, 11 = 50-54, 12 = 55-59, 13 = 60-64, 14 = 65-69, 15 = 70-74, 16 = 75+.

• Ketik angka 1 pada Value dan Laki-laki pada label. 2 = Perempuan.

• Klik OK

2. Menginput Data

• Klik Data View dan mulai menginput data. Pada variabel sex ketik 1 dan 2 kebawah, pada variabel umur ketik 1,2,3,...,16 kemudian ulangi kembali ketik 1,2,3,..,16.


(76)

4. Piramida Penduduk

• Klik menu Graphs, Legacy Dialogs, Pilih Population Piramid.

• Masukkan Variabel Penduduk ke kotak Variabel, Variabel umur ke kotak Show Distribution over, dan Variabel Sex ke kotak Split by.


(77)

(78)

BAB 6 PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dari pembahasan dan analisis data yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil proyeksi penduduk diperoleh jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2012 sebesar 282,903 jiwa, yakni 140,480 jiwa penduduk laki-laki dan 142,423 jiwa penduduk perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 3.78 % dari jumlah penduduk tahun 2009. Dan diperkirakan IMR Kabupaten Tapanuli Utara sebesar 18.92 artinya bahwa terdapat 18 bayi meninggal tiap 1,000 kelahiran. Dan TFR-nya diperkirakan sebesar 2.75 artinya bahwa secara rata-rata wanita Tapanuli Utara mempunyai 2 sampai 3 anak selama masa usia suburnya (usia 15-49 tahun).

2. Proyeksi penduduk memberikan gambaran bahwa penduduk Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2012 mempunyai Angka Beban Tanggungan penduduk yang tinggi yaitu 80.68. Hal ini dapat menghambat pembangunan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Utara karena sebagian dari pendapatan yang diperoleh oleh golongan yang produktif, terpaksa harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang belum produktif. Tingginya angka ini juga disebabkan karena tingkat fertilitas yang tinggi, dikarenakan besarnya proporsi anak-anak dalam kelompok penduduk.


(79)

3. Proyeksi penduduk tahun 2012 memberikan gambaran bahwa terjadi ketidakmerataan penduduk. Hal ini dapat dilihat dari angka Kepadatan Penduduk dua daerah yang cukup tinggi yakni Kecamatan Tarutung (384 Jiwa/Km2) dan Kecamatan Muara (175 Jiwa/Km2) sangat jauh selisihnya.

6.2. Saran

Saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut :

1. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara dari tahun-ketahun, Pemerintah harus meningkatkan kembali program Keluarga Berencana untuk menekan pertumbuhan penduduk terutama pada usia produktif (15-49 tahun).

2. Masyarakat harus menurunkan tingkat fertilitas karena fertilitas yang tinggi mempunyai Angka Beban Tanggungan penduduk yang tinggi pula, yang dapat menghambat pembangunan ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara.

3. IMR yang merupakan indikator kesehatan penduduk, selama periode 2005-2012 mengalami penurunan. Hal ini perlu ditingkatkan kembali melalui peningkatan ketersediaan pelayanan kesehatan, keadaan sanitasi dan lingkungan, dan konsumsi makanan bergizi bagi masyarakat.

4. Masyarakat dan pemerintah harus bekerjasama dalam mengelola ragam potensi daerah dan distribusi pembangunan antar-wilayah supaya tidak terjadi ketidakmerataan penduduk.


(80)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara. 2006. Indikator Kesejahteraan

Rakyat Kabupaten Tapanuli Utara 2006. Tapanuli Utara: BPS TAPUT

bekerja sama dengan BAPPEDA TAPUT.

___________. 2007. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Tapanuli Utara

2007. Tapanuli Utara: BPS TAPUT bekerja sama dengan BAPPEDA

TAPUT.

___________. 2008. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Tapanuli Utara

2008. Tapanuli Utara: BPS TAPUT bekerja sama dengan BAPPEDA

TAPUT.

___________. 2009. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Tapanuli Utara

2009. Tapanuli Utara: BPS TAPUT bekerja sama dengan BAPPEDA

TAPUT.

___________. 2010. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Tapanuli Utara

2010. Tapanuli Utara: BPS TAPUT bekerja sama dengan BAPPEDA

TAPUT.

___________. 2010. Tapanuli Utara dalam Angka 2010. Tapanuli Utara: BPS TAPUT bekerjasama dengan BAPPEDA TAPUT.

Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurdin, Harto. 1981. Struktur dan Persebaran Penduduk. Jakarta: Lembaga Demografi, FE, Universitas Indonesia.

Santoso, Singgih. 1999. SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: PT Tarsito.

Yasin, Moh. 1981. Arti dan Tujuan Demografi. Jakarta: Lembaga Demografi, FE, Universitas Indonesia.


(81)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU, Telp. (061) 8211050

Fax. (061) 8214290 Medan 20155

KARTU BIMBINGAN TUGAS AKHIR MAHASISWA Nama Mahasiswa : Yongkiki Alexander Pasaribu

Nomor Induk Mahasiswa : 082407042

Judul Tugas Akhir : Analisis dan Gambaran Demografi Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

Dosen Pembimbing : Drs. Henry Rani Sitepu, M.S Tanggal Mulai Bimbingan : Februari 2011

Tanggal Selesai Bimbingan : Mei 2011

No. Tanggal Asistensi Bimbingan

Pembahasan Asistensi Pada Bab

Paraf Dosen

Pembinbing Ket.

*Kartu ini harap dikembalikan ke Jurusan Matematika bila bimbingan mahasiswa telah selesai

Diketahui/ Disetujui oleh :

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing Utama/

Ketua, Penanggung Jawab

Prof. Dr. Tulus, Vordipl, M.Si, Ph.D Drs. Henry Rani Sitepu, M.S NIP. 19620901 198803 1 002 NIP. 19551228 198703 1 002


(82)

SURAT KETERANGAN

Hasil Uji Program Tugas Akhir

Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa Tugas Akhir Mahasiswa Program Diploma III Statistika :

Nama : Yongkiki Alexander Pasaribu NIM : 082407042

Program Studi : D-III Statistika

Judul T.A : Analisis dan Gambaran Demografi Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

Telah melaksanakan Test Program Tugas Akhir Mahasiswa tersebut di atas pada tanggal 2011.

Dengan hasil : SUKSES / GAGAL

Demikian diterangkan untuk digunakan melengkapi syarat pendaftaran Uji Meja Hijau Tugas Akhir Mahasiswa bersangkutan di Departemen Matematika FMIPA USU Medan.

Medan, Mei 2011 Dosen Pembimbing

Drs. Henry Rani Sitepu, M.S NIP.19551228 198703 1 002


(1)

(2)

BAB 6

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dari pembahasan dan analisis data yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil proyeksi penduduk diperoleh jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2012 sebesar 282,903 jiwa, yakni 140,480 jiwa penduduk laki-laki dan 142,423 jiwa penduduk perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 3.78 % dari jumlah penduduk tahun 2009. Dan diperkirakan IMR Kabupaten Tapanuli Utara sebesar 18.92 artinya bahwa terdapat 18 bayi meninggal tiap 1,000 kelahiran. Dan TFR-nya diperkirakan sebesar 2.75 artinya bahwa secara rata-rata wanita Tapanuli Utara mempunyai 2 sampai 3 anak selama masa usia suburnya (usia 15-49 tahun).

2. Proyeksi penduduk memberikan gambaran bahwa penduduk Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2012 mempunyai Angka Beban Tanggungan penduduk yang tinggi yaitu 80.68. Hal ini dapat menghambat pembangunan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Utara karena sebagian dari pendapatan yang diperoleh oleh golongan yang produktif, terpaksa harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang belum produktif. Tingginya angka ini juga disebabkan karena tingkat fertilitas yang tinggi, dikarenakan besarnya proporsi anak-anak dalam kelompok penduduk.


(3)

3. Proyeksi penduduk tahun 2012 memberikan gambaran bahwa terjadi ketidakmerataan penduduk. Hal ini dapat dilihat dari angka Kepadatan Penduduk dua daerah yang cukup tinggi yakni Kecamatan Tarutung (384 Jiwa/Km2) dan Kecamatan Muara (175 Jiwa/Km2) sangat jauh selisihnya.

6.2. Saran

Saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut :

1. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara dari tahun-ketahun, Pemerintah harus meningkatkan kembali program Keluarga Berencana untuk menekan pertumbuhan penduduk terutama pada usia produktif (15-49 tahun).

2. Masyarakat harus menurunkan tingkat fertilitas karena fertilitas yang tinggi mempunyai Angka Beban Tanggungan penduduk yang tinggi pula, yang dapat menghambat pembangunan ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara.

3. IMR yang merupakan indikator kesehatan penduduk, selama periode 2005-2012 mengalami penurunan. Hal ini perlu ditingkatkan kembali melalui peningkatan ketersediaan pelayanan kesehatan, keadaan sanitasi dan lingkungan, dan konsumsi makanan bergizi bagi masyarakat.

4. Masyarakat dan pemerintah harus bekerjasama dalam mengelola ragam potensi daerah dan distribusi pembangunan antar-wilayah supaya tidak terjadi ketidakmerataan penduduk.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara. 2006. Indikator Kesejahteraan

Rakyat Kabupaten Tapanuli Utara 2006. Tapanuli Utara: BPS TAPUT

bekerja sama dengan BAPPEDA TAPUT.

___________. 2007. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Tapanuli Utara

2007. Tapanuli Utara: BPS TAPUT bekerja sama dengan BAPPEDA

TAPUT.

___________. 2008. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Tapanuli Utara

2008. Tapanuli Utara: BPS TAPUT bekerja sama dengan BAPPEDA

TAPUT.

___________. 2009. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Tapanuli Utara

2009. Tapanuli Utara: BPS TAPUT bekerja sama dengan BAPPEDA

TAPUT.

___________. 2010. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Tapanuli Utara

2010. Tapanuli Utara: BPS TAPUT bekerja sama dengan BAPPEDA

TAPUT.

___________. 2010. Tapanuli Utara dalam Angka 2010. Tapanuli Utara: BPS TAPUT bekerjasama dengan BAPPEDA TAPUT.

Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurdin, Harto. 1981. Struktur dan Persebaran Penduduk. Jakarta: Lembaga Demografi, FE, Universitas Indonesia.

Santoso, Singgih. 1999. SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: PT Tarsito.

Yasin, Moh. 1981. Arti dan Tujuan Demografi. Jakarta: Lembaga Demografi, FE, Universitas Indonesia.


(5)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU, Telp. (061) 8211050

Fax. (061) 8214290 Medan 20155

KARTU BIMBINGAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

Nama Mahasiswa : Yongkiki Alexander Pasaribu Nomor Induk Mahasiswa : 082407042

Judul Tugas Akhir : Analisis dan Gambaran Demografi Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

Dosen Pembimbing : Drs. Henry Rani Sitepu, M.S Tanggal Mulai Bimbingan : Februari 2011

Tanggal Selesai Bimbingan : Mei 2011

No. Tanggal Asistensi Bimbingan

Pembahasan Asistensi Pada Bab

Paraf Dosen

Pembinbing Ket.

*Kartu ini harap dikembalikan ke Jurusan Matematika bila bimbingan mahasiswa telah selesai

Diketahui/ Disetujui oleh :

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing Utama/

Ketua, Penanggung Jawab

Prof. Dr. Tulus, Vordipl, M.Si, Ph.D Drs. Henry Rani Sitepu, M.S NIP. 19620901 198803 1 002 NIP. 19551228 198703 1 002


(6)

SURAT KETERANGAN

Hasil Uji Program Tugas Akhir

Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa Tugas Akhir Mahasiswa Program Diploma III Statistika :

Nama : Yongkiki Alexander Pasaribu NIM : 082407042

Program Studi : D-III Statistika

Judul T.A : Analisis dan Gambaran Demografi Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

Telah melaksanakan Test Program Tugas Akhir Mahasiswa tersebut di atas pada tanggal 2011.

Dengan hasil : SUKSES / GAGAL

Demikian diterangkan untuk digunakan melengkapi syarat pendaftaran Uji Meja Hijau Tugas Akhir Mahasiswa bersangkutan di Departemen Matematika FMIPA USU Medan.

Medan, Mei 2011 Dosen Pembimbing

Drs. Henry Rani Sitepu, M.S NIP.19551228 198703 1 002