Pengolahan Bahan Pustaka Kegiatan Pembinaan Koleksi

Contoh : stempel perpustakaan Perpustakaan Universitas Terbuka Sumber : Pengadaan Bahan Pustaka 1993 :144 Dengan dilakukannya pendataan atau buku induk inventarisasi, maka kita dapat mengetahui jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan, jumlah eksemplar dan judul, jumlah eksemplar yang berbahasa Indonesia, asing dan lain-lain. Kegiatan inventarisasi pendataan bertujuan untuk mengontrol kepemilikan koleksi dan jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan. Dengan inventarisasi ini perpustakaan dapat menyusun statistic bahan pustaka yang sudah atau belum dimiliki perpustakaan.

2.4.5 Pengolahan Bahan Pustaka

Setelah dicatat dalam daftar induk, bahan pustaka yang diterima selanjutnya diolah untuk dapat dijadikan koleksi perpustakaan. Pengolahan bahan pustaka bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam menemukan koleksi. Berikut ini adalah prosedur pengolahan bahan pustaka : 1. Menyusun rencana operasional bahan pustaka. 2. Mencatat identitas bahan pustaka pada buku induk. 3. Pengecapan atau stempel perpustakaan. 4. Mengklasifikasi dan mengkatalogisasi bahan pustaka baru. 5. Membuat kartu-kartu katalog. 6. Pembuatan kelengkapan pustaka, yang terdiri dari : a. Label buku, yang berisi nomor panggilkode klasifikasi b. Kartu buku dan kantong buku c. Slip buku atau slip tanggal kembali d. Sampul, untuk menjaga agar koleksi tidak mudah rusak e. Penjajaran kartu file f. Penyusunan koleksi buku di rak Sutarno, 2006 : 179. Universitas Sumatera Utara Menurut Yusuf 2005 :32, ada beberapa kegiatan dalam pengolahan bahan pustaka, diantanya : 1. Inventarisasi a. Pemeriksaan koleksi b. Pengecapan koleksi c. Pendaftaran kebuku indukbuku besar 2. Klasifikasi koleksi a. Menetapkan subjek buku b. Menetukan nomor klasifikasi 3. Katalogisasi 4. Penyandian pembuatan nomor buku 5. Kartu buku, kantong buku, lembar tanggal kembali, dan label buku 6. Penyusunan kartu katalog 7. Penyusunan buku dalam rak Selain pendapat di atas, menurut Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi 1999 : 21, kegiatan pengolahan terdiri dari : 1. Pengatalogan deskriptif Kegiatan pengatalogan deskriptif adalah menentukan tajuk entri utama dan tajuk entri tambahan. Kegiatan ini didasarkan pada Peraturan Katalogisasi Indonesia edisi 4 Perpustakaan Nasional, 1994 yang bersumber pada peraturan pengatalogan standar internasional yaitu The Anglo American Cataloguing Rules AACR. 2. Analisis subjek Pengindeksan subjek diawali dengan kegiatan analisis subjek bahan pustaka. Hasil analisis subjek tersebut digunakan untuk menentukan nomor klasifikasi bahan pustaka dengan menggunakan sarana bantu Terjemahan Ringkasan Klasifikasi Desimal dan Indeks Relatif : disesuaikan dengan DDC 20 Perpustakaan Nasional, 1983 3. Klasifikasi Di samping untuk menentukan nomor klasifikasi, hasil analisis subjek bahan pustaka juga digunakan sebagai dasar dalam penentuan tajuk subjek bahan pustaka dengan memanfaatkan sarana bantu Daftar Tajuk Subjek untuk Perpustakaan edisi 4. 4. Penentuan tajuk Kegiatan pengolah dilanjutkan dengan pembuatan kartu katalog yang kemudian digandakan sesuai kebutuhan pengarang, judul, subjek, dan jejakan lainserta shelf list dan dijajarkan pada laci-laci katalog Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan system penjajaran yang telah ditentukan. Perpustakaan yang telah menggunakan sarana bantu computer dalam pengolahan bahan pustaka, secara berkala dianjurkan melakukan backup data. 5. Pembuatan perlengkapan fisik Seperti label, kartu buku, lembar tanggal kembali dan kantong buku. Banyak pedoman yang bisa dijadikan landasan dalam penentuan subyek dan nomor klasifikasi bahan pustaka. Penetuan subyek dapat dilihat pada tajuk subyek dari Perpustakaan Nasional RI, Library of Congress Subject Headings LCSH, Sears Lists Subject Headings, Medical Subject Headings MESH, dan tajuk subyek lainnya. Sedangkan penentuan klasifikasi, secara umum dapat menggunakan sistem DDC, UDC, LC, LCC, CC, SC, BC, RIC, TC, BSO dan EC.

2.4.6 Pemeliharaan Bahan Pustaka