Faktor musim Faktor lingkungan

2.3.7. Mempertahankan keanekaragaman tumbuhan

Fungi Mikoriza Arbuskula memiliki kemampuan berasosiasi dengan hampir 90 jenis tanaman, maka FMA berperan dalam mempertahankan stabilitas keanekaragaman tumbuhan dengan cara transfer nutrisi dari satu akar tumbuhan ke akar tumbuhan lainnya yang berdekatan melalui struktur yang disebut Bridge Hypae Setiadi, 1999.

2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Penyebaran FMA

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan penyebaran FMA adalah sebagai berikut :

2.4.1. Faktor musim

Di beberapa habitat ditemukan bahwa pembentukan spora FMA bersifat musiman Moreira et al., 2007; Delvian, 2006 a; Abbott dan Gazey, 1994. Umumnya studi tentang variasi musiman dalam populasi FMA didasarkan pada jumlah spora yang diisolasi Abbott dan Gazey, 1994. Apakah puncak produksi spora terjadi pada musim semi- musim panas atau musim dingin-musim gugur tampaknya berhubungan dengan iklim dan tanaman tetapi penurunan jumlah spora yang nyata terjadi selama musim dingin. Selanjutnya inokulum yang mampu bertahan selama musim dingin akan segera mengkolonisasi akar tanaman pada musim semi. Jumlah spora meningkat selama musim pertumbuhan dan kemudian menurun dengan berlalunya musim semi. Pada kondisi basah atau banyak hujan umumnya persentase kolonisasi meningkat dan pembentukan spora baru berkurang. Hal ini disebabkan karena kelembaban tanah yng tinggi pada kondisi basah akan merangsang perkecambahan spora dan terbentuknya kolonisasi dengan tanaman inang. Sebaliknya pada kondisi kering atau sedikit hujan Universitas Sumatera Utara pembentukan spora baru akan meningkat dan persentase kolonisasi akan menurun. Kondisi kering akan merangsang pembentukan spora yang banyak sebagai respon alami dari FMA serta upaya untuk mempertahankan keberadaannya di alam Delvian b, 2006. Kolonisasi akar ditemukan lebih efektif pada musim penghujan pada bulan oktober sampai maret Moreira et al., 2007.

2.4.2. Faktor lingkungan

Mikoriza sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti: suhu, kadar air tanah, pH tanah, bahan organik, cahaya dan ketersediaan hara, logam berat dan unsur lain, serta fungisida . A. Suhu Suhu berpengaruh terhadap tahapan infeksi yakni pada perkembangan spora di tanah, penetrasi hifa ke dalam sel akar dan perkembangan hifa di dalam korteks akar. Kisaran suhu yang sesuai untuk perkembangan FMA adalah 30°C namun untuk kolonisasi yang terbaik adalah 28° – 34°C , sedang perkembangan bagi vesikula pada suhu 35°C Schenk dan Schroder, 1974 . B. Kadar air tanah Status air tanah dapat berpengaruh baik langsung atau tidak langsung terhadap FMA. Penjenuhan air tanah yang lama berpotensi mengurangi pertumbuhan dan infeksi jamur mikoriza karena kondisi anaerob Safir dan Duniway, 1982. Percobaan–percobaan telah dilakukan pada tanah-tanah dengan berbeda-beda kadar airnya. Daniels dan Trappe 1980 menggunakan Glomus epigaeum dikecambahkan pada lempung berdebu silt loam pada berbagai kandungan air. G. epigaeum ternyata berkecambah paling baik pada kandungan air di antara kapasitas lapang dan kandungan air jenuh. Universitas Sumatera Utara Terdapat juga fakta bahwa potensial air yang rendah dapat juga menurunkan infeksi FMA secara drastis Safir dan Duniway, 1982. Perkecambahan Gigaspora sp, akan menurun pada kondisi potensial air yang rendah -31 bar ini juga mempengaruhi pertumbuhan hifanya. Pada -10 bar perkecambahan sangat drastis menurun Islami dan Wani, 1995. Mikoriza berkembang baik bila tidak ada hambatan aerase. Oleh karena itu mikoriza dapat berkembang lebih baik pada tanah berpasir dibandingkan tanah berliat atau gambut Islami dan Wani 1995. C. pH tanah Fungi pada umumnya lebih tahan terhadap perubahan pH tanah. Meskipun demikian daya adaptasi masing-masing species FMA terhadap pH tanah berbeda-beda, tergantung pada adaptasi FMA terhadap lingkungan. pH dapat berpengaruh langsung terhadap aktivitas enzim yang berperan dalam perkecambahan, perkembangan dan peran mikoriza terhadap pertumbuhan tanaman Maas dan Nieman, 1978. Glomus fasciculatus berkembang biak pada pH masam. Demikian pula peran G. fasciculatus di dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman pada tanah masam menurun akibat pengapuran. Pada pH 5,1 dan 5,9 G. fasciculatus menampakkan pertumbuhan yang terbesar. G. fasciculatus memperlihatkan pengaruh yang lebih besar terhadap pertumbuhan tanaman justru kalau pH 5,1. G. mosseae biasanya pada tanah alkali dapat berkecambah dengan baik yaitu pada pH 6-9. Sedangkan spora dari Gigaspora corolloidea dan G. heterogama dari jenis yang lebih asam dapat berkecambah dengan baik pada pH 4-6, Glomus epigaeum perkecambahannya lebih baik pada pH 6 -8 Suhardi, 1989 . Universitas Sumatera Utara Perubahan pH tanah melalui pengapuran biasanya berdampak merugikan bagi perkembangan FMA asli yang hidup pada tanah tersebut sehingga pembentukan mikoriza menurun. Untuk itu tindakan pengapuran harus dibarengi tindakan inokulasi dengan FMA yang cocok agar pembentukan mikoriza terjamin. D. Bahan organik Bahan organik merupakan salah satu komponen tanah yang penting disamping air dan udara. Bahan organik dapat mengurangi kemampuan berkecambah dari spora baik pada misellium agar maupun media tanah tidak steril. Ketersediaan nitrogen dan fosfat yang rendah akan mendorong pertumbuhan mikoriza. Akan tetapi kandungan bahan organik yang terlalu rendah atau tinggi menghambat pertumbuhan mikoriza. Perkecambahan spora tidak hanya bergantung pada species dari FMA tetapi juga kandungan bahan organik di dalam tanah Islami dan Wani, 1995. E. Cahaya dan ketersediaan hara Peningkatan intensitas sinar dan panjang hari meningkatkan kolonisasi akar dan produksi spora. Penyinaran dengan periode 12 jam atau lebih mungkin lebih penting daripada intensitas sinar yang besar dengan periode penyinaran yang pandek di dalam meningkatkan kolonisasi akar, tetapi dengan panjang hari penyinaran yang sesuai dengan peningkatan intensitas sinar dapat meningkatkan kolonisasi Moreira et al., 2007. Adanya naungan yang berlebihan terutama untuk tanaman yang senang cahaya akan mengurangi infeksi akar dan produksi spora, selain itu respon tanaman terhadap FMA akan berkurang. Hal ini disebabkan adanya hambatan pertumbuhan dan perkembangan internal hifa dalam akar yang berakibat pada terbatasnya perkembangan eksternal hifa pada rhizosfer Setiadi, 1989. Universitas Sumatera Utara F. Logam berat dan unsur lain Pada percobaan dengan menggunakan tiga jenis tanah dari wilayah iklim sedang didapatkan bahwa pengaruh menguntungkan karena adanya FMA menurun dengan naiknya kandungan Al dalam tanah. Aluminium diketahui terhambat munculnya jika kedalam larutan tanah ditambahkan kalsium Ca. Jumlah Ca di dalam larutan tanah ternyata mempengaruhi perkembangan FMA. Tanaman yang ditumbuhkan pada tanah yang memiliki derajat infeksi FMA yang rendah. Hal ini mungkin karena peran Ca 2+ dalam memelihara integritas membran sel. Beberapa species FMA diketahui mampu beradaptasi dengan tanah yang tercemar seng Zn, tetapi sebagian besar species FMA peka terhadap kandungan Zn yang tinggi. Pada beberapa penelitian lain diketahui pula bahwa strain-strain species FMA tertentu toleran terhadap kandungan Mn, Al, dan Na yang tinggi Janouskuva et al., 2006. G. Fungisida Fungisida merupakan racun kimia yang dibuat untuk membunuh fungi penyebab penyakit pada tanaman, akan tetapi selain membunuh fungi penyebab penyakit, fungisida juga dapat membunuh mikoriza, dimana pemakaian fungisida ini menurunkan pertumbuhan dan kolonisasi serta kemampuan mikoriza dalam menyerap P.

2.4.3 Tipe penggunaan lahan