berupa kelainan dalam segi fisik, psikis, sosial, dan moral Hadis, 2006: 4.
Keterbelakangan mental mental retardation adalah keadaan keterbatasan kemampuan mental yang ditandai oleh IQ yang rendah,
biasanya dibawah skor 70 pada tes intelegensi tradisional, dan adanya kesulitan menyesuaikan diri pada kehidupan sehari-hari Santrock, 2003:
159. Keterbelakangan
organik organic
retardation adalah
keterbelakangan mental yang disebabkan kelainan genetik atau kerusakan otak; organik menunjuk pada jaringan atau organ tubuh, jadi ada
kerusakan fisik pada keterbelakangan organik Santrock, 2003: 159. Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa anak
berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki kelainan dan penyimpangan secara fisik dan mental serta kesulitan untuk beradaptasi
dengan lingkungan. Kelainan dan penyimpangan tersebut bisa disebabkan oleh dua macam keterbelakangan yaitu keterbelakangan mental dan
keterbelakangan organik. Keterbelakangan mental adalah anak yang memiliki IQ rendah dibawah skor 70 pada tes intelegensi tradisional dan
sulit menyesuaikan diri pada kehidupan sehari-hari. Keterbelakangan organik adalah keterbelakangan yang disebabkan kelainan genetik atau
kerusakan otak.
2. Anak Tunaganda
Menurut Muljono 1994: 204 anak-anak yang tergolong tunaganda adalah anak-anak yang mempunyai masalah-masalah jasmani,
mental atau emosional yang sangat berat atau kombinasi dari beberapa masalah tersebut, memerlukan pelayanan pendidikan, sosial, psikologis,
dan medik yang melebihi pelayanan program pendidikan luar biasa regular, agar potensi mereka dapat berkembang secara maksimal sehingga
berguna dalam partisipasi mereka di masyarakat dan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
Sedangkan menurut pandangan Karyana dan Widati 2013: 25, anak tunaganda adalah anak yang menyandang kelainan lebih dari satu
atau lebih, sehingga memerlukan pendidikan khusus. Anak tunaganda memerlukan pelayanan pendidikan yang lebih rumit dengan penyandang
kelainan lainnya, karena semakin multi kelainannya maka lebih kompleks masalah yang ditimbulkan dalam pemberian pelayanan pendidikannya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan anak tunaganda adalah anak yang menyandang kelainan dua atau lebih dan
memerlukan pelayanan pendidikan, sosial, psikologis, dan medik yang melebihi pelayanan program pendidikan luar biasa regular. Sehingga guru
sangat berperan dalam perkembangan anak tunaganda dan guru harus ekstra sabar dalam mendidik dan juga melayani mereka.
3. Anak Tunagrahita
Menurut Karyana dan Widati 2013: 17, tuna berarti merugi. Grahita berarti pikiran. Dilanjutkan oleh Karyana dan Widati, pengertian
tunagrahita adalah sebagai berikut: a.
Kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata sub-average, yaitu IQ 84 ke bawah sesuai tes.
b. Kelainan yang muncul sebelum usia 16 tahun.
c. Kelainan yang menunjukkan hambatan dan perilaku adaptif.
Tunagrahita atau keterbelakangan mental merupakan kondisi di mana perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan sehingga tidak
mencapai tahap perkembangan optimal Somantri, 2012: 105. Menurut Apriyanto 2012: 21 anak tunagrahita adalah anak yang secara signifikan
memiliki kecerdasan di bawah rata-rata anak pada umumnya dengan disertai hambatan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tunagrahita adalah seseorang yang mempunyai kecerdasan di bawah rata-rata,
mengalami kesulitan dalam komunikasi dan sosial sehingga memerlukan layanan pendidikan yang khusus.
4. Sekolah Luar Biasa
Menurut Bratanata 1984: 34 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Depdikbud menetapkan penggunaan istilah sama bagi
sekolah-sekolah tempat mendidik para penyandang cacat dengan istilah