Strategi Pembelajaran Tunagrahita Strategi

b. Strategi Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan tim kecil, yaitu antara empat antara enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda. Setiap anak bertanggungjawab terhadap kelompoknya dan penilaian dilakukan terhadap kelompok. c. Strategi Motivasi Strategi yang dilakukan oleh guru dengan memberikan motivasi kepada siswa agar siswa memiliki gairah dan semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan memberikan penghargaan kepada siswa yang berbakat. d. Strategi Belajar dan Tingkah Laku Strategi yang dilakukan oleh guru dengan mengembangkan strategi pembelajaran yang mampu mengoptimalkan interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan siswa dan lingkungan, serta interaksi banyak arah. e. Strategi Kognitif Strategi ini dipelajari oleh siswa, tergantung pada apa yang diketahui dari masing-masing siswa dan bagaimana informasi baru diproses.

d. Prinsip Pembelajaran Tunadaksa

Menurut Misbach 2012:56 ada beberapa prinsip utama dalam memberikan pendidikan pada anak tunadaksa, diantaranya sebagai berikut: a. Prinsip multisensori banyak indra Proses pendidikan anak tunadaksa sedapat mungkin memanfaatkan dan mengembangkan indra-indra yang ada dalam diri anak karena banyak anak tunadaksa yang mengalami gangguan indra. Dengan pendekatan multisensori, kelemahan pada indra lain dapat difungsikan sehingga dapat membantu proses pemahaman. b. Prinsip individualisasi Individualisasi mengandung arti bahwa titik tolak layanan pendidikan adalah kemampuan anak secara individu. Model layanan pendidikannya dapat berbentuk klasikal dan individual. Dalam model klasikal, layanan pendidikan diberikan pada kelompok individu yang cenderung memiliki kemampuan yang hampir sama, dan bahan pelajaran yang diberikan pada masing- masing anak sesuai dengan kemampuan mereka masing- masing. Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus atau special needs student membutuhkan suatu pola tersendiri sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing anak bersangkutan yang berbeda satu dengan lainnya. Dalam penyusunan program pembelajaran untuk setiap bidang studi hendaknya guru kelas sudah memiliki data pribadi kompetensi yang dimiliki dan tingkat perkembangannya. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007: 37 Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua prinsip pembelajaran tuna daksa, yaitu: a. Prinsip multisensori adalah proses pembelajaran tuna daksa yang memanfaatkan dan mengembangkan indra-indra yang ada dalam diri anak. b. Prinsip individualisasi adalah proses pembelajaran tuna daksa yang memanfaatkan dan mengembangkan kemampuan anak secara individu. Sehingga, guru hendaknya memiliki data pribadi kompetensi anak dan tingkat perkembangannya agar mengetahui kebutuhan dari masing-masing anak.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang strategi pembelajaran seni musik pernah dilakukan oleh Mita Ambriani 2014 dengan judul “Strategi Pembelajaran Seni Musik Untuk Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di SMP Negeri 1 Wates ”. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa strategi pembelajaran seni musik yang diterapkan yaitu: Strategi persiapan pembelajaran, Strategi pengelolaan pada masing-masing kelas, Strategi penggunaan media pembelajaran, Strategi pendekatan untuk memotivasi siswa, Strategi evaluasi dan pengambilan nilai serta Strategi pengembangan pengalaman belajar seni musik siswa. Selain penelitian yang dilakukan oleh Mita Ambriani juga terdapat penelitian yang sejenis yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rahmadi Setiawan 2014 yang berjudul “Strategi Pembelajaran Angklung Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMP Negeri 1 Tangerang ”. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu Strategi pengelolaan, Strategi penggunaan media pembelajaran, Strategi Pendekatan untuk memotivasi siswa dan Strategi evaluasi. Penelitian yang dilakukan Mita Ambriani dan Rahmadi Setiawan menjadi acuan peneliti karena penelitian ini sejenis dengan penelitian yang dilakukan, sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada fokus penelitian, waktu dan tempat penelitian hingga pada hasil penelitian. 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penggunaan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode penelitian kualitatif dipilih karena metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi serta dapat menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan informan.Penelitian yang dilakukan merupakan suatu proses untuk memperoleh informasi mengenai strategi pembelajaran Seni Musik di SLB-G Daya Ananda Sleman dari narasumber yang diperoleh di lapangan melalui wawancara dan pengamatan secara langsung. Penentuan metode penelitian ini berdasarkan pada tujuan utama penelitian, yaitu untuk mengetahui strategi pembelajaran yang diterapkan di SLB-G Daya Ananda Sleman.

B. Lokasi danWaktuPenelitian

Peneliti menentukan lokasi penelitian ini dilaksanakan di SLB-G Daya Ananda Sleman. Adapun waktu yang dimanfaatkan untuk melakukan penelitian dan mengumpulkan sejumlah data yang diperlukan adalah kurang lebih dua bulan lamanya mulai dari bulan Februari sampai dengan bulan