aktivitas belajarnya. Motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara essensial, bukan sekedar dan seremonial.
b. Motivasi Ekstrinsik.
Motivasi  ekstrinsik  adalah  motif-motif  yang  aktif  dan  berfungsi  karena adanya perangsang dari luar. Contohnya seseorang itu belajar, karena tahu besok
paginya  akan  ada  ujian  dengan  harapan  medapat  nilai  baik,  sehingga  akan mendapatkan  hadiah  dari  guru  atau  orang  tuanya.  Maka  motivasi  ekstrinsik
disebut  sebagai  bentuk  motivasi  yang  di  dalamnya  aktivitas  belajar  dimulai  dan diteruskan  berdasarkan  dorongan  dari  luar,  namun  bukan  berarti  bahwa  motivasi
ekstrinsik  ini  tidak  baik  dan  tidak  penting,  sebab  kemungkinan  besar  dorongan dari  luar  diri  seorang  siswa  juga  memberikan  kontribusi  bagi  siwa  tersebut
tergantung seberapa besar dorongan dari luar tersebut mempengaruhinya. Karena keadaan  siswa  itu  dinamis,  berubah-ubah,  dan  juga  mungkin  komponen-
komponen  lain  dalam  proses  belajar  mengajar  ada  yang  kurang  menarik    bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
c. Menumbuhkan Motivasi Belajar
Untuk  mengetahui  bagaimana  menumbuhkan  motivasi  belajar  tersebut, maka  diperlukan  kualitas  interaksi  guru  dan  siswa  yang  baik  agar  dapat
memotivasi  siswa  dalam  belajar.  Interaksi  antara  guru  dengan  siswa  memang harus  diterapkan  oleh  seorang  guru,  baik  pada  saat  proses  belajar  mengajar
berlangsung maupun di luar jam pelajaran secara personal pribadi karena sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa yang diajarnya.
Sebenarnya  seorang  guru  tidak  dapat  mengajarkan  apapun,  guru  hanya dapat  membantu  peserta  didik  untuk  menemukan  dirinya  dan  mengaktualisasi
dirinya.  Karena,  dalam  diri  setiap  pribadi  siswanya memiliki  “self-hidden
potential  excellence ”  mutiara  talenta  yang  tersembunyi  di  dalam  diri,  tugas
pendidik  yang  sejati  adalah  membantu  peserta  didiknya  untuk  menemukan  dan mengembangkan  seoptimal  mungkin.  Oleh  sebab  itu,  tugas  seorang  pendidik
hendaknya  mampu  membangun  suasana  belajar  yang  kondusif  untuk  belajar mandiri  self-directed  learning  bagi  siswa-siswanya.  Ia  juga  hendaknya  mampu
menjadikan proses pembelajaran sebagai kegiatan eksplorasi diri. Karena motivasi memiliki peran yang sangat penting terhadap hasil belajar
siswa  maka  seorang  guru  harus  mampu  menumbuhkan  motivasi  belajar  bagi peserta  didiknya  dengan  cara  membangun  suasana  belajar  yang  kondusif  dan
interaktif  agar  siswa  tersebut  dapat  menumbuhkan  motivasi  belajarnya  baik berasal  dari  dalam  dirinya  maupun  dari  luar  dirinya.  Sehingga  dapat  dipahami
bahwa  kemampuan  menumbuhkan  motivasi  adalah  kemampuan  untuk memberikan semangat kepada diri sendiri guna melakukan sesuatu yang baik dan
bermanfaat.  Jadi,  motivasi  belajar  para  peserta  didik  adalah  kemampuan  atau kekuatan  semangat  untuk  melakukan  proses  belajar.  Dengan  motivaasi  belajar
yang tinggi diharapkan para peserta didik akan meraih prestasi belajar yang lebih tinggi.
Menurut  Sardiman,  beberapa  macam  cara  untuk  menumbuhkan  motivasi dalam  kegiatan  belajar  di  sekolah  dapat  dilakukan,  seperti  :  “memberi  angka,
hadiah,  saingan  dan  berkompetisi,  ego-involvelment,  saingankompetisi, mengetahui hasil, memberikan ulangan pujian, hukuman, minat serta tujuan.
68
Berdasarkan  dari  penjelasan  diatas  dapat  disimpulkan  peneliti  bahwa motivasi  yang  tumbuh  dan  berkembang  dalam  diri  setiap  peserta  didik  berbeda-
68
Sardiman AM, Interaksi …, h. 90.
beda, ternyata memberi angka berdasarkan penilaian belajar siswa dari hasil ujian atau  ulangan,  memberi  hadiah,  adanya  saingan  atau  berkompetisi  antar  siswa,
pujian,  hukuman  serta  menumbuhkan  kesadaran  dalam  diri  siswa,  minat  dan hasrat untuk belajar juga terkait pada tujuan dari belajar yang dilaksanakan siswa
merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar bagi siswa.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Adapun  beberapa  hasil  penelitian  yang  dianggap  relevan  terhadap penelitian ini adalah :
Penelitian  yang  dilakukan  oleh    Hasnimar  dengan  judul:  Pengaruh  strategi pembelajaran  Problem  Based  Learning    dan   sikap  terhadap  hasil  belajar  bidang
studi  pendidikan  Agama  Islam  siswa  di  SMP  Swasta  Al-Ittihadiyah  Medan. Setelah  dilakukannya  analisa  terhadap  hasil  penelitian  dikemukakan  kesimpulan
bahwa    strategi  pembelajaran  problem  based  learning  dan  sikap  belajar  dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada bidang studi pendidikan Agama Islam.
Penelitian  Syahrial  Effendi  yang  berjudul  :  Pengaruh  Model  Pembelajaran Berbasis  Masalah  Dan  Kecerdasan  Emosi  Terhadap  Hasil  Belajar  Pendidikan
Agama  Islam  Pada Materi Akhlak  Di Kelas VII  Siswa SMPN 2 Sei  Kepayang Satu Atap Kabupaten Asahan. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah :
siswa  yang  diajar  dengan  model  pembelajaran  berbasis  masalah,  memiliki  hasil belajar  Pendidikan  Agama  Islam  yang  lebih  tinggi  dibandingkan  jika  diajar
dengan strategi pembelajaran ekspositori. Penelitian Khairat yang berjudul : Upaya peningkatan keterampilan sosial
siswa  melalui  implementasi  model  pembelajaran  Problem  Based  Learning    pada pelajaran  IPS  di  kelas  IV  Negeri  067774    Kelurahan  Suka  Maju  Medan  Johor
TP.  20122013. Hasil dari penelitian  yang telah  dilakukan adalah :  implementasi