49 kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul
model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.
H. PERTANYAAN EVALUATIF
1. Jelaskan perbedaan antara pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada siswa student centered approach dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru teacher centered approach.
2. Jelaskan keterkaitan antara strategi pengorganisasian, strategi penyampaian isi
pembelajaran, dan strategi pengelolaan pembelajaran. 3.
Jelaskan pengertian strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
4. Sebutkan perbedaan antara strategi dan pendekatan pembelajaran.
5. Jelaskan berbagai macam metode pembelajaran.
6. Sebutkan perbedaan antara metode dan strategi.
7. Jelaskan pengertian teknik pembelajaran.
8. Jelaskan pengertian taktik pembelajaran.
9. Sebutkan perbedaan atara teknik dan taktik pembelajaran.
10. Sebutkan empat jenis model pembelajaran menurut Joice and Weil.
11. Jelaskan pengertian disain pembelajaran.
12. Sebutkan perbedaan antara strategi pembelajaran dan desain pembelajaran.
50
50
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN YANG
EFEKTIF
EPITOME
M O
D E
L
P E
M B
E L.
Y A
N G
E F
E
K T
I F
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
CTL
PAKEM
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
PEMBELAJARAN BERBASIS
TUGAS
PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH
CONTOH LANGKAH LANGKAH MODEL
PEMBELAJARAN DEFINISI CTL
KOMPONEN CTL
KOMPONEN PAKEM DEFINSI PAKEM
GROUP INVESTIGATION
PENGERTIAN TBL KARAKTERISTIK TBL
PENGERTIAN PBL CIRI-CIRI PBL
A
B
C
D
E
F MURDER
STAD
51
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini peserta diharapkan dapat: 1.
Menjelaskan komponen-komponen model pembelajaran kontekstual. 2.
Menjelaskan ciri-citi PAKEM 3.
Menjelaskan macam-macam pendekatan pembelajaran Kooperatif 4.
Menjelaskan karatreitik pembelajaran berbasis tugas 5.
Menjelaskan ciri-ciri pembelajaran berbasis masalah 6.
Menerapkan salah satu contoh model pembelajaran dalam kegiatan PBM
A. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL CONTEXTUAL TEACHING
LEARNINGCTL
Dalam Kegiatan Belajar 2 ini, Anda dapat membaca suatu sistem pembelajaran yang dikenal sebagai Pembelajaran Konstekstual atau CTL Contextual Teaching and Learning.
1 Definisi CTL
Apakah sebenarnya CTL? Marilah kita telaah beberapa definisi CTL unuk memahami proses pembelajaran ini lebih baik. Menurut Sears 2001, Contextual Teaching and Learning
adalah suatu konsep yang membantu guru menghubungkan mata pelajarannya dengan situasi dunia nyata. Sedangkan Johnson 2003 mendefinisikan CTL sebagai suatu proses
pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa memahami makna yang ada pada bahan ajar yang mereka pelajari dengan menghubungkan pelajaran dalam konteks kehidupan dalam
sehari-harinya dengan konteks kehidupan pribadi, sosial, dan kultural. Untuk mencapai tujuan ini, sistem ini mencakup 7 komponen: membuat hubungan yang bermakna, melahirkan
kegiatan yang signifikan, belajar sendiri secara teratur, kolaborasi, berpikir kritis dan kreatif, mencapai standart tinggi, dan menggunakan penilaian otentik.
Ada definisi lain dari Departemen Pendidikan Amerika Serikat:Contextual Teaching and Learning
adalah suatu konsep mengajar dan belajar yang membantu guru menghubungkan kegiatan dan bahan ajar mata pelajarannya dengan situasi nyata yang dapat
52
memotivasi siswa untuk dapat menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari siswa sebagai anggota keluarga dan bahkan sebagai anggota
masyarakat dimana dia harus hidup US Department of Education, 2001. Apakah Anda sudah memahami ketiga definisi di atas? Tentunya Anda sependapat
dengan penulis bahwa sebenarnya ketiga definisi ini tidak ada yang bertentangan, bukan ? Marilah kita telaah komponen-komponen yang bisa saling berkaitan membentuk sistem
pembelajaran.
2. Komponen CTL
Sebelum Anda membaca perhatikan gambar peta konsep CTL berikut. Walau terdiri dari Komponen-komponen, namun pembelajaran ini merupakan suatu system pemelajaran
yang utuh.
CTL merupakan suatu system pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan menerapkan CTL dalam kegiatan belajar mengajar baik guru maupun
siswa terbantu untuk mampu menghubungkan apa yang diperoleh di kelas dengan kehidupan nyata siswa.
53
Dari hasil ujicoba dan beberapa penelitian terindikasi bahwa pembelajaran CTL dapat meningkatkan interaksi belajar di kelas, membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar, dan
siswa lebih terlatih berpikir kritis. Untuk memahami proses pembelajaran ini maka silahkan Anda membaca beberapa
komponen yang membentuk sistem pembelajaran kontekstual ini. Sebenarnya ada lebih dari satu model CTL, namun yang dianut dan diadaptasi di Indonesia berasal dari School of
Education, University of Washington di Seattle. Ada 7 tujuh komponen yang mendasari CTL. Berikut penjelasan singkat komponen-
komponen CTL yang berguna bagi Anda untuk lebih memahaminya.
Konstruktivisme
1. Membangun pemahaman oleh diri sendiri dari pengalaman-pengalaman baru
berdasarkan dari pengalaman awal. 2.
Pemahaman yang mendalam dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman belajar bermakna.
3. Belajar adalah proses pemaknaan informasi baru yang bisa berubah.
Inquiri
1. Diawali dengan kegiatan pengamatan dalam rangka untuk memahami suatu konsep.
2. Langkah-langkah yang terdiri dari kegiatan mengamati, bertanya, menganalisa dan
merumuskan teori, baik secara individu maupun secara bersama-sama dengan teman lainnya.
3. Mengembangkan dan sekaligus menggunakan keterampilan berpikir kritis.
Bertanya
1. Digunakan oleh guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan
berpikir siswa. 2.
Digunakan oleh siswa selama melakukan kegiatan berbasis Inquiri.
54
3. Digunakan oleh guru sebagai strategi agar siswa berani mengungkapkan kemampuan
memberikan jawabaninformasi.
Pemodelan
1. Berpikir dan memgungkapkan tentang proses belajar Anda sendiri.
2. Mendemonstrasikan bagaimana Anda menginginkan siswa untuk belajar.
3. Melakukan apa yang Anda inginkan agar siswa melakukan.
Komunitas Belajar
1. Berbicara dan berbagi pengalaman dengan orang lain.
2. Bekerja sama dengan orang lain untuk menciptakan pembelajaran adalah lebih baik
dibandingkan dengan belajar sendiri. 3.
Berdiskusi dan menggali informasi bersama tentang suatu objek.
Penilaian Otentik
1. Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa.
2. Mempersyaratkan penerapan pengetahuan atau keterampilan.
3. Penilaian produk atau kinerja.
4. Tugas-tugas kontekstual dan relevan.
5. Proses dan produk dua-duanya dapat diukur.
Refleksi
1. Cara-cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari.
2. Mengkaji dan merespon terhadap kejadian, kegiatan, dan pengalaman.
3. Mencatat apa yang telah kita pelajari, bagaimana kita merasakan ide-ide baru.
4. Dapat berupa dalam berbagai bentuk : jurnal, diskusi, maupun hasil karya seni.
Pembelajaran Kontektual dapat diterapkan di semua jenjang SDMI; SMPMTs; SMAMASMK. Dalam penerapannya yang membedakannya adalah tingkat kesulitannya,
55
pokok bahasannya, dan jenis tugasnya. Pembelajaran kontekstual merupakan suatu pembelajaran yang dapat diadaptasi disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Dalam kegiatan
yang dikemas guru merupakan pengembang yang selalu menghubungkan bahan ajar dengan kehidupan nyata pebelajar.
Keterampilan bertanya, memberi contohmodeling, melakukan penilaian otentik, dan melakukan refleksi akan mendidik siswa untuk berinteraksi aktif dan berpikir lebih kritis.
Pembelajaran kontekstual dari semua jenjang pendidikan dan untuk segala mata pelajaran.
B. PAKEM
Anda telah belajar tentang model Pembelajaran Kontekstual dalam Kegiatan Belajar 2. Sekarang Anda akan belajar tentang PAKEM. Apa yang Anda ketahui tentang PAKEM?
1 Definisi PAKEM
PAKEM adalah pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan yang mulanya merupakan pembelajaran yang dicanangkan di TK dan SD. Dengan adanya krisis
ekonomi beserta segala dampaknya maka desentralisasi atau otonomi daerah menuntu adanya mutu pendidikan yang kompetitif. Salah satu upaya dalam otonomi ini adalah perlunya
perbaikan pada pendidikan awal ini di daerah masing- masing. Pembelajaran di TK dan SD yang aktif dan kreatif menuntut banyak kegiatan praktek
dan siswa perlu bekerja dalam tim. Dengan kegiatan praktek dan bekerja dengan anggota tim berarti siswa melakukan interaksi sosial. Apalagi bila program pendidikan tersebut
memanfaatkan lingkungan sekitar, siswa akan mengenal lingkungannya dan dapat menghubungkan apa yang diperoleh di kelas dengan dunia nyata. Oleh karena itu perlu ada
keseimbangan pembelajaran sebaiknya dilaksanakan di dalam dan di luar kelas. Pembelajaran untuk anak usia TK dan SD perlu diperhatikan logika, praktika dan
estetika. Untuk itu penggunaan multimedia akan menunjang keberhasilan belajar. Komponen utama PAKEM antara lain tersediannya kurikulum dan perangkatnya, sarana dan prasarana
yang cukup. Selain itu ada sumber daya manusia yang cukup profesional dan sistem
56
manajemen yang baik. Standarisasi mutu pendidikan dilakukan secara berkelanjutan untuk menghadapi tuntutan lokal, nasional, dan global.
Pada saat ini banyak SD yang telah melaksanakan PAKEM, antara lain sekolah yang TK-SD nya satu atap atau satu lokasi. Dengan adanya TK menjadi satu atap dengan SD
berarti juga dapat menaikkan layanan pendidikan. Jumlah TK-SD nya satu atap sudah lebih kreatif dan efektif serta merupakan sekolah percontohan yang juga disebut sebagai SD
Rujukan, SD Model, dan Sekolah Dasar Koalisi. Dalam kenyataanya PAKEM tidak hanya untuk pendidikan awal, karakteristik yang
ada dalam pembelajaran ini juga tercakup dalam model pembelajaran di tingkat menengah dan tinggi. Ciri-ciri umum dari pembelajaran yang baik berlaku untuk semua jenjang dan
semua bidang studi. Dalam pelaksanaanya kita memiliki dan memilah mana yang cocok untuk matapelajaran kita dan sesuai dengan kebutuhan saat itu berdasarkan tujuan untuk
mencapai kompetensi atau ketrampilan apa.
2 Ciri-ciri PAKEM Model pembelajaran yang bercirikan PAKEM adalah pembelajaran yang mendorong
peserta didik aktif secara fisik, sosial dan mental untuk memahami dan mengembangkan kecakapan hidup. Pembelajaran ini menuntut guru dan siswa aktif.
Guru aktif :
memantau kegiatan belajar siswa memberi umpan balik sesuai kebutuhan
mengajukan pertanyaan yang menantang dan membuat siswa berpikir mempertanyakan gagasan siswa dengan mengemukakan alasan.
Adapun siswa aktif bila bisa: membangun konsep dan apa yang sudah diketahui
bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami
57
mengemukakan gagasan sendiri atau kelompok mempertanyakan gagasan baru
melakukan kegiatan yang ada hubungannya dengan pokok bahasan yang ada Pembelajaran ini, perlu guru yang kreatif, antara lain dapat:
mengembangkan kegiatan yang menarik dan bervariasi membuat alat bantu belajar disamping alat yang sudah ada
memanfaatkan lingkungan untuk dikaitkan dengan bahan ajarilmu yang didapat dalam kelas.
Sedangkan siswa yang kreatif adalah siswa yang dapat: merancangmembuat sesuatu secara mandiri atau kelompok
menulismengarang atau melaporkan apa yang dihasilkan sebagai pemerolehan belajar yang dikembangkan.
Pembelajaran ini efektif bila dapat mencapai potensi yang telah dirumuskan atau mencapi tujuan pembelajaran dan siswa memperoleh atau mencapai kompetensi yang diharapkan.
Pembelajaran yang menyenangkan, tidak membuat anak takut: takut salah, takut ditertawakan, dan takut dianggap sepele
Pembelajaran menyenangkan bila pembelajaran membuat anak: berani mencobaberbuat sesuatu yang sesuai keinginan;
berani bertanya bila kurang paham atau ingin tahu lebih banyak; berani mengemukakan pendapatgagasan, serta
berani mempertanyakan gagasan orang lain. PAKEM harus didukung oleh guru yang:
terbuka, mau mendengarkan pendapat siswa
58
menghormati pendapat siswa memberikan umpan balik
mendorong siswa untuk maju menumbuhkan percaya diri siswa
membiarkan siswa untuk mencoba sebelum membantu tidak suka mengejek
membiasakan siswa untuk mendengarkan pendapat siswa lain mentoleransi kesalahan dan mendorong keneranian siswa untuk mengkoreksi
PAKEM menciptakan lingkungan kelas yang kondusif untuk belajar, misalnya: terdiri dari sumber belajar, buku-buku, objek nyata,media, dan pekerjaan siswa yang
bervariasi menyediakan materi dan perlengkapan pembelajaran
menyediakan meja dan kursi yang nyaman mempunyai ‘pojok baca’
Model pembelajaran di atas adalah contoh dari penerapan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan bagi siswa maupun guru di taman kanak-kanak. Anda bisa
menyesuaikan dengan mata peljaran yang Anda ampu di tingkat yang berbeda sesuaidenga kebutuhan maupun karakter siswa. Anda bisa melihat pengembangan model penilaian dan
evaluasi maupun pengembangn media secara lebih lanjut pada materi modul yang lain. Selamat mencoba dan menjadi guru yang aktif,kreatif dan juga menyenangkan bagi siswa-
siswa Anda. PAKEM adalah suatu kegiatan pembelajaran yang mendorong siswa dan guru untuk
aktif dan kreatif. Model pembelajaran ini juga bertujuan agar kegiatan di kelas menjadi efektif dan juga menyenangkan. Model pembelajaran yang bercirikan PAKEM adalah
pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk aktif secara fisik, sosial dan mental untuk memahami dan mengembangkan kecakapan hidup.
59
C. PEMBELAJARAN KOOPERATIF