Belajar Menurut Van Parreren

25 Dalam eksperimen tersebut kucing belajar, yaitu membuat assosiasi antar perangsang dan reaksi. Dengan demikian , hakekat belajar mencoba-coba adalah melakukan kegiatan belajar dengan sifat trial and error yang pada akhirnya menemukan hasil, yang semua tidak seberapa disadari. Contoh lain dari belajar ini adalah: Seseorang mengutak-atik jam dinding di kelas yang mengalami ganguan, lama kelamaan orang tersebut menemukan jawaban dari masalah jam tersebut, sehingga orang tersebut dapat membetulkan jam dinding yang serupa tanpa coba-coba lagi.

2. Belajar Menurut Van Parreren

a. Belajar membentuk otomatisme Jenis belajar ini meliputi belajar keterampilan motorik, tetapi juga dapat meliputi belajar kognitif. Winkel 1991 menyatakan ciri khas dari hasil belajar ini terletak pada otomatisasi sejumlah rangkaian gerak-gerik yang terkoordinir satu sama lain, seperti dalam mengoperasikan komputer. Pada belajar tersebut , fase kognitif dimana orang mulai mengetahui macam- macam hal mengenai keterampilan, serta fase latihan dimana orang akan berlatih intensif keterampilan tersebut. Keuntungan dari mempunyai kemampuan yang telah menjadi suatu otomatisme adalah orang dapat mencurahkan perhatian pada aktivitas lain, misalnya menyusun karangan sambil mengetik. b. Belajar Insidental Orang belajar sesuatu tanpa mempunyai intensi atau maksud untuk mempelajari hal tersebut, dan tidak direncanakan sebelumnya. c. Belajar Menghafal Bentuk belajar ini peran memori jangka panjang. Orang menanamkan kembali secara harfiah sesuai dengan materi yang asli. Di samping itu, dalam menghafal orang yang dapat menciptakan skema kogniti, di mana dalam ingatan, seseorang yang telah 26 menghafal tersimpan semacam program informasi yang dapat diputar kembali saat dibutuhkan. Misalnya: dalam menghafal barisan bilangan , orang memanfaatkan kaidah yang terandung di dalamnya. Syarat lain dalam menghafal adalah mengulang kembali materi hafalan, sehingga tertanam dalam ingatan. Menurut Dimyati dan Haryono 1999. Dengan pengadaan pegulangan daya-daya daya mengamati, mengingat, berfikir , merasakan, dan lain-lain akan menjadi sempurna. d. Belajar Pengetahuan Melalui bentuk belajar ini orang dapat mengetahui berbagai macam data mengenai kejadian, keadaan, benda-benda dan orang . ciri khas dari hasil belajar yang diperoleh ialah orang dapat merumuskan kembali pengetahuan yang dimiliki dalam kata- kata sendiri. Menurut Van Patreren dalam Winkel, 1991 pengetahuan dibedakan antara pengetahuan yang fungsional dengan pengetahuan yang tersedia saja. Untuk itu disarankan selama proses belajar pengetahuan perlu diusahakan agar pengetahuan yang baru di hubungkan dengan pengetahuan yang dimiliki , sehingga pengetahuan yang dimiliki bersifat fungsional. Hal ini senada dengan Wayan Seregeg1989, hendaknya dalam belajar pengetahuan perlu mengkonseptualisasikan informasi yang baru dengan konsep yang telah dimiliki, agar belajar anak menjadi penuh kebermaknaan meaning verbal leraning Dalam belajar pengetahuan perlu juga diperhatikan perkembangan intelektual anak, sebab pengetahuan dibentuk oleh individu karena indivdu berinteraksi terus menerus dengan lingkungan Adapun tahap perkembangan intelektual menurut Piaget adalah sebagai berikut: 1 Sensori motorik0-2 tahun , anak mengenal lingkungan dengan penglihatan , penciuman, dan pendengaran; 2 Pra operasional 2-7 tahun, anak mengandalkan diri pada persepsi tentang realitas, mampu menggunakan simbol, bahasa, konsep sederhana, dan menggolongkan; 3 Operasi konkret 7-11 tahun , dapat mengembangkan pikiran logis, mengikuti penalaran logis, kadang-kadang memecahkan masalah dengan trial and 27 error; 4 Operasi formal 11 tahun keatas, dapat berfikir abstrak seperti pada orang dewasa. e. Belajar arti kata-kata Dalam belajar ini orang dapat menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan. f. Belajar konsep Dalam belajar ini orang mengadakan abstraksi, yaitu dalam obyek-obyek yang meliputi benda kejadian, dan orang , yang ditinjau pada aspek-aspek tertentu saja. Konsep menurut Winkel 1991, adalah satuan arti yang mewakili sejumlah obyek yang memiliki ciri-ciri yang sama. Dengan demikian belajar konsep merupakan salah satu cara belajar dengan pemahaman. Contoh, prisma adalah bangun ruang yang memiliki atap dan alas sama panjang. g. Belajar memecahkan problem melalui pengamatan Dalam belajar ini , orang juga diharapkan pada suatu problem yang harus dipecahkan dengan mengamati baik-baik, dengan mengadakan pengamatan yang teliti dan reorganisasi terhadap unsur-unsur di dalam problem. Berdasarkan melalui perubahan dalam pengamatan lahirlah suatu pemahaman yang membawa ke pemecahan problem. h. Belajar berfikir Pada jenis belajar ini, orang juga dihadapkan pasa suatu problem yang harus dipecahkan , namun tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan. Problem harus dipecahkan melalui operasi mental, khususnya mempergunakan konsep dan kaidah serta metode-metode bekerja tertentu Misalnya, anak diminta melengkapi dua bilangan berkutnya setelah bilangan 1-4-7-10, maka anak menemukan kaidah +3, sehingga dengan mudah mendapatkan bilangan berikutnya. i. Belajar untuk belajar 28 Proses belajar seseorang yang sangat menyadari tuntutan dalam belajar, sekaligus caranya dia bekerja, sehingga orang tersebut melakukan serangkaian kegiatan sistematis yang meliputi, orientasi bacaan, dan membuat langkah-langkah untuk memecahkan maslah. Setelah hasilnya, orang tersebut mengadakan refleksi tepat atau tindakan langkah tersebut. Kalau tidak tepat dianalisa jangan sampai terulang kembali langkah tersebut. Dan bila tepat ditinjau lagi apa yang membuat tepat ,sehingga orang dapat menghubungkan hasil yang baru diperoleh dengan apa yang dipahaminya. j. Belajar dinamik Bentuk belajar ini dibentuk kemauan, sikap, motif, dan modalitas perasaan yang semuanya, mengambil bagian dalam pembentukan watak, di mana kemauan, sikap, motif, dan perasaan merupakan sumber energi yang mendorong seseorang dalam melakukan kegiatan aktivitas , yang didalamnya termasuk belajar.

5. Belajar Menurut Gagne