Pemeliharaan Tahap-tahap Manajemen Laboratorium

2 Pemeliharaan yang bersifat pencegahan, kondisi mesin selalu dengan keadaan yang baik. 3 Pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan. 4 Perbaikan yang bersifat berat. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan laboratorium prasarana dan sarana laboratorium dapat dilakukan secara berkala dan rutin sehari-hari. Pengelolaan laboratorium tidak hanya dilakukan dengan menjaga kebersihan ruangan laboratorium dengan cara menyapu, mengepel dan membersihkan jendela dan pintu tetapi juga pemeliharaan terhadap peralatan dan perabotan yang ada di laboratorium.

e. Pengawasan

Unsur kelima dalam manajemen laboratorium adalah pengawasan. Pengawasan dimaksudkan untuk memantau sejauh mana kegiatan berjalan. Istilah pengawasan controlling sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan semula Manullang,

2012: 12.

Kegiatan pengawasan didasarkan pada perbandingan antara rencana yang sudah dibuat dengan kondisi yang terjadi. Robety J. Mockler dalam Hani Handoko 2003: 360 mengemukakan bahwa, pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. Proses pelaksanaan pengawasan dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manullang 2012: 186, menyebutkan terdapat 3 fase pengawasan yang terdiri dari menetapkan alat pengukur, mengadakan penilaian, dan mengadakan tindakan perbaikan. Sementara itu menurut Hani Handoko 2003: 363, menyebutkan proses pengawasan biasanya terdiri dari lima tahap yaitu: 1 Penetapan standar pelaksanaan perencanaan 2 Penentuan ukuran pelaksanaan kegiatan 3 Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata 4 Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan 5 Pengambilan tindakan koreksi Tujuan utama dari pengawasan adalah mengusahakan rencana sudah disusun sejak awal dapat terlaksana sesuai ketentuan yang ditetapkan dan tidak ada penyimpangan-penyimpangan. Oleh karena itu, penting sekali bagi para manajer untuk menentukan waktu pengawasan dilakukan. Menurut Manullang 2012: 177, pengawasan dibedakan atas: 1 Pengawasan preventif, dimaksudkan untuk pengawasan yang