pembagian tugas dan wewenang dengan jelas kepada pihak-pihak yang terlibat, sehingga tidak ada tumpang tindih atau overlapping
pembagian tugas. Pengorganisasian prasarana dan sarana laboratorium juga belum
sesuai dengan kriteria yang berlaku dikarenakan keterbatasan ruangan dan sarana. Akibatnya pembelajaran praktik menjadi kurang optimal.
Pemenuhan sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar perlu diperhatikan dan dilaksanakan agar tujuan pembelajaran praktik dapat
tercapai. Pengorganisasian ketatausahaan perlu diperhatikan lagi.
Pengorganisasian ketatausahaan sebaiknya dilengkapi tidak hanya pembuatan jadwal kegiatan laboratorium, tata tertib, dan inventarisasi
tetapi perlu dibuatkan kartu stock dan kartu penggunaan alat untuk memantau penggunaan alat dan bahan. Pengorganisasian pendanaan
sudah cukup baik, akan tetapi yang menjadi kendala adalah pencairan dana yang tidak pasti.
Pengorganisasian pemeliharaan secara tertib dan teratur, sebab pemeliharaan laboratorium baik itu pemeliharaan dalam bentuk
pembersihan dan atau perbaikan alat hanya dilakukan pada saat laboratorium kotor dan alat rusak. Keadaan tersebut menyebabkan
laboratorium belum tentu siap pakai ketika pembelajaran praktik akan dilaksanakan. Pengorganisasian pengawasan masih belum teratur.
Pengawasan hanya dilakukan dengan mengecek alat dan bahan pada saat KBM serta menggunaakan tata tertib.
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian laboratorium belum berjalan sesuai dengan
ketentuan yang sudah ada. Konsidi ini ditandai dengan tidak adanya tenaga
laboran untuk
membantu mengelola
laboratorium, pengorganisasian prasarana dan sarana yang belum sesuai dengan
standar yang dibutuhkan.
c. Ketatausahaan
Tahap ketiga
dalam manajemen
laboratorium adalah
ketatausahaan. Berdasarkan hasil penelitian di laboratorium kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran menunjukkan bahwa
kegiatan inventarisasi sudah dilakukan. Kegiatan inventarisasi yang dilakukan secara sederhana hanya dengan menuliskan nama barang,
kondisi, dan jumlahnya. Penomoran alat hanya dilakukan dengan sederhana yakni hanya menuliskan nomor urut dan ditempelkan pada
mesin. Hasil observasi menunjukkan bahwa tidak semua peralatan sudah diberikan nomor inventaris atau nomor urut. Daftar inventaris
hanya ada di laboratorium komputer, untuk laboratorium mengetik ada daftar inventarisnya tetapi belum ditempelkan. Kondisi tersebut
mengakibatkan mesin ketik manual menjadi tidak terkondisikan. Selain inventarisasi yang kurang tertib, temuan lainnya adalah tidak
adanya kartu kendali penggunaan alat, bahan, dan mesin laboratorium, sehingga pengelola laboratorium kesulitan untuk memantau
penggunaan alat, bahan, dan mesin laboratorium. Selain kartu kendali penggunaan alat, bahan, dan mesin laboratorium tidak ada, buku
penggunaan laboratorium juga tidak difungsikan, karena guru pengampu tidak mencatatkan aktivitas penggunaan laboratorium,
sehingga jika ada kerusakan atau kehilangan tidak dapat terpantau dan diatasi dengan cepat.
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
ketatausahaan di
laboratorium kompetensi
keahlian Administrasi Perkantoran sudah berjalan tetapi masih dengan cara
yang sederhana dan tidak mendetail. Selain inventarisasi yang belum tidak mendetail, buku penggunaan laboratorium juga belum
difungsikan sebagaimana mestinya karena jarang BapakIbu guru yang mengisi buku tersebut, padahal buku tersebut digunakan sebagai
bahan acuan untuk pengawasan, akibatnya jika ada kerusakan ataupun kehilangan barang menjadi sulit terlacak.
d. Pemeliharaan
Tahapan manajemen laboratorium yang selanjutnya adalah pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan laboratorium merupakan suatu
usaha pengelola laboratorium untuk mengatur, mengurus, dan memelihara sarana dan prasarana laboratorium agar kondisinya baik
dan selalu siap pakai. Pemeliharaan laboratorium dapat dilakukan secara rutin maupun berkala.
Kegiatan pemeliharaan laboratorium dilakukan dengan cara membersihkan ruangan oleh peserta didik. Kegiatan membersihkan
ruangan ini dilakukan dengan cara menyapu, membersihkan karpet, mengelap komputer, membersihkan meja, menata alat dan bahan
laboratorium, dan merapikan kabel. Kegiatan pemeliharaan ini tidak setiap hari dilakukan, biasanya kegiatan ini dilakukan menjelang
KBM dan ketika terlihat kotor saja. Sementara itu kegiatan pemeliharaan rutin belum dilakukan di laboratorium. Pada program
kerja laboratorium, pemeliharaan laboratorium dilakukan 3 kali dalam 1 semester, akan tetapi pada pelaksanaannya belum dilakukan secara
rutin. Kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan 3 kali dalam satu semester merupakan kegiatan perbaikan mesin-mesin kantor. Akan
tetapi pada praktiknya kegiatan ini dilakukan secara tidak teratur. Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pemeliharaan laboratorium kompetensi keahlian Administrasi Perkantoran sudah terlaksana, akan tetapi dalam pelaksanaannya
belum dilakukan secara teratur. Kondisi ini ditandai dengan adanya temuan pemeliharaan yang tidak dilakukan secara rutin. Kegiatan
pemeliharaan hanya sebatas membersihkan ruangan laboratorium oleh peserta didik. Jika laboratorium tidak digunakan maka pembersihan
laboraotorium kurang diperhatikan. Sementara itu kegiatan perbaikan