Kesenjangan Berdasarkan Konsep PDRB Perkapita relative Teori Pertumbuhan Kuznets Teori Pertumbuhan Rostow

Akita dan Alisyahbana 2002. Sedangkan data yang diperlukan untuk mengukur indeks ini adalah sama dengan yang diperlukan untuk menghitung Williamson Indeks yaitu PDRB perkapita dan jumlah penduduk untuk setiap wilayah. Namun demikian, penggunaan Theil Indeks sebagai ukuran ketimpangan ekonomi antarwilayah mempunyai kelebihan tertentu. � � = ∑ � �=0 ∑ � �=0 �� �� � � � log��� �� � ⁄ � �� �� � ⁄ � � � 2.2 Di mana; y ij = PDRB per kapita kabupaten I di provinsi j Y = Jumlah PDRB perkapita seluruh provinsi j n = Jumlah kapbupaten i di provinsi j N = Jumlah penduduk seluruh daerah.

c. Kesenjangan Berdasarkan Konsep PDRB Perkapita relative

Ketimpangan ini diukur menggunakan proksi yang dipakai dalam penelitian Jaime Bonet 2006 yang mendasarkan ukuran ketimpangan wilayah pada konsep PDRB per kapita relatif dengan rumus : IQ it = ������ �� PDRBPC P.Nias,t − 1 2.3 dimana : IQi,t = Ketimpangan wilayah kabupatenkota i, pada tahun t PDRBPC it = PDRB perkapita KabupatenKota i, pada tahun t PDRBPC P.Nias,t = PDRB perkapita Kabkota di Kepulauan Nias, pada tahun t Rumus tersebut menyatakan bahwa kesetaraan sempurna terjadi pada saat PDRB perkapita wilayah sama dengan PDRB perkapita Kepulauan Nias. Oleh karena itu, ketimpangan wilayah diukur dari selisih antara PDRB per kapita UNIVERSITAS SUMATRA UTARA relatife wilayah terhadap nasional dan 1 kondisi kesetaraan sempurna, yang diabsolutkan. 2.5. Pertumbuhan Ekonomi 2.5.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan merupakan ukuran utama keberhasilan pembangunan dan hasil pertumbuhan ekonomi akan dapat pula dinikmati masyarakat sampai lapisan paling bawah, baik dengan sendirinya maupun dengan campur tangan pemerintah. Pertumbuhan harus berjalan secara beriringan dan terencana, mengupayakan terciptanya pemerataan kesempatan dan pembagian hasil-hasil pembangunan dengan lebih merata. Dengan demikian maka daerah yang miskin, tertinggal tidak produktif akan menjadi produktif, yang akhirnya akan mempercepat pertumbuhan itu sendiri. Strategis ini dikenal dengan istilah “ Redistribution With Growth” Pertumbuhan ekonomi menjadi faktor yang paling penting dalam keberhasilan perekonomian suatu negara secara jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi sangat dibutuhkan dan dianggap sebagai sumber peningkatan standar hidup standar of living penduduk yang jumlahnya terus meningkat. Todaro dan Smith 2006 mengemukakan bahwa ada tiga komponen pertumbuhan ekonomi yang mempunyai arti penting bagi setiap masyarakat yakni: 1. Akumulasi modal capital accumulation. Meliputi semua bentuk atau semua investasi baru dalam tanah, peralatan fisik, dan sumber daya manusia melalui perbaikan dibidang kesehatan, pendidikan UNIVERSITAS SUMATRA UTARA dan keterampilan kerja. Akumulasi modal akan diperoleh bila sebagian dari pendapatan yang diterima saat ini ditabung dan diinvestasikan lagi dengan tujuan meningkatkan output dan pendapatan di masa depan. Semua barang modal produktif memungkinkan untuk meningkatkan tingkat output yang ingin dicapai. Investasi produktif secara langsung tersebut ditopang oleh investasi dalam apa yang dikenal sebagai infrastruktur sosial dan ekonomi-jalan-jalan, listrik, air dan sanitasi, komunikasi, dan sebagainya yang memfasilitasi dan mengintegrasikan aktivitas-aktivitas ekonomi. Investasi dalam sumber daya manusia dapat memperbaiki kualitas pekerja oleh karenanya, mempunyai pengaruh yang sama atau bahkan lebih kuat terhadap produksi seiring dengan meningkatnya jumlah manusia. 2. Tenaga kerja. Pertumbuhan jumlah penduduk dan yang pada akhirnya menyebabkan pertumbuhan angkatan kerja. Secara tradisional dianggap sebagai faktor positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan penduduk yang besar akan meningkatkan ukuran potensial pasar domestik sedangkan jika angkatan kerja tersedia dalam jumlah yang lebih banyak, berarti tersedia juga lebih banyak pekerja yang produktif. 3. Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi yang secara luas, diterjemahkan sebagai cara baru untuk menyelesaikna pekerjaan. Kemajuan tehnologi bagi kebanyakan ekonom merupakan faktor yang paling penting. Secara sederhana kemajuan tehnologi dihasilkan dari pengembangan cara-cara lama atau penemuan metode baru dalam penyelesaian tugas-tugas tradisional. Ada tiga klasifikasi dasar dari kemajuan UNIVERSITAS SUMATRA UTARA teknologi yaitu : kemajuan teknologi yang bersifat netral neutral technological progress. kemajuan teknologi hemat tenaga kerja labor-saving techonological progress, kemajuan tehnologi yang hemat modal capital-saving techonological progress. Kuncoro 2004 mengemukakan bahwa untuk menghitung pertumbuhan ekonomi menggunakan harga konstan PDRB riil karena akan memberikan gambaran pertumbuhan output secara nyata karena tidak memasukkan inflasi. Perhitungan pertumbuhan ekonomi dalam konteks regionalwilayah, dapat dihitung dengan rumus : Pertumbuhan Ekonomi = PDRBt−PDRBt−1 PDRBt−1 × 100 2.4 dimana, PDRBt = Produk Domestik Regional Bruto pada tahun t PDRBt-1 = Produk Domestik Regional Bruto satu tahun sebelum tahun t sedangkan untuk menghitung pendapatan perkapita Permendagri No. 54 Tahun 2010, digunakan rumus : PDRB Perkapita = PDRB Penduduk Pertengahan Tahun 2.5 Pendapatan perkapita selain bisa memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan kesejahteraan masyarakat di berbagai negara, juga dapat menggambarkan perubahan corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi diantara berbagai negara. Sukirno 2006 mendefenisikan pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu, yang biasanya satu tahun. Pendapatan perkapita bisa juga UNIVERSITAS SUMATRA UTARA diartikan sebagai jumlah dari nilai barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu.

2.5.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi suatu negara, secara garis besar dapat dikelompokkan berdasarkan pandangan ekonom klasikneo klasik dan modren. Menurut pandangan para ekonom klasik Adam Smith, David Ricardo, Malthus dan John Stuart Mill maupun ekonom neo-klasik Robert Solow dan Trevor Swan, pada dasarnya ada 4 empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu : 1 jumlah penduduk, 2 jumlah stok barang modal, 3 luas tanah dan kekayaan alam dan 4 tingkat tehnologi. Sukirno,1985. Selanjutnya, beberapa pandangan ekonom modren tentang pertumbuhan ekonomi, sebagai berikut :

a. Teori Pertumbuhan Kuznets

Kuznets dalam Jhingan 2010 mengemukakan bahwa defenisi pertumbuhan ekonomi sebagai “kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya. Konsep teori Kuznets mengemukakan suatu hipotesis yang dikenal dengan “Hipotesis U-terbalik” yang diperoleh melalui kajian empiris terhadap pola pertumbuhan sejumlah negara di dunia, pada tahap awal pertumbuhan ekonomi terdapat trade-off antara pertumbuhan dan pemerataan. Kuznets menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi di negara miskin pada awalnya UNIVERSITAS SUMATRA UTARA cenderung menyebabkan tingginya tingkat kemiskinan dan ketidakmerataan distribusi pendapatan. Namun bila negara-negara miskin tersebut sudah semakin maju, maka persoalan kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan akan menurun an inverse U shaped patern.

b. Teori Pertumbuhan Rostow

Rostow dalam Rustiadi 2011 mencetuskan suatu model tahapan pertumbuhan ekonomi the stages of economic growth. Menurut Rostow proses pertumbuhan dapat dibedakan kedalam lima tahapan dari setiap negara atau wilayah, yakni : 1. Masyarakat tradisional the traditional society, yaitu kondisi pada tahap awal pertumbuhan dimana struktur perekonomian berkembang dalam fungsi produksi terbatas yang didasarkan pada teknologi, ilmu pengetahuan dan sikap yang masih primitif. 2. Pra-syarat lepas landas the pre-condition for take-off, adalah suatu masa transisi dimana masyarakat mempersiapkan dirinya atau dipersiapkan dari luar untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk terus berkembang self-sustained growth. 3. Lepas landas the take-off, adalah masa dimana sudah terdapat perbedaan yang sangat signifikan dalam masyarakat, seperti : revolusi politik, terciptanya inovasi-inovasi baru, peningkatan penanaman modal dan pertumbuhan pendapatan wilayah melebihi pertumbuhan penduduk. 4. Gerakan ke arah kedewasaan the drive to maturity, adalah masa dimana masyarakat sudah menggunakan tehnologi modern pada sebagian faktor- faktor produksi dan sumber daya alam serta terjadinya transformasi struktural UNIVERSITAS SUMATRA UTARA yang nyata peranan relatif sektor insdutri jauh lebih tinggi dari sektor pertanian 5. Masa konsumsi tinggi the age of high mass consumption, adalah masa dimana masyarakat sudah tidak ditekankan pada produksi tetapi pada konsumsi dan kesejahteraan masyarakat serta saling berkompetisi mendapatkan sumberdaya dan dukungan politik.

c. Teori Pertumbuhan Harrod-Domar