Kerangka Berpikir 1. Hubungan Antara Disparitas Pembangunan Antarwilayah dengan
5. Model Penyebab Berkumulatif Cumulative Causation Model, tidak percaya pemerataan pembangunan antardaerah akan dapat dicapai dengan sendirinya
berdasarkan mekanisme pasar, namun ketimpangan pembangunan regional hanya akan dapat melalui program pemerintah.
6. Model Kota dan Desa Center-pheriphery Model, bahwa pertumbuhan ekonomi suatu wilayah sangat ditentukan oleh adanya sinergi yang kuat antara
kegiatan ekonomi daerah pedesaan rual dengan kegiatan daerah perkotaan.
2.6. Kerangka Berpikir 2.6.1. Hubungan Antara Disparitas Pembangunan Antarwilayah dengan
Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
Kuznets 1995 dalam Kuncoro 2006 membuat hipotesis adanya kurva U terbalik inverted U curve bahwa mula-mula ketika pembangunan dimulai,
distribusi pendapatan akan makin tidak merata, namun setelah mencapai suatu tingkat pembangunan tertentu, distribusi pendapatan makin merata. Menurut
Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi
kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi,
institusional kelembagaan, dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada Todaro, 2004.
Hipotesis Kuznets dapat dibuktikan dengan membuat grafik antara pertumbuhan produk domestic regional bruto dan indeks ketimpangan. Grafik
tersebut merupakan hubungan antara pertumbuhan PDRB dengan indeks ketimpangan Williamson maupun pertumbuhan PDRB dengan indeks
ketimpangan entropi Theil pada periode pengamatan. Gambar 2.1
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
memperlihatkan hubungan antara indeks ketimpangan dan pertumbuhan PDRB. Kurva tersebut menunjukkan bentuk U-terbalik Kuncoro, 2004.
Gambar 2.1. Kurva disparitas pembangunan antarwilayah Kurva Kuznet āUā terbalik
Sumber : Kuncoro, 2004 Profesor Kuznets dalam Jhingan 2010 mengemukakan enam
karakteristik atau ciri pertumbuhan ekonomi modern yang bisa ditemui di hampir semua negara yang sekarang maju sebagai berikut :
1. Laju pertumbuhan penduduk dan produk per kapita, ditandai dengan laju kenaikan produk per kapita yang tinggi dibarengi dengan laju pertumbuhan
penduduk yang cepat. 2. Peningkatan Produktivitas, semakin meningkatnya laju produk per kapita
terutama sebagai akibat adanya perbaikan kualitas input yang meningkatkan efisiensi atau produktivitas per unit input.
3. Laju perubahan struktural yang tinggi, peralihan kegiatan pertanian ke nonpertanian, dari industri ke jasa, perubahan dalam sekala unit-unit produktif
P enda
pa tan p
er ka
p it
a
Inde ks
Wi ll
ia m
son
Pertumbuhan PDRB
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
dan peralihan dari perusahaan perseorangan menjadi perusahaan berbadan hukum serta perubahan status kerja buruh.
4. Urbanisasi, ditandai dengan semakin banyak penduduk di Negara maju yang berpindah dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan .
5. Ekspansi Negara Maju, Adanya kecenderungan negara-negara yang mulai atau sudah maju perekonomiannya untuk berusaha merambah bagian-bagian dunia
lainnya sebagai daerah pemasaran dan sumber bahan baku yang baru. 6. Arus barang modal dan orang antarbangsa.
Mengikuti Hipotesa Neo-Klasik, variabel yang dapat digunakan sebagai independent variabel adalah pendapatan per kapita yang menunjukan tingkat
pembangunan suatu Negara. Ada beberapa faktor lain yang juga menentukan perubahan ketimpangan pembangunan antarwilayah berdasarkan analisis Teori
Pertumbuhan Ekonomi Wilayah. Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, variabel- variabel tersebut antara lain adalah : konsentrasi kegiatan ekonomi antardaerah,
mobilisasi barang perdagangan dan faktor produksi antardaerah serta alokasi investasi pemerintah dan swasta antarwilayah dan lain-lainya. Bahkan kebijakan
pembangunan wilayah yang dilakukan oleh suatu daerah dapat pula memengaruhi ketimpangan pembangunan wilayah bersangkutan Sjafrizal, 2012.
Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat mencerminkan keberhasilan pembangunan pada wilayah tersebut. Apabila suatu wilayah dapat meningkatkan
laju pertumbuhan ekonominya maka wilayah tersebut dapat dikatakan sudah mampu melaksanakan pembangunan ekonomi dengan baik. Akan tetapi yang
masih menjadi masalah dalam pembangunan ekonomi ini adalah apakah pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu wilayah sudah merata di seluruh
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
lapisan masyarakat. Harapan pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan dapat meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat. Ketika pendapatan per kapita
meningkat dan merata maka kesejahteraan masyarakat akan tercipta dan disparitas
akan berkurang.
Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi
kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya Kuznet dalam
Jhingan, 2010. Tarigan 2004 menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi wilayah daerah
sebagai pertambahan pendapatan masyarakat, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah value added yang terjadi di wilayah daerah tersebut.
Untuk mempermudah pemahaman kita tentang konsep penelitian ini, maka dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
Gambar. 2.2. Kerangka Pemikiran Disparitas Pembangunan
Fisik X
1
Disparitas Pembangunan Ekonomi X
2
Disparitas Pembangunan Sosial X
3
Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Kepulauan
Nias Y
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA