Pengujian Hipotesis Hasil Penelitian 1. Gambaran umum kabupaten kota di Kepulauan Nias

sebesar 0,449, 0,356, 0,447, sedangkan nilai VIF Variance Infloating Factor variable disparitas pembangunan fisik X 1 , ekonomi X 2 dan sosial X 3 masing- masing sebesar 2,229 , 2,810 dan 2,235. Dengan melihat nilai VIF 10, maka pada model regresi yang terbentuk tidak terjadi gejala multikolinier.

4.1.8 Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa model telah dapat digunakan untuk dilakukan pengujian analisa regresi berganda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipótesis. Hipotesis yang akan diuji adalah disparitas pembangunan antarkabupaten kota berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah KepulauanNias. Ringkasan hasil pengujian hipótesis dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini: Table 4.6 Ringkasan pengujian hipotesis Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std.Error Beta 1 Constant X 1 X 2 X 3 1.020 .181 .254 .350 .291 .084 .121 .119 .248 .270 .337 3.499 2.164 2.105 2.942 .001 .034 .039 .004 R = 0,764 R 2 = 0,583 Adjusted R 2 = 0,566 F = 33,123 Sig. F = 0,000 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer 2013 lampiran 7 Nilai R pada intinya untuk mengukur seberapa besar hubungan antara independen variabel dengan dependen variabel. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai R sebesar 0,764, hal ini menunjukkan bahwa variabel disparitas UNIVERSITAS SUMATRA UTARA pembangunan antarakabupaten kota mempunyai hubungan yang kuat dengan pertumbuhan ekonomi wilayah Kepulauan Nias. Sedangkan nilai R square R 2 atau nilai koefisien determinasi merupakan besarnya konstribusi variabel bebas terhadap variabel tergantungnya. Nilai R 2 adalah antara nol dan satu. Semakin tinggi koefisien determinasi maka semakin tinggi variabel bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel tergantungnya dependen. R atau Multiple R menunjukkan korelasi antara varibel bebas dengan variabel tergantung sebesar 0,764. Dalam hal ini karena regresi linier berganda dengan tiga variabel bebas maka dikatakan bahwa korelasi berganda antara disparitas pembangunan fisik X 1 , ekonomi X 2 dan sosial X 3 antarkabupaten kota terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah Kepulauan Nias adalah sebesar 0,764. R Square atau koefisien determinasi sebesar 0,583 berarti bahwa variasi pertumbuhan ekonomi wilayah Kepulauan Nias dapat dijelaskan oleh variasi disparitas pembangunan fisik, ekonomi dan sosial antarkabupaten kota sebesar 58,3 persen atau variabel disparitas pembangunan fisik, ekonomi dan sosial mampu memengaruhi pertumbuhan ekonomi wilayah sebesar 58,3 persen. Dari uji ANOVA atau F test, di dapat F hitung dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka hasil dari model regresi menunjukkan bahwa disparitas pembangunan antarkabupaten kota berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah Kepulauan Nias. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA 4.2. Pembahasan 4.2.1. Deskripsi indeks disparitas wilayah