Uji Normalitas. Uji Multikolinieritas

penelitian ini oleh karena variabel bebas independent variable yang digunakan lebih satu, dan uji autokorelasi tidak dilakukan oleh karena jangka waktu data amatan tidak bersifat time-series. Teknik analisis uji asumsi klasik yang digunakan meliputi terdiri dari :

3.9.1. Uji Normalitas.

Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Asumsi distribusi normal diperiksa dengan menggunakan grafik Normal Probability Plot atau Histogram dengan kriteria bila data mengikuti garis normal pada grafik histogram maka diasumsikan data berdistribusi normal. Untuk menghindari subjektivitas pengamatan juga digunakan alat anĂ¡lisis pengujian normalitas dengan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria pengujian : jika nilai signifikansinya 0,05 maka dinyatakan bahwa variabel penelitian berdistribusi secara normal Priyatno, 2011.

3.9.2. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah: a. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir. b. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinieritas, yaitu : a. Mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independent A dan B saling berkolerasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi. b. Menggunakan metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi Ridge. Pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antara variabel bebas independent variable. Jika nilai koefisien determinasi R 2 lebih besar dari nilai koefisien korelasi parsial semua variabel bebasnya maka model tersebut tidak mengandung multikoliner. Disamping dengan melakukan uji korelasi tersebut, pengujian ini juga dapat dilakukan dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor dari model penelitian, jika nilai VIF tidak lebih dari 10 Suliyanto, 2011, maka model dinyatakan tidak terdapat gejala multikolinier.

3.9.3. Uji Heteroskedastisitas