2.4 Testis
2.4.1 Anatomi Testis
Sistem reproduksi pria terdiri dari dua bagian yaitu luar dan dalam, dimana testis merupakan organ reproduksi bagian dalam. Testis
merupakan kelenjar kelamin jantan pada hewan dan manusia. Testis berjumlah dua buah yang memiliki struktur berbentuk oval, agak
gepeng dengan panjang sekitar 4 cm dan diameter sekitar 2,5 cm dengan berat berkisar 10
–15 gram. Bersama epididimis, testis berada di dalam skrotum yang merupakan sabuah kantung ekstra abdomen
tepat di bawah penis Heffner Schust, 2006.
Permukaan masing –masing testis tertutup oleh lamina viseralis tunika
vaginalis, kecuali pada tempat perlekatan epididimis dan funiculus spermaticus. Tunika vaginalis ialah sebuah kantong peritoneal yang
membungkus testis dan berasal dari processus vaginalis embrional. Lamina parietalis tunika vaginalis melekat pada testis dan epididimis.
Terdapat rongga yang memisahkan antara lamina parietalis dan lamina viseralis yaitu rongga vaginalis yang berisikan sedikit cairan
dan memungkinkan testis bergerak secara bebas dalam skrotum
Moore Agur, 2012.
Di dalam tunika vaginalis terdapat tunika albuginea yang membagi testis ke dalam septa
–septa. Tiap bagiannya disebut sebagai lobulus. Di setiap 200
–300 lobulus, terdapat tubulus seminiferus yang merupakan tempat sel sperma diproduksi dan sel Leydig. Proses
pembentukan sperma di dalam tubulus seminiferus disebut dengan proses spermatogenesis Tortora Derrickson, 2011. Tubulus
seminiferus mengandung pembuluh darah, limfe, dan saraf. Tubulus seminiferus menghasilkan sel kelamin pria, yaitu spermatozoa,
sedangkan sel Leydig mensekresikan androgen testis Mescher, 2012.
Testis diperdarahi oleh arteri testicularis yang berasal dari pars abdominalis aorta, tepat pada bagian kaudal arteri renalis. Vena
vena meninggalkan testis dan berhubungan dengan pleksus pampiniformis
yang melepaskan vena testicularis dalam canalis inguinalis. Limfe dari testis disalurkan ke nodi lymphoidei lumbales dan nodi
lymphoidei pre –aortici. Saraf autonom testis berasal dari pleksus
testicularis sekeliling arteri testicularis. Saraf ini mengandung serabut parasimpatis dari nervus vagus dan saraf simpatis dari segmen
medulla spinalis thorakal tujuh Moore Agur, 2012.
Gambar 3. Anatomi Struktur Testis Sumber: Mescher, 2012.
2.4.2 Fisiologi Testis
Pada mudigah, testis berkembang dari gonadal bridge yang terletak di bagian belakang rongga abdomen. Pada saat bulan
–bulan terakhir kehidupan janin, testis mulai turun secara perlahan
–lahan, menelusuri rongga abdomen melalui kanalis inguinalis ke dalam skrotum
Sherwood, 2012. Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin, karena memproduksi testosteron yang dihasilkan oleh sel
Leydig yang berpengaruh pada sifat –sifat jantan dan berperan dalam
spermatogenesis. Dan juga sebagai kelenjar eksokrin karena
menghasilkan spermatozoa Heffner Schust, 2006.
Setiap testis ditutupi dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albuginea, bagian tipisnya atau septa akan memasuki organ untuk membelah
menjadi lobus yang mengandung beberapa tubulus disebut tubulus seminiferus. Bagian tunika memasuki testis dan bagian arteri
testicular yang masuk disebut sebagai hilus Guyton Hall, 2008. Di dalam testis terdapat dua komponen penting yaitu komponen
spermatogenesis dan
komponen interlobular.
Komponen spermatogenesis terdiri dari sel germinal dan sel Sertoli pada tubulus
seminiferus. Komponen interlobular terdiri dari sel interstesial Leydig dan jaringan peritubular serta sistem vaskular dan limfatik Sherwood,
2012; Guyton Hall, 2008.
Sekitar 80, testis terdiri dari tubulus seminiferus yang berkelak
kelok, yang di dalamnya berlangsung spermatogenesis. Tubulus yang berkelak
–kelok dalam lobulus semua duktusnya kemudian meninggalkan testis dan masuk ke dalam epididimis
Sherwood, 2012. Tubulus seminiferus merupakan tempat terjadinya spermatogenesis. Tubulus seminiferus di kelilingi oleh membran
basal. Di dekat membran basal ini terdapat sel progenitor untuk produksi spermatozoa. Epitel yang mengandung spermatozoa yang
sedang berkembang disepanjang tubulus disebut epitel seminiferus
atau epitel germinal Heffner Schust, 2006.
Pada potongan melintang testis, spermatosit dalam tubulus berada dalam berbagai tahap pematangan. Di antara spermatosit terdapat sel
Sertoli. Sel ini berperan secara metabolik dan struktural untuk menjaga spermatozoa yang sedang berkembang. Sel Sertoli
memfagosit sitoplasma spermatid yang telah dikeluarkan. Sel ini juga berfungsi pada proses aromatisasi prekursor androgen menjadi
estrogen, suatu produk yang menghasilkan pengaturan umpan balik lokal pada sel Leydig yang memproduksi androgen. Selain itu sel
Sertoli juga menghasilkan protein pengikat androgen. Produksi androgen sendiri terjadi di dalam kantong dari sel khusus atau sel
Leydig yang terdapat di daerah interstitial antara tubulus –tubulus
seminiferus Heffner Schust, 2006.