membentuk energi dalam bentuk ATP. Pembentukan ATP tersebut membutuhkan O
2
, tetapi tidak semua O
2
berikatan dengan hidrogen untuk membentuk air, sekitar 4
–5 berubah menjadi radikal bebas Ngurah, 2007; Figueiredo et al., 2008; Marciniak et al., 2009.
2.6.4 Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menangkal atau meredam dampak negatif oksidan dalam tubuh dengan cara
mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitasnya bisa dihambat Winarsi, 2007. Antioksidan
dapat digolongkan menjadi antioksidan enzimatis dan non –enzimatis.
Antioksidan enzimatis disebut juga antioksidan primer atau antioksidan endogen, diantaranya glutathione peroxidase GPx,
katalase, dan superoxide dismutase SOD. Sedangkan, antioksidan non
–enzimatis disebut juga antioksidan sekunder atau antioksidan eksogen, digolongkan sebagai yang larut dalam lemak seperti
tokoferol, karotenoid, flavoniod, quinon, dan bilirubin, sementara yang larut dalam air seperti asam askorbat, asam urat, protein pengikat
logam dan protein pengikat heme Prangdimurti, 2007. Di samping itu, dikenal juga antioksidan sintetik seperti butil hidroksi anisol
BHA, butil hidroksi toluen BHT, propil galat PG, tert –butil
hidroksi quinon TBHQ Winarsi, 2007; Prangdimurti, 2007.
2.6.5 Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Manggis
Beberapa peneliti telah banyak melakukan percobaanya terhadap aktivitas antioksidan yang terdapat di dalam ekstrak kulit buah
manggis Garcinia mangostana L.. Metode yang paling sering digunakan adalah 2,2
–difenil–1–pikrilhidrazin DPPH. Metode DPPH pada prinsipnya adalah reaksi penangkapan hidrogen oleh
DPPH dari senyawa antioksidan. Derajat penurunan warna ungu merah DPPH menjadi DPPH dalam bentuk tereduksi yang berwarna
kuning mengindikasikan kemampuan peredaman senyawa tersebut sebagai antiradikal bebas Kosem et al., 2007.
Weecharangsan et al. 2006, mempelajari sifat antioksidan dan
neuroprotektif dari empat jenis ekstrak kulit buah manggis ekstrak air, etanol 50, etanol 95, dan ethyl acetate. Kapasitas antioksidan
tersebut diuji dengan metode DPPH dengan konsentrasi 1; 10; 50 dan 100 μgml pada masing–masing ekstrak. Kapasitas antioksidan
ekstrak tersebut kemudian diuji pada sel neuroblastoma NG108 –15
yang terpapar hidrogen peroksida H
2
O
2
, kedua ekstrak tersebut ekstrak air dan etanol 50 menunjukan kemampuan sebagai
neuroprotektif. Penelitian lain yang dilakukan oleh Chomnawang et al. 2007 dengan menggunakan metode DPPH juga menunjukan
bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis mempunyai kemampuan sebagai antioksidan. Ekstrak tersebut dapat menurunkan produksi
ROS secara signifikan pada sel polymorphonuclear leucocyte PML pada anion superoxide.