2.1.5 Gejala klinis
Gejala klinis yang paling sering muncul pada PPOK adalah batuk, peningkatan produksi mukus, dan sesak napas akibat peningkatan aktivitas. Gejala
klinis dari PPOK akan berjalan progresif. Peningkatan frekuensi dan kualitas gejala klinis akan terjadi dalam proses bertahap. Pada stadium yang sangat parah,
sesak napas akan dirasakan pasien dalam keadaan melakukan aktivitas yang sangat minimal. Pada keadaan ini, akan didapatkan manifestasi berupa
hipoksemia dan pasen membutuhkan suplementasi oksigen.
8,16
Stadium awal PPOK tidak akan menimbulkan gejala apapun sehingga pada saat pemeriksaan fisik pasien akan didapatkan hasil normal. Tanda-tanda
perokok aktif akan tercium aroma rokok dan tanda warna nikotin pada kuku pasien. Pada pasien dengan stadium berat, ketika pemeriksaan fisik akan
didapatkan pemanjangan fase ekspirasi dan wheezing ekspiratorik. Hiperinflasi yang ditandai dengan barrel chest dan peningkatan volume paru akan terlihat jika
dilakukan perkusi. Pasien dengan predominan emfisema dideskripsikan ‘pink puffer’ karena tidak terdapatnya sianosis, namun terlihat penggunaan otot
aksesoris untuk bernapas. Pasien dengan bronkhitis kronik akan dideskripsikan ‘blue bloater’ karena sianosis lebih terlihat dan terjadi retensi cairan. Stadium
Gambar 2.1 Proses inflamasi yang disebabkan oleh konsumsi rokok.
8
yang sangat berat terkadang disertai systemic wasting yang ditandai dengan penurunan berat badan.
5,8,16
2.1.6 Pencegahan
PPOK merupakan penyakit dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Tindakan preventif akan sangat berguna untuk mengurangi angka penderita
PPOK. Berikut ini adalah beberapa cara untuk mencegah PPOK, yaitu : 1.
Hindari konsumsi rokok Penghentian konsumsi rokok dapat mengurangi risiko terjadinya
PPOK, terutama pada penderita defisiensi AAT. Individu dengan defisiensi AAT, jika diberikan AAT akan menurunkan risiko untuk
menderita PPOK.
4,18
2. Hindari polusi udara
Polusi udara seperti zat kimia dan zat sisa pembakaran dapat menyebabkan PPOK meskipun dengan kemungkinan jauh lebih kecil
dibandingkan dengan konsumsi rokok. Namun, paparan zat tersebut dapat memperparah kondisi pasien yang sudah menderita PPOK.
4,18
2.2 Chronic Obstructive Pulmonary Disease Population Screener