Hubungan karakteristik responden dengan tingkat risiko PPOK

terpenuhi yaitu jumlah expected count yang 5 terdapat pada 33 sel dimana seharusnya hanya boleh 20 sel. Variabel bebas yang digunakan adalah jenis kelamin, usia, gejala dan faktor risiko PPOK yang akan dianalisis terhadap variabel terikat yaitu tingkatan risiko PPOK. Jika p-value bernilai 0,05 maka terdapat hubungan yang bermakna antara variabel bebas dan terikat dengan derajat kepercayaan mencapai 95.

4.3.1 Hubungan karakteristik responden dengan tingkat risiko PPOK

Tabel 4.8 Hubungan jenis kelamin dengan tingkat risiko PPOK Jenis kelamin Tingkat risiko PPOK Total Rendah Tinggi Laki-laki 35 6 41 Perempuan 92 1 93 Total 127 7 134 P-value = 0,003 Dari tabel 4.8 didapatkan hasil laki-laki memiliki risiko tinggi terhadap PPOK sebanyak 8 responden dibandingkan perempuan yang hanya berjumlah 1 orang. Sebaliknya perempuan memiliki risiko rendah lebih besar sebanyak 92 responden dibandingkan laki-laki yang hanya berjumlah 35 responden. Hasil ini memiliki hubungan bermakna karena hasil p-value = 0,003 0,05. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rycroft 5 bahwa 2,3 sampai 8,4 kematian yang disebabkan PPOK, proporsi laki-laki lebih besar jika dibandingkan dengan proporsi wanita dengan rentang usia 65-74 tahun. Meskipun konsumsi rokok dapat menjelaskan perbedaan proporsi antara laki-laki dan perempuan, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menjelaskan perbedaan proporsi tersebut tanpa faktor yang mempengaruhi seperti konsumsi rokok. 5,10,16 Tabel 4.9 Hubungan usia dengan tingkat risiko PPOK Dari tabel 4.9 didapatkan bahwa jumlah responden risiko tinggi PPOK dengan ≥ 60 tahun berjumlah 4 orang dibandingkan dengan responden dengan usia 35-59 tahun sebanyak 3 orang responden. Sebaliknya, responden dengan usia 35-59 tahun yang berisiko rendah PPOK berjumlah 106 orang, lebih banyak jika dibandingkan responden dengan usia ≥ 60 tahun yang berjumlah 21 orang responden. Hasil ini memiliki hubungan bermakna karena hasil p-value = 0,023 0,05. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rycroft 5 bahwa kematian yang disebabkan oleh PPOK sebagian besar merupakan individu yang berusia 65-74 tahun. Hal ini dijelaskan juga oleh Akkermans 8 dalam studinya bahwa prevalensi individu yang terdiagnosis PPOK melalui pemeriksaan spirometri merupakan individu yang berusia lanjut. Menurut Akkermans 8 , terdapat hubungan bermakna antara usia lanjut dengan angka kejadian PPOK p-value = 0,001. 5,8 Tabel 4.10 Hubungan status pekerjaan dengan tingkat risiko PPOK Dari tabel 4.10 didapatkan jumlah responden risiko tinggi yang bekerja sebanyak 3 orang, sedangkan responden risiko tinggi yang tidak bekerja Usia Tingkat risiko PPOK Total Rendah Tinggi 35-59 tahun 106 3 109 ≥ 60 tahun 21 4 25 Total 127 7 134 P-value = 0,023 Status pekerjaan Tingkat risiko PPOK Total Rendah Tinggi Bekerja 86 3 89 Tidak bekerja 41 4 45 Total 127 7 134 P-value = 0,224 berjumlah 4 orang. Sebaliknya, responden risiko rendah yang bekerja berjumlah 86 orang, lebih banyak jika dibandingkan dengan responden risiko rendah yang tidak bekerja dengan jumlah 41 orang. Hasil ini memiliki hubungan yang tidak bermakna dengan p-value = 0,224 0,05. Hasil yang kurang bermakna dapat terjadi karena penelitian ini tidak mencantumkan jenis pekerjaan responden. Jenis pekerjaan sangat berpengaruh terhadap risiko terjadinya PPOK karena ada beberapa pekerjaan yang mempunyai paparan langsung terhadap polusi udara. Zat-zat polusi udara merupakan salah satu penyebab terjadinya proses inflamasi kronik pada kasus PPOK. 3,5

4.3.2 Hubungan gejala awal dengan tingkatan risiko PPOK