4.2 Analisis Univariat
Variabel yang terdapat pada penelitian ini akan dideskripsikan dengan analisis univariat yang akan memberikan gambaran terhadap karakteristik
responden. Variabel bebas pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, jenjang pendidikan terakhir, faktor risiko dan gejala PPOK. Variabel
terikat pada penelitian ini adalah risiko rendah dan tinggi dari PPOK. Sampel pada penelitian ini berjumlah 134 responden dengan batas minimal sampel berjumlah
40 responden.
4.2.1 Gambaran karakteristik responden
Karakteristik responden penelitian ini digambarkan melalui sebaran responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan jenjang pendidikan
terakhir.
Tabel 4.4 Sebaran karakteristik responden. N=134
Variabel Kategori
N
Jenis kelamin Laki-laki
41 30,6
Perempuan 93
69,4 Usia
35-59 tahun 109
81,3 ≥
60 tahun 25
18,7 Pekerjaan
Bekerja 46
34,3 Tidak bekerja
88 65,7
Pendidikan terakhir Rendah
76 56,7
Menengah 56
41,8 Tinggi
2 1,5
Dari tabel 4.3 didapatkan bahwa responden laki-laki berjumlah 41 orang 30,6 dan responden perempuan berjumlah 93 orang 69,4
Responden pada range usia 35-59 tahun berjumlah 109 orang 81,3 sedangkan responden yang berusia lebih dari 60 tahun berjumlah 25 orang
18,7. Usia seluruh responden sesuai dengan kriteria inklusi, yaitu lebih dari 35 tahun.
Pekerjaan responden terbagi menjadi dua kategori, yaitu bekerja dan tidak bekerja. Sebanyak 46 responden 34,3 bekerja sedangkan sebanyak 88
responden 65,7 tidak bekerja. Pendidikan terakhir responden dibagi menjadi tiga kategori, yaitu
pendidikan terakhir rendah, menengah, dan tinggi. Kelompok yang termasuk dalam kategori pendidikan terakhir rendah adalah responden yang tidak sekolah,
tidak lulus SD, dan lulus SD. Kelompok yang termasuk dalam kategori pendidikan terakhir menengah adalah responden yang telah lulus SMP dan lulus
SMA. Kelompok yang termasuk dalam kategori pendidikan terakhir tinggi adalah responden yang telah lulus perguruan tinggi atau sarjana. Dari tabel diatas,
sebanyak 76 responden 56,7 termasuk dalam kategori pendidikan rendah, 56 responden 41,8 termasuk dalam kategori pendidikan terakhir menengah, dan 2
responden 1,5 berpendidikan tinggi.
4.2.2 Gambaran gejala awal PPOK pada responden
Variabel gejala PPOK pada penelitian ini diambil berdasarkan gejala yang termasuk ke dalam item kuesioner COPD Risk Screener. Gejala-gejala tersebut
merupakan gejala PPOK yang dapat dideteksi sedini mungkin sehingga responden dapat menghindari faktor yang berisiko menyebabkan PPOK.
Tabel 4.5 Sebaran gejala awal PPOK pada responden
Variabel Kategori
N
Sesak napas Tidak pernah
114 85,1
Jarang 11
8,2 Beberapa kali
2 1,5
Sering 3
2,2 Setiap saat
4 3,0
Produksi dahak Tidak pernah
53 39,6
Ketika ISPA 70
52,2 Beberapa hari setiap bulan
4 3,0
Setiap hari 7
5,2
Aktivitas anda terganggu oleh
masalah pernapasan Sangat tidak setuju
65 48,5
Tidak setuju 49
36,6 Tidak yakin
4 3,0
Setuju 13
9,7 Sangat setuju
3 2,2
Dari tabel 4.5 didapatkan bahwa sebanyak 114 responden 85,1 tidak pernah mengalami sesak napas, 11 responden 8,2 jarang mengalami sesak
napas, 2 responden 1,5 beberapa kali mengalami sesak napas, 3 responden 2,2 sering mengalami sesak napas, dan 4 responden 3,0 mengalami sesak
napas setiap saat. Untuk responden yang sering dan setiap saat mengalami sesak napas
segera disarankan untuk melakukan pemeriksaan spirometri untuk mengetahui apakah responden tersebut mengalami sesak napas yang dikarenakan PPOK atau
sesak napas karena penyakit lain seperti gagal jantung, asma, dan lain sebagainya. Selain itu juga responden tersebut diberikan pertanyaan lebih lanjut mengenai
sesak napas yang dialami untuk mengetahui etiologi penyebab sesak napas.
5,10,14
Dari tabel 4.5 didapatkan bahwa sebanyak 53 responden 39,6 tidak pernah mengeluarkan dahak atau lendir, 70 responden 52,2 mengeluarkan
dahak hanya ketika ISPA, 4 responden 3,0 mengeluarkan dahak hanya beberapa hari setiap bulan, dan 7 responden menyatakan setiap hari merasakan
setiap hari mengeluarkan dahak. Responden yang merasakan saluran pernapasannya dipenuhi oleh dahak
atau lendir memiliki faktor risiko untuk terjadinya PPOK. Dahak merupakan hasil sekresi dari sel goblet saluran pernapasan akibat adanya proses inflamasi yang
terjadi. Hal ini dapat disebabkan oleh asap rokok, polusi udara, maupun riwayat alergi yang dimiliki oleh responden. Proses inflamasi yang terjadi dalam jangka
waktu yang lama merupakan patofisiologi penyebab terjadinya PPOK.
5,10,14
Dari tabel 4.5 didapatkan bahwa sebanyak 65 responden 48,5 menyatakan sangat tidak setuju jika aktivitas mereka terganggu oleh masalah
pernapasan, 49 responden 36,6 tidak setuju, 4 responden 3,0 tidak yakin, 13 responden 9,7 setuju, dan 2 responden 2,2 menyatakan sangat setuju
jika aktivitas mereka berkurang akibat masalah pernapasan yang dirasakan. Produksi dahak atau mukus akibat teproses inflamasi kronik menyebabkan
terjadinya penyempitan lumen saluran napas. Hal ini mengakibatkan penurunan asupan oksigen ketika seorang individu melakukan aktivitas fisik. Penurunan
asupan oksigen ini akan membuat pasien merasa sesak ketika melakukan aktivitas fisik.
5,10,14
4.2.3 Gambaran faktor risiko PPOK pada responden