berjumlah 4 orang. Sebaliknya, responden risiko rendah yang bekerja berjumlah 86 orang, lebih banyak jika dibandingkan dengan responden risiko rendah yang
tidak bekerja dengan jumlah 41 orang. Hasil ini memiliki hubungan yang tidak bermakna dengan p-value = 0,224 0,05.
Hasil yang kurang bermakna dapat terjadi karena penelitian ini tidak mencantumkan jenis pekerjaan responden. Jenis pekerjaan sangat berpengaruh
terhadap risiko terjadinya PPOK karena ada beberapa pekerjaan yang mempunyai paparan langsung terhadap polusi udara. Zat-zat polusi udara merupakan salah
satu penyebab terjadinya proses inflamasi kronik pada kasus PPOK.
3,5
4.3.2 Hubungan gejala awal dengan tingkatan risiko PPOK
Tabel 4.11 Hubungan sesak dengan tingkat risiko PPOK
Dari tabel 4.11 didapatkan bahwa jumlah responden risiko tinggi yang pernah mengalami gejala sesak sebanyak 5 orang responden lebih banyak jika
dibandingkan dengan responden risiko tinggi yang tidak pernah mengalami gejala sesak, yaitu sebanyak 2 orang respoden. Sebaliknya, jumlah responden risiko
rendah yang tidak pernah mengalami gejala sesak berjumlah sebanyak 123 orang responden lebih banyak jika dibandingkan dengan responden risiko rendah
yangpernah mengalami gejala sesak napas. Hasil ini memiliki hubungan bermakna karena nilai p-value = 0,0001 0,05.
Gejala sesak Tingkat risiko PPOK
Total Rendah
Tinggi
Tidak pernah 123
2 125
Pernah sesak 4
5 9
Total 127
7 134
p-value = 0,0001
Tabel 4.12 Hubungan masalah pernapasan dengan tingkat risiko PPOK
Dari tabel 4.12 didapatkan bahwa jumlah responden risiko tinggi yang menyatakan setuju jika aktivitasnya terganggu akibat masalah pernapasan
sebanyak 5 orang lebih banyak jika dibandingkan dengan responden risiko tinggi yang tidak setuju jika aktivitasnya terganggu oleh masalah pernapasan yang
berjumlah sebanyak 2 orang responden. Sebaliknya responden risiko rendah yang tidak setuju jika aktivitasnya terganggu akibat masalah pernapasan yang
berjumlah sebanyak 116 orang lebih banyak jika dibandingkan dengan responden risiko rendah yang tidak setuju jika aktivitasnya terganggu akibat masalah
pernapasan yang yang berjumlah sebanyak 11 orang responden. Hasil ini bermakna karena nilai p-value = 0,0001 0,05.
Tabel 4.13 Hubungan produksi dahak dengan tingkat risiko PPOK
Selalu mengeluarkan
dahak Tingkat risiko PPOK
Total Rendah
Tinggi
Tidak setuju 121
2 123
Setuju 6
5 11
Total 127
7 134
p-value = 0,0001
Dari tabel 4.13 didapatkan bahwa responden risiko tinggi yang setuju jika merasa selalu mengeluarkan dahak berjumlah sebanyak 5 orang lebih banyak jika
dibandingkan dengan responden risiko tinggi yang setuju jika merasa selalu
Aktivitas terganggu akibat
masalah pernapasan
Tingkat risiko PPOK Total
Rendah Tinggi
Tidak setuju 116
2 118
Setuju 11
5 16
Total 127
7 134
p-value = 0,0001
mengeluarkan dahak berjumlah sebanyak 2 orang responden. Sebaliknya, responden risiko rendah yang tidak setuju jika merasa selalu mengeluarkan dahak
berjumlah sebanyak 121 orang lebih banyak jika dibandingkan dengan responden risiko rendah yang setuju jika merasa selalu mengeluarkan dahak yang berjumlah
sebanyak 6 orang responden. Hasil ini bermakna karena nilai p-value = 0,0001 0,05.
Hasil ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Roberto de Marco
14
yang menyebutkan bahwa gejala awal yang disebabkan oleh hiperresponsivitas saluran pernapasan mempunyai hubungan yang bermakna
untuk angka kejadian PPOK. Hiperresponsivitas saluran pernapasan mempunyai manifestasi
berupa sesak
napas dan
peningkatan produksi
mukus. Hiperresponsivitas saluran pernapasan merupakan salah satu tanda kardinal asma
bronkial, namun apabila proses ini terjadi secara kronik maka akan terjadi kerusakan irreversibel jaringan saluran pernapasan yang mengakibatkan
PPOK.
3,9,10,12,14
4.3.3 Hubungan faktor risiko dengan tingkat risiko PPOK