28
saat genting, di mana nyawa sang tokoh utama terancam, biasanya akan muncul sosok misterius yang menjadi dewa penyelamat.
4. Ciri Khas Manga
Manga merupakan komik dari Jepang yang memiliki ciri khas
tersendiri dibanding komik lainnya. Dilihat dari cara penggambarannya tokoh-tokoh manga selalu digambarkan dengan mata besar. Penggambaran
mata besar ini yang menjadi ciri khas dari manga dari pertama dibuat sampai saat ini. Selain itu dalam manga tokohnya selalu digambarkan
menjadi perempuan cantik maupun laki-laki tampan dengan wajah yang mungil, badan yang langsing dan kaki yang panjang.
Manga mulai menemukan ciri khasnya setelah perang dunia ke-2.
Salah satu pelopornya adalah Fujiko Fujio yang sukses dengan Doraemon. Ciri khas itu meliputi karakter wajah serta
penceritaan. Tokoh-
tokoh manga kini bermata besar,memiliki raut wajah halus dan pipi bulat, hidung sempit dan bibir tipis.”
26
Manga juga selalu memberikan cerita sederhana dalam kehidupan
sehari-hari seperti, kehidupan sekolah. melalui manga juga diceritakan tentang kebiasaan-kebiasaan masyarakat Jepang sehari-hari maupun
tentang festival yang menjadi kebudayaan Jepang. Banyak cerita manga yang menceritakan tentang budaya minum teh di Jepang yang disebut
dengan cha no yu maupun budaya hanami yaitu kegiatan melihat bunga
26
http:naburo.wordpress.com20121127sejarah-manga-dan-jenis-jenis-manga-di-jepang
diakses pada tanggal 24 April 2014, pukul 14:55 WIB
29
sakura beramai-ramai di musim semi.
C. Minat Baca 1. Pengertian Minat Baca
“Minat adalah suatu keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.”
27
Minat baca berarti suatu keinginan yang tinggi yang dimiliki seseorang terhadap buku sehingga menimbulkan keinginan untuk
membacanya. “Minat baca suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga
mengarahkan anak untuk membaca dengan kemauannya sendiri”
28
Ada pula baca atau membaca bila diartikan berarti upaya memahami makna pesan dari penulis. Maka dapat disimpulkan bahwa
deinisi minat
baca berarti
“adanya perhatian atau kesukaan
kecenderungan hati membaca”.
29
Minat baca adalah kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca.
Orang yang memiliki minat baca tinggi senantiasa mengisi waktu luang dengan membaca sehingga ia senantiasa haus terhadap bacan. Minat
baca aadalah modal utama dalam membiasakan membaca kepada anak- anak. Peran serta keluarga menjadi yang utama ketika mengenalkan
bacaan kepada anak-anak. Anak-anak harus didekatkan pada buku sejak kecil untuk membentuk mereka menjadi manusia yang berwatak, arif
27
Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat Edisi Revisi Jakarta: Sagung Seto, 2006, h. 107
28
Liliawati. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua, Simulasi Membaca Dari Orang Tua dan Intelegensi dengan Minat Membaca Pada Anak
Yogyakarta: Fakultsa Psikologi Universitas Gadjah Mada,1998, h.34.
29
A. Ridwan Siregar. Perpustakaan: Energi Pembangunan Bangsa Medan: USU,2004, H.28
30
berwawasan dan beritelegensia tinggi sehingga peran orang tua sangat menentukan pembentukan pribadi anak-anak tersebut.
Menurut Murti Bunanta “ orang tua berperan untuk meningkatkan kesadaran, tanggung jawab dan kewajiban mereka, baik dalam hal
menyeleksi acara televise ataupun bacaan.”
30
Minat baca yang terbentuk sejak kecil akan membuat anak-anak menikmati bacaan mereka sehingga
dari perasaan nyaman yang lahir ini akan merubah menjadi kebutuhan bagi mereka sampai dewasa nanti. “Membaca bukan sekedar hobi, tapi sebuah
konsep”
31
Menurut seorang periset Amerika Jeanne S. Chall dalam Stages of Reading Development membaca sesuai tingkat usia dan pengalaman
pendidikannya, digolongkan dalam enam tingkatan ideal, yakni:
32
Tingkat 0: pre-reading dan pseudo-reading, 6 tahun ke bawah Tingkat 1: membaca awal dan decoding, 6-7 tahun
Tingkat 2: konfirmasi dan kelancaran, 7-8 tahun Tingkat 3: membaca untuk belajar, 9-14 tahun
Tingkat 4: membaca untuk belajar, 14-17 tahun Tingkat 5: konstruksi dan rekonstruksi, 18 tahun ke atas
Membiasakan membaca sejak dini akan menghasilkan generasi yang gemar membaca ketimbang generasi yang hobi mendengar saja.
Banyak anak-anak saat ini lebih suka mendengarkan dibanding membaca
30
Murti Bunanta. Buku, Mendongeng dan Minat Baca Jkarta: Pustaka Tangaa, 2004, h. 98
31
Raghib As-Sirjani. Spiritual Reading: Hidup Lebih Bermakna Dengan Membaca Solo: Aqwam, 2007, h. 15
32
http:dessyharisanty.web.ugm.ac.id?m=200804 diakses pada tanggal 4 Juli 2014 pukul 14:04
WIB
31
selain itu faktor televisi sebagai media hiburan juga mempengaruhi minat baca pada anak-anak.
Televisi juga internet masih menjadi penyebab penurunan minat baca khususnya bagi anak-anak di Indoensia. Kemajuan teknologi ini
seperti bukan hanya menjadi kebutuhan tambahan sebagai hiburan saja tetapi juga menjadi faktor yang kian menggeser budaya membaca
khususnya diusia anak-anak.
2. Tujuan Membaca
Tujuan umum membaca adalah untuk mendapatkan informasi baru. Dalam kenyataannya terdapat tujuan yang lebih khusus dari kegiatan membaca
menurut Darmono,
33
yaitu: a. Membaca untuk tujuan kesenangan seperti membaca novel, surat
kabar, majalah dan komik. Cara lain yang bisa dilakukan menurut Davies
34
dengan mengikuti cerita, menikmati suara dan irama atau sajak dari teks literature. Tujuan membaca seperti ini adalah reading
for pleasure dan bacaan yang dijadikan obyek kesenangan ialah bacaan
ringan. b. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan disebut juga dengan
reading for intellectual profit misalnya membaca buku pelajaran dan
buku ilmu pengetahuan. c. Membaca untuk melakukan pekerjaan contohnya para mekanik perlu
membaca buku petunjuk dan ibu-ibu membaca booklet tentang resep
33
Darmono. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja Jakarta: Gramedia Widiasarana, 2007, h.42
34
Davies Florence. Introducing reading London: Penguin English, 1995, h.38