Fatwa perorangan Al-Fatwa Al-Fardi
ialah melakukan penelaahan dan membandingkan, kemudian memilih alasan yang lebih kuat.
Mengambil atau memilih dari sejumlah pendapat orang lain dengan mengetahui dalilnya disebut
ittiba’, oleh ulama fikih dianggap suatu aktifitas yang dihargai. Sebaliknya pengambilan pendapat pada orang lain,
tanpa meneliti dalilnya, menurut al-Qardhawi merupakan taklid buta. Taklid buta ini sangat dicela dalam aspek lingkup ijtihad. Disamping itu, jika
pendapat yang diambil itu diketahui beserta dalilnya, tetapi pendapat itu kurang logis maka tetap berpegang kepadanya merupakan tindakan yang
bodoh. Pendapat yang harus dipegang secara taklid hanyalah dalil qath’i
dalam Al- Qur’an dan sunnah Rasul yang shahih dan absah.
Ijtihad yang sering diserukan oleh para pakar mujtahid kontemporer ialah mengadakan kajian perbandingan studi komparatif diantara berbagai
pendapat tersebut, kemudian diteliti kembali semua dalil nash dan dalil ijtihad yang dijadikan pijakan pendapat itu, akhirnya dapat dipilih fatwa
yang dipandang kuat yang hujjah-nya sesuai dengan tolak ukur yang dipergunakan dalam mentarjih.
19
Terkait dengan kedudukan fatwa kolektif dan fatwa individu sudah barang tentu fatwa yang secara kolektif lebih menjamin kesesuaiannya
untuk kemaslahatan umat, sedangkan fatwa perorangan yang tentunya akan berbeda dengan pandangan beberapa orang, dari berbagai sisi juga dapat
dilihat jika dilakukan secara kolektif hasilnya akan lebih mumpuni, lebih
19
Rohadi Abdul Fatah, Analisis Fatwa Keagamaan Dalam Fikih Islam, h. 140.
memandang dari segala sudut dan aspek. dalam ushul fiqih sendiri, sebuah fatwa tidak mengikat bagi pemohon fatwa, artinya dapat dijalankan
maupunn tidak.
20
20
Wawancara pribadi dengan Prof. Hasanuddin AF, MA. Pada Kamis, 16 Oktober 2015, 08:21 WIB.
52