1. Dalam daftar kepustakaan, Al-Qur’an dicantumkan dalam urutan paling atas,
hal ini untuk menghormati bahwa ayat Al- Qur’an adalah kitab suci umat
Islam yang harus dimuliakan. 2.
Terjemahan Ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Hadist diketik dalam satu spasi, baik yang kurang maupun yang lebih dari enam baris, serta disebutkan surat
dan nomor ayatnya pada akhir ayat dengan mencantumkan footnote.
G. Sistematika Penulisan
Dalam skripsi ini penulis membagi pembahasan ke dalam 5 lima Bab,
dimana masing-masing bab mempunyai sub bahasan, hal ini dimaksudkan untuk
memberikan penekanan pembahasan mengenai topik-topik tertentu dalam penulisan skripsi ini sehingga mendapatkan gambaran dan penjelasan yang utuh.
Lebih jelasnya, gambaran sistematika pembahasan penulisan skripsi ini sebagai berikut:
Bab I merupakan pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian, teknik penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II merupakan tinjauan teoritis mengenai akad jual beli dan wakalah
serta sistem penjualan langsung berjenjang.
Bab III membahas tentang isi fatwa No 83DSN-MUIVI2012 dan fatwa
Syaikh Shalih Al Munajjid No 170594 serta kedudukan fatwa.
Bab IV membahas sisi persamaan dan peredaan kedua fatwa serta analisis komparasi fatwa No 83DSN-MUIVI2012 dengan fatwa Syaikh Shalih Al
Munajjid No 170594.
Bab V penutup yang berisi tentang kesimpulan yang menjawab rumusan
masalah dan saran yang berguna untuk perbaikan di masa yang akan datang.
11
BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG JUAL BELI DAN WAKALAH SERTA
SISTEM PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG A.
Jual Beli 1.
Pengertian Jual Beli
Jual beli dalam istilah fiqih secara etimologi bisa disebut dengan al- bai‟,
al-Tijarah dan al-Mubadalah
1
yang berarti menjual, mengganti, dan menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. Lafal al-
ba‟ dalam bahasa Arab terkadang digunakan untuk pengertian lawannya, yakni kata asy-
syira‟ beli.
2
Dengan demikian, kata al-
bai‟ jual dan asy-syira‟ beli dipergunakan dalam pengertian yang sama.
3
Secara terminologi yang dimaksud dengan jual beli yaitu menukar barang dengan barang atau barang dengan uang yang dilakukan dengan jalan
melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling merelakan.
4
Dapat dipahami bahwa dalam transaksi jual beli ada dua belah pihak yang terlibat, transaksi terjadi pada benda atau harta yang membawa pada
kemaslahatan bagi kedua belah pihak, harta yang diperjualbelikan itu halal, dan kedua belah pihak mempunyai hak atas kepemilikannya untuk selamanya. Selain
itu, inti jual beli ialah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang
1
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010, h. 67.
2
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007, h. 111.
3
Supian dan M. Karman, Materi Pendidikan Agama Islam, Bandung: Rosda Karya, 2004, h. 123.
4
Idris Ahmad, Fiqh Asy- Syafi‟iyah, Jakarta: Karya Indah, 1986, h. 67.