Uji Homogenitas Tes pemahaman konsep Matematik Siswa. Hasil Pengujian Hipotesis

pembelajaran konvensional. Hampir sebagian besar mengeluh dan meminta untuk melakukan pembelajaran seperti biasa yang dilakukan guru matematika di SMP Al-Zahra Indonesia, karena mereka merasa lebih mudah memahami materi dengan pembelajaran konvensional. Namun setelah beberapa kali pertemuan siswa mulai terlihat terbiasa mengikuti ritme pembelajaran menggunakan teknik scaffolding, dan mereka mulai terlihat antusias dalam menyelesaikan soal permasalahan aritmetika sosial dan perbandingan yang dibuat oleh peneliti dalam LKS, walaupun masih ada beberapa siswa yang belum bisa menyelesaikan soal permasalahan yang diberikan. Siswa mulai aktif bertanya dan memberikan feedback dari arahan-arahan yang diberikan oleh guru sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik sampai pertemuan terakhir .Berikut adalah suasana kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan teknik scaffolding: Gambar 4.3 Aktivitas belajar siswa kelas ekperimen Gambar 4.1 memperlihatkan siswa sedang mencoba memahami permasalahan yang ada pada LKS, kemudian menjawab setiap pertanyaan yang ada pada LKS sampai pada titik tidak mampu lagi, kemudian peneliti memberikan bantuan berupa peran dan pertanyaan scaffolding, sehingga memancing siswa untuk dapat memahami permasalahan dan menyelesaikannya pada fase yang lebih tinggi dari sebelum mendapat bantuan dari peneliti. Gambar 4.4 Aktivitas belajar siswa kelas kontrol Proses pembelajaran pada kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional, siswa terlihat pasif dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Hal ini mengakibatkan siswa kesulitan dalam memahami konsep aritmetika sosial dan perbandingan. Tes akhir pemahaman konsep aritmetika siswa dilakukan pada akhir pembelajaran. Soal tes yang diberikan sebanyak 9 soal berupa essay. Dalam penelitian ini terdapat empat indikator pemahaman konsep yang diukur peneliti, yaitu:

a. Menyatakan Ulang Sebuah Konsep

Indikator menyatakan ulang sebuah konsep diwakili oleh soal post test nomor 5. Persentase yang diperoleh dari soal no 5 untuk kelas eksperimen adalah 72,55 dan kelas kontrol dengan persentase 60,78, sedangkan rata-rata nilai menyatakan ulang sebuah konsep siswa kelas eksperimen adalah 2,17 dan kelas kontrol 1,82. Sehingga dapat dikatakan bahwa indikator menyatakan ulang sebuah konsep kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hasil penelitian di atas diperkuat oleh hasil pekerjaan post test yang dikerjakan siswa. Di bawah ini merupakan hasil jawaban salah satu siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dari hasil jawaban post test yang telah dikerjakan oleh siswa, sebagai berikut: Soal nomor 5 “Adipati pergi ke supermarket. Ia ingin membeli chiki. Pada tumpukan chiki dibawah raknya tertulis harga chiki kini hanya Rp2.000,00 dari harga Rp2.500,00. Pada kemasan chiki tersebut tertulis neto 18 g. Sesampainya dirumah, ia menimbang ulang tanpa mengeluarkan isinya dan ternyata beratnya 20 g. Setelah itu ia juga menimbang kemasannya yang beratnya hanya 2 g. Berdasarkan situasi diatas tentukan besar bruto, tara serta hubungannya? ” Soal di atas adalah persoalan membedakan antara bruto, tara dan neto dari permasalah sehari-hari. Untuk dapat menjawabnya, siswa harus memahami apa itu yang dimaksud dengan neto, bruto dan tara. Jika siswa paham dengan konsepnya, maka siswa bisa mengetahui dan membedakan mana yang disebut bruto, neto dan tara serta hubungannya dengan benar. Sehinnga siswa mampu menyatakan ulang konsep bruto, tara dan neto dengan lengkap dengan benar tanpa ada kesalahan.